0.2 - Si Lelaki Muda

1K 133 2
                                    

"Lalu, bagaimana rencanamu setelah lulus?"

"Pa, take it easy! Baru juga hari pertama kenaikan. Masih ada dua tahun lagi."

Lelaki dengan wajah tegas yang sedang menyeruput kopinya, berhenti. Ia menatap lelaki yang lebih muda di kanannya.

Tak perlu dipertanyakan, si muda adalah duplikat dirinya versi muda.

"Papa hanya bertanya, Mananta. You need to prepare of it."

Si lelaki yang disapa Mananta mengangguk, menghabiskan suapan terakhir roti bakarnya. "Don't worry, I'll go abroad agar tidak ganggu papa dan ibu. Okay?"

"Ambil di Indonesia saja, Mas. Anak ibu cuma satu kok tega tinggalin ibu sendirian disini."

Sang kepala keluarga menggeleng tak setuju, "Ada aku, bu?" Tanyanya keheranan.

"Ah, bosen."

Kedua lelaki itu tersenyum kecil.
Ketiganya menghabiskan waktu sarapan dengan obrolan ringan.

"Pa, nanti ibu ke panti dulu ya. Kata Wen, kemarin ada anak yang sakit. Khawatir, dua hari demamnya naik-turun."

Lelaki itu mengangguk, membersihkan bibirnya dengan serbet sebelum meneguk airnya. "Bawa ke rumah sakit aja, bu. Kasihan."

Dibarengi anggukan, "Iya, rencananya begitu,"

Wanita itu kini menatap lekat Mananta. "Nanti mas nyusul langsung ke rumah sakit ya, tungguin ibu selesai terus temani ibu belanja. Isi kulkas sudah hampir habis."

Mengangguk, si muda tersenyum menatap ibu. "Alright. Mas berangkat ya. Mau salin tugas."

Mendengar kalimat terakhir dari anaknya, ibu menatap geram Mananta yang berlari kecil menjauh. "MAS! AWAS YA KALAU CONTEK AJA!"

Setidaknya, paginya tidak terlalu buruk.

The President and I - Metanoia SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang