Almeer menatap seorang lelaki yang sekiranya lima tahun lebih tua darinya itu. Sama-sama memakai baju pasien sepertinya. Tidak seperti Almeer yang masih harus terbaring di ranjang, meskipun masa kritisnya telah berlalu. Dirinya yang lusa kemarin mendapatkan operasi besar, mau tak mau harus dirawat secara intensif karena Sinta yang sudah terlalu over.
"Kamu seharusnya mati, Al. Tapi kenapa kamu masih hidup?" Tanyanya pada Almeer yang masih saja menatapnya. Bahkan Almeer enggan untuk berbicara.
"Saya sempat merasa setara sama kamu. Kita sama-sama berjuang menghidupi diri kita sendiri. Sama-sama berjuang di ruang ICU sampai beberapa bulan. Saya bangun lebih dulu daripada kamu. Saya pikir, kamu nggak ada harapan lagi buat hidup, Al." Jujurnya yang membuat Almeer semakin menatapnya dalam.
"Kamu punya wajah yang rupawan. Hidup kamu juga mujur banget. Tiba-tiba ajah kamu jadi orang kaya. Saya iri sama kamu, Al. Saya rasa, saya udah nggak setara." Jujurnya lagi. Almeer pun Mengedip-ngedipkan matanya lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela bangsalnya.
"Semua manusia itu setara. Jalan cerita manusia punya berbagai ragam cerita. Setiap makhluk hidup menjadi tokoh utama di dalam kehidupannya masing-masing. Begitu juga aku maupun kamu, Irwan."
Lelaki yang sejak tadi menyinggung Almeer pun mengangguk paham.
"Tapi saya masih nggak nyangka, kalo kamu bakalan hidup, Al. Saya bahkan sudah menyiapkan amplop untuk pemakaman kamu. Karena kamu berencana mati seorang diri. Saya sebagai orang yang mengenal kamu, setidaknya akan menghadiri pemakaman kamu nanti. Tapi kamu nggak jadi mati, Al."
Almeer tersenyum getir, ucapannya lucu namun begitu menohok, lalu ia tatap kembali lelaki yang ia panggil Irwan itu.
"Terlalu jujur kadang bisa menyakiti perasaan manusia lainnya loh, Wan."
"Tapi kamu nggak merasa tersakiti kan, karena ucapan aku benar adanya."
"Sebenernya apa yang mau kamu omongin dari tadi? Kamu berharap saya mati sekarang atau bagaimana?"
"Kalo saya berharap kamu mati, saya pasti akan diburu nenek kamu. Saya cuman merasa nggak adil. Ternyata saya nggak setara sama kamu--"
"Jadi, kamu dari tadi ke sini intinya apa? Kecewa karena saya nggak jadi mati?"
"Saya mau jadi teman kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak || JIN - LISA [END]
FanfictionAllysa Ayunda adalah gadis polos yang setia akan cinta, namun ia sosok yang dikenal begitu mandiri. Dia mencintai lelaki yang pecandu judi bernama Reyhan Renaldi. Hutang Reyhan menumpuk, membuatnya mau tak mau malah memanfaatkan gadis yang ia iming...