Masuk sekolah

138 18 1
                                    


.
.
.

~Mansion Smith

Saat tiba dipekarangan mansion yang sangat besar dan megah, Azza menatap mansion itu dengan wajah datarnya, menurutnya mansion ini sangatlah kecil, tidak seperti mansion Hadelson dan mansion miliknya, mulai sekarang ia akan menunjukan sifat aslinya, yaa sifat Ara yang dingin, cuek, tak suka diganggu, jika ketenangannya diganggu maka akan dipastikan orang itu tak akan selamat, itulah sifat Ara yang sebenarnya.

Azza berjalan munuju pintu mansion, dengan santainya ia berjalan hingga tiba di ruang tamu, ia melihat ada dua paru baya, dua lelaki kembar dengan dua pria tampan, dan satu lagi gadis yang seumuran dengannya terlihat menggunakan pakaian yang kurang bahan, dan makeup yang tebal, sudah ia tebak bahwa mereka tak lain adalah orang tua Azza, kaka kembar Azza, kaka pertama Azza, pria yang disukai Azza, namun itu duluh karna, mulai sekarang perasaan itu tak berlaku lagi bagi Azza, dan gadis yang sudah merenggut semua apa yang menjadi milik Azza.

"Masih hidup yah anak sialan ini," suara bariton yang terdengar berat, dan sinis, pemilik suara itu tak lain adalah ayah Azza.

Note : Oke kita perkenalan buat keluarga Azza, nama lengkap Azza, Aletazza Athania Grazella Smith. Nama ayah Azza, Haris Frans Smith, nama ibu Azza  Ayunda Intania Smith, nama kaka kembar Azza, Alvino Karvalo Putra Smith dan Alvano Karvalo Putra Smith, kakak pertama Azza Raden Karvalo Putra Smith, pria yang disukai Azza (tapi duluh ya gays) Aleksandro Alaska Putra Dirgantara dan gadis yang sudah merenggut semua yang menjadi milik Azza adalah Prishyla Fransiska Smith, sebenarnya namanya itu tidak memiliki marga Smith tetapi karna ia sudah menjadi bagian dari keluarga Smith maka namanya pun ditambah dengan marga Smith.

"Gue kira lu udah mati sialan," ucap kaka kembar Azza, Vino. Diantara Vino dan Vano, Vino lah yang lebih tua.

"Kenapa gak mati aja sih lo, karna kalau lo hidup, cuman buat bawa malapetaka di keluarga gue tau gak," timpal Vano.

"Lu tuh nyusain keluarga gue doang," sambung Raden dengan nada dingin.

Jika kalian ingin tau, akibat Azza masuk rumah sakit hingga koma selama seminggu, itu semua karna ulah kelurganya yang selalu menyiksanya.

"𝘎𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘭𝘰 𝘡𝘢," batin Ara kasian pada tubuh yang ia tempati ini.

Ia menatap satu persatu semua keluarga yang ada disana, matanya berhenti pada Laska dan Shyla yang sedang berpegangan tangan, Azza menatap lekat wajah Laska.

Sadar jika keduanya ditatap, Shyla dengan sigap merangkul kuat lengan kekar Laska, agar membuat Azza menjadi cemburu namun sayang Azza sama sekali tidak cemburu, melainkan memberikan tatapan jijik nya.

"𝘈𝘻𝘻𝘢-𝘈𝘻𝘻𝘢 𝘮𝘢𝘶 𝘢𝘫𝘢 𝘭𝘰𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘰𝘥𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘤𝘰𝘸𝘰𝘬 𝘬𝘦𝘬 𝘨𝘪𝘯𝘪, 𝘪𝘶𝘶𝘶𝘸 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘳𝘢 𝘨𝘶𝘦 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵," batin Ara, ia meratapi nasib pemilik tubuh ini, kenapa Azza harus menyukai pria yang menurutnya sama sekali tidak memiliki kadar ketampanan sedikit pun.

"Kenapa lo liatin gue sama Laska gitu, cemburu lo ya," ucap Shyla mengejek Azza.

"Gak penting," ucap Azza dingin, dan langsung pergi menuju kamar nya, tanpa memperdulikan mereka yang mematung ditempat.

"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢?" batin Raden.

"𝘒𝘰𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘦𝘩 𝘺𝘢," batin twnis V

"𝘈𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘦𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘈𝘻𝘻𝘢," batin Laska.

"𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘭𝘰 𝘴ialan" batin Shyla.

Ara or Azza[on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang