01. Kesepakatan.

344 25 0
                                    


"Kudu bilang apa lagi, ya?--"

"Kudu bilang apa lagi! Kudu bilang apa lagi! Lo tobat nyet!"

Yang dipanggil Monyet hanya bisa menyengir kuda saat melihat seseorang yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba.

"Al pinjem seratus dong--"

"Lo nggak bisa kayak gini terus anjir! Lo daripada nyelot, mending lo buka usaha kek--"

"Lah gue lagi usaha njirrr. Gue lagi ngumpulin modal ini. Nanti kalo gue menang, gue mau usaha ama calon bini--"

"Anjir lah! Buka usaha pake duit haram, nggak bakalan barokah anjir!"

"Elah, pelit amat sih lo!"

"Bukannya pelit. Gue lagi berusaha nyelametin masa depan lo gila!"

"Kalo mau nyelametin, bagi gue pinjem duit dong, Al,"

"Lo minjem ke gue udah keberapa kali? Lo bilang mau ganti bulan depan. Udah bulan depan, bulan depannya lagi. Lo kira gue atm tunai lo apa?!"

Lelaki dengan setelan berjas ala kantoran itu pun final. Dia yang masih berdiri pun, akhrinya berbalik untuk pergi. Buang-buang waktu meladeni temannya yang sudah mabuk judi ini. Dia kira, kalau lelaki bernama Reyhan itu akan mengembalikan uangnya yang dia pinjam selama ini kepadanya, tetapi Reyhan malah ingin meminjam uang lagi.

Dan seratus. Bukan seratus ribu seperti meme yang viral itu, melainkan Reyhan ingin meminjam seratus juta seperti yang sudah-sudah. Katanya buat modal usahanya, tapi ini sudah tiga tahun, namun usahanya tak kunjung Almeer dengar apa nama usaha yang akan dijalankan oleh Reyhan.

Tap!

Reyhan menahan pergelangan tangan Almeer, membuat lelaki berpenampilan apik itu sontak terhenti, yang kemudian langsung menepis tangan Reyhan tanpa berbalik. "Al, kalo lo nggak minjemin gue duit, gue bakalan bilang ke nenek lo, kalo lo punya rahasia besar!" Ancam Reyhan, membuat Almeer membalikkan tubuhnya. Menatap si pecandu judi itu kesal. "Bilang ajah sana! Nenek gue udah tau anjing!" Tantang Almeer yang sebenarnya, ia takut kalau mulut ember Reyhan benar-benar akan sampai pada neneknya.

Reyhan pun seperti menerima tantangan, ia silangkan kedua tangan di depan dada dengan angkuhnya. "Oke siapa takut! Kalo lo nggak mau minjemin gue duit oke," lalu salah satu tangan Reyhan pun membuka sedikit bajunya. Memperlihatkan di bagian pinggangnya, berhasil membuat Almeer mendengus kesal. Sontak ia pun menurunkan baju serta tangan Reyhan yang kurang ajar itu. "Lo tuh ya! Andelannya ngancem gue!" Kesal Almeer, lalu ia tetap melanjutkan langkahnya, yang lagi-lagi ditahan oleh Reyhan pun kini malah bersujud, membuat para pelanggan cafe yang tengah ramai itu langsung dihujani berbagai tatapan. Almeer malu setengah mati. Sungguh!

Kenapa lelaki seperti ini bisa menjadi penolongnya dulu?!

Hutang budi yang tak terelekan pun mau tidak mau harus Almeer bayar untuk teman sekuliahnya yang kurang ajar ini.

Almeer menghirup napas dalam-dalam, lalu kembali berbalik dan langsung terduduk di meja yang dipesan oleh Reyhan. Menengguk air putih yang tersedia di sana sampai setengah. "Yaudah gue pinjemin, asal lo bantu gue," ujar Almeer yang langsung ditanggapi oleh Reyhan dengan hormat lebaynya. "Siap pak komandan!" Dan Reyhan pun kembali terduduk di mejanya.

Tanpa basa basi lagi, Almeer menaruh selembar foto di atas meja, yang langsung diraih oleh Reyhan. Foto seorang gadis cantik berseragam SMA. Reyhan menatapnya penuh intens, gadis ini terasa begitu familier baginya. Almeer yang melihat ekspresi Reyhan pun sontak langsung merasa jijik. "Itu cewek bukan kelasnya lo, please ya!" Acuh Almeer membuat atensi Reyhan langsung berpacu padanya. "Ini cewek kayak gue kenal anjir," katanya yang hanya mendapat desisan tak percaya Almeer. "Pokoknya, lu cari cewek yang mirip di foto, yang lebih cantik juga nggak papah-- eh, kayaknya nggak ada cewek yang lebih cantik lagi selain Allysa deh," Almeer menjeda. "Pokoknya ceweknya harus ketemu besok."

Pernikahan Kontrak || JIN - LISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang