Shyla berulah

27 3 0
                                    

ini si shyla kenapa dah berulah mulu?ga capek apa?pas uda kebongkar ketar ketir

.
.
.

“Assalamualaikum tante.” Ayu tersenyum saat melihat kedatangan Laska juga teman-temanya yang lain.

“Nak Laska, udah lama gak main-main lagi,” sambut Ayu tersenyum melihat yang lainnya juga datang.

“Ini siapa?” tanya ayu saat melihat seorang gadis yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

“Saya Putri tante,” jawab Putri menyalim tangan Ayu.

“Laska kamu ajak teman-teman kamu duduk aja di sofa, tante panggil Shyla dan Raden dulu,” titah Ayu.

“Iya tan,” sahut Laska.

Selang beberapa menit orang yang di tunggu akhirnya datang.

“Laskaa!” seru Shyla memeluk Laska dengan erat dan disambut baik oleh Laska.

“Kok gak ngasih tau mau ke sini.” Raden duduk di samping Kelvin diikuti twins V.

“Gapapa gue cuma bosen di markas, makanya gue ngajak yang lainnya ke sini,” jelas Laska, Raden mengangguk.

“Eh mbak itu buat pesanan siapa?” tanya Sari kala dirinya melihat seorang maid membawa sebuah kotak panjang, sepertinya isi makanan.

“Ini pesanan non Azza,” jawab maid itu.

“Makanan yah?” tanya Teo.

“Iya tuan,” jawab maid itu lagi.

“Sini biar gue yang anter,” pintah Teo. Apa yang pria ini inginkan.

“Jangan macem-macem lo,” tukas Vino.

“Ngapain di antar, mending makan di sini,” ujar Shyla mengambil pesanan itu dari maid.

“Tapi nona itu pu—”

“Mau di pecat,” potong Shyla menatap maid itu tajam.

“Sana pergi,” usir Shyla dan maid itu segera pergi tanpa memikirkan pesanan Azza itu.

“Shyla itu punya Azza balikin sana, kamu kan bisa pesan lagi sendiri, jangan ngam—”

“Lo juga ngapain lagi, biarin aja Shyla yang makan, dia kan bisa pesan sendiri,” potong Vano menatap Vino tajam.

Vino hanya menghela napasnya pasrah.

“Vino barusan ngebela cupu itu?” Sari menatap teman-temannya.

“Seperti yang lo lihat, nih anak dari semalam udah lain,” balas Vano melirik Vino.

“Vin, lo udah kehasut sama tuh cewek sialan itu,” sambung Jeni menatap Vino.

“Tuh cewek boleh juga,” kekeh Kelvin.

“Lo lupa sama rencana kita? Ingat Vin dia yang menyebabkan kematian Affa, Affa meninggal karena dia, gue cuma ingetin kalau lo lupa,” tutur Laska dingin.

“Azza kok jahat banget, gue jadi kepikiran sama Faris yang dekat sama dia,” tuding Putri.

“Dia kan licik, dan punya trik biar ada yang kasihan sama dia,” sambung Raden.

“Vin, gue mohon lo sadar Vin ini gak bener, kenapa lo bisa maafin cewek itu, lo gak takut jadi korban hah!” tutur Sari.

“Udalah, kenapa malah jadi gini sih, kita datang buat main-main ke sini, bukan malah nyudutin Vino dan ngejelek-jelekin Azza.” Spontan mereka semua menatap Teo.

Pria itu mendadak terkekeh dan menatap teman-temannya dengan canggung.

“Mending lihat cecan,” lanjutnya sembari menunjuk foto gadis cantik nan seksi.

Ara or Azza[on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang