jeno dan andy hari ini sedang asik jalan-jalan pagi.sedangkan mark,suaminya itu tentu sedang di kantor mengurus perusahaan nya.jeno mengajak andy jalan-jalan pagi sebab dirinya merasa suntuk dirumah terus,akhirnya ia keluar dan membawa sebuah dorongan bayi dan meletakan andy didalam sana.
jeno berjalan kaki menyusuri taman dengan mendorong troli nya dan sesekali tersenyum ramah ketika ada yang menyapa nya.
beruntung andy juga sangat menikmati kegiatan nya,membuat jeno semakin tenang karena anak nya yang betah-betah saja.
"jeno? baru keluar ya?"
jeno mengangguk dan memang senyum nya.
"iya bu,bosen soalnya dirumah terus"
wanita itu mendekati jeno.
"eh,ini nak andy ya? makin ganteng aja ya kayak papi nya.seingat ibu kamu pernah bawa dia jalan-jalan pas umur 5 bulan"
"haha iya bu"
"jeno,kamu kapan punya anak sendiri? apa ngga mau kasih andy adik? kasihan loh ngga ada temen nya dirumah..lagian kamu sama mark udah nikah lama masa belum punya anak juga?"
jeno menahan tangis nya,sungguh kalimat yang menyakitkan. bahkan wanita itu berbicara dengan enteng nya tanpa memikirkan perasaan nya.
"mmm itu masih dipikir-pikir bu,lagian andy juga masih kecil,masih butuh bunda sama papinya."
"iya juga sih,tapi..kamu ngga mandul kan?"
"sa-saya?" wanita itu mengangguk.
"belum tahu bu,mungkin tuhan belum mau kasih aja"
"hmm..yasudah kalau begitu maaf ya jeno udah ganggu waktunya,saya pergi dulu"
jeno mengangguk dan tersenyum membalas kepergian sang wanita itu.jeno meremat pegangan troli bayi itu dan matanya seketika memanas.
jeno menjadi murung seharian ini,andy yang sepertinya mengerti keadaan sang bunda juga terus-terusan mencoba membuatnya tersenyum dengan tingkah lakunya.jeno mungkin tertawa,namun tidak dengan hatinya.
selama pernikahan nya dengan mark,baru kali ini jeno dinasihati seperti itu.namun bukan nya senang jeno malah membencinya.
"nda napa?"
"bunda tidak apa-apa sayang.."
andy melempar mobil-mobilan nya dan langsung memeluk jeno.
"nda,ndii boo"
"andy mau bobo?" anak itu mengangguk.
jeno menggendong dan memasuki kamar andy,menemaninya tidur hingga si kecil benar-benar tertidur.
jika biasanya jeno selalu ikut tertidur kini ia tidak bisa,kepalanya terus mengingat-ngingat pertanyaan itu dan menyamakan nya dengan yang ada di fakta.
tak mau lagi semakin pusing akhirnya jeno memilih untuk berkegiatan saja,ia membersihkan rumah dan juga memasak menyiapkan makan malam.
.
jeno tengah mencuci piring bekas dirinya memasak,namun pikiran nya mendadak kosong membuat piring yang ada ditangan nya meleset dan terjatuh ke lantai.
prangg!
"jeno! jangan!"
jeno tersentak dan langsung menghentikan kegiatan nya yang hendak mengambil pecajan piring itu.
mark yang baru saja pulang dari kantor langsung berlari membuka pintu saat mendengar benda jatuh dari dalam rumah,mark bergegas kedapur dan membantu jeno membersihkan pecahan beling itu lalu membuang nya ketempat sampah.