“Mas, mari berpisah. Mari akhiri pernikahan kita.”
Tak pernah terbayangkan dalam benak Mananta, kalimat tersebut akan muncul dari sosok Janarga. Terlebih di malam peringatan pernikahan mereka yang kedua.
Raut muka si muda lesu, penuh putus asa begitu pula ia.
“Apa itu yang kamu inginkan?”
Tolong, jawab tidak.
“Iya.”
Mendengarnya, Mananta sempat terdiam sebelum tatapannya berubah dingin. Menghindari Janar seperti virus mematikan.
Yang lebih muda meletakkan surat perceraian yang telah ia bubuhkan tanda tangan di atasnya, mempermudah kakaknya agar tidak kerepotan mengurus hal sepele.
Janarga tidak tahu bagaimana luka itu ia torehkan dalam hati sang kakak, begitu pun Mananta. Ia tidak tahu bagaimana pernikahannya mengubah keseluruhan hidup Janarga.
Mereka bilang, cinta akan datang seiring berjalannya waktu. Namun nyatanya, hanya waktu yang berjalan tanpa cinta mereka berkembang atau memang mungkin cinta mereka tak bisa lagi berkembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The President and I - Metanoia Series
Storie d'amore"Sebenarnya, perpisahan itu akhir atau awal yang baru?" Mananta, presiden negeri ini yang dipatri tanpa celah. Hidupnya terpampang sempurna, tanpa mereka tahu bahwa kisahnya tak seindah itu. Menikahi adiknya sendiri tidak pernah ada dalam benaknya...