.
.
.
.Suara alaram tetap pukul 04 : 00 wib. Seorang gadis terbangun menepuk tangannya tiga kali membuat alaram yang tadinya berdering kini sudah tidak mengeluarkan suara lagi.
Azza, gadis itu melihat betapa lelapnya beberapa manusia yang sekarang masih dalam mimpi mereka masing-masing. Gadis itu tersenyum sesekali terkekeh melihat wajah mereka yang tengah terlelap itu.
“Gin, Ver bangun ayo masak,” panggil Azza pelan tapi tidak dengan jarinya yang mencubit pipi kedua gadis itu.
“Huuuuum! Masih gelap Ra dikit lagi,” sahut Vera dengan suaranya yang serak.
“Hmmm!” Gina spontan membuka matanya kemudian menatap Azza di samping.
“Dikit lagi Ra gue masih ngantuk,” ucap Gina malah memeluk Azza. Azza mendengus melihat Gina dan Vera yang kembali tidur lagi.
Sekali lagi Azza mencubit kuat Gina dan Vera, bukan lagi di pipi tapi di lengan kedua gadis itu. Sontak keduanya langsung bangun dari tidurnya, kemudian menatap sih pelaku yang masih berbaring sambil menertawakan Vera dan Gina.
“Jangan ribut! Nanti ayang-ayang gue kebangun,” ucap Azza memelankan suaranya dan bangun dari tidurnya.
Ketiganya menyibakkan selimut secara bersamaan lalu turun dari king size itu membiarkan pangeran tampan mereka tidur nyenyak.
Azza masuk ke dalam kamar mandi di ikuti Gina dan Vera, ketiga gadis itu langsung mencuci muka dan menyikat gigi mereka, setelah selesai mereka pun keluar.
“Raa gue masih ngantuk!”
“Tau nih Rara.”
Dengan malas Gina dan Vera berjalan mengikuti Azza yang akan keluar dari kamar. Azza menempelkan telapak tangannya kemudian pintu itu bergeser terbuka dengan sendirinya. Mereka bertigapun keluar dari kamar.
Kini ketiga gadis itu sedang berada di dapur, sudah ada chef dan maid yang baru saja akan bekerja.
“Selamat pagi nona muda.” Maid dan chef tersebut menunduk hormat pada Azza juga Gina dan Vera.
“Pagi juga!” balas ketiganya serempak.
“Arnol hari ini biar kami yang masak,” ujar Azza melihat seorang chef yang baru saja selesai memakai celemek. [Apasih namanya weh?]
“Tapi nona, tidak baik jika membiarkan seorang majikan bekerja menggantikan tugas pembantu,” sahut chef yang di panggil Arnol merasa tak enak hati.
“Ikuti saja perintahku, kau bisa tidur duluh, nanti siang baru kau yang memasak, gajimu tidak akan berkurang sepeserpun,” ucap Azza dengan santainya memakai celemek begitu juga dengan Vera dan Gina.
“Baik n–nona!” balas Arnol dengan gugup ia menunduk kepalanya lalu pergi dari sana.
Tanpa menunggu waktu lama ketiga gadis itu juga mulai berkutat dengan pekerjaan mereka.
***
“Akhirnya selesai juga,” ucap Vera saat dirinya menyimpan makanan di atas meja.
“Yok ke atas kita bangunin kebo-kebo.” Gina berjalan menuju lift setelah selesai membuka celemek yang ia pakai.
~Kamar
Gina menekan kata sandi di samping dinding pintu, yah selain menggunakan sidik, Azza juga membuat sebuah sandi, pasti ada dari kalian yang merasa bingung. Itukan kamar punya Ara yang duluh tapi kenapa bisa Ara yang sekarang bisa buka pintunya dengan sidik di tubuh Azza, kan orangnya berbeda jelas sidiknya pasti beda.
Sudah pasti semuanya sudah di ubah oleh mereka semua, dari akses pribadi milik Ara duluh sudah di ganti dengan Ara yang sekarang.
“Ar bangun woii!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara or Azza[on going]
Teen Fiction"gue?ya gue bakalan balas dendam atas kematian azza!!" "Balikin azza gue!!" "Azza lo udah mati seharusnya lo sadar" bingung? gimana sama kelanjutannya? yuk simak baik sebelum di baca mohon ikuti akun ini hhe🙏' buat yang numpang baca tapi ga nge vot...