Asap mengepul dari bakau yang terbakar di dalam cerutu. Berasal dari sosok yang begitu tenang menikmati air hangat yang merendam setengah dari tubuhnya. Dengan tangan yang kokoh, ia simpan cerutu yang masih mengepul itu. Beralih menyentuh kelopak bunga yang mengambang di permukaan air, dimana ia berendam.
“Bagaimana bisa secantik itu.”
Tatapan matanya menyorot dalam pada sehelai kelopak yang kini hinggap di telapak tangannya. Layaknya seseorang yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Begitu hanyut dalam palung rasanya sendiri.
Meski begitu, bukan berarti kalimat yang terlontar itu ditujukan pada sang kelopak yang menemani dirinya. Namun pada orang lain di seberang sana yang begitu ia dambakan. Sosok yang selalu menari di setiap angan, dan mimpinya.
“Katakan, aku lebih dari pantas untuk bersanding dengannya kan?”
Seribu sayang, sebab rupanya kecantikan kelopak mawar itu tak mampu menahan ketika tangan besar merematnya kuat, dan melemparkannya ke luar tempat berendam. Teronggok menjadi layu dan rusak di sudut ruangan yang temaram.
“Ia sudah menikah Yang Mulia ... Ia adalah Permaisuri dari Negeri yang cukup disegani. Sebagai penasihat kerajaan, saya rasa ini tidak baik untuk Aviloka”
“Pengawal!” Para pengawal segera masuk begitu mendengar suara lantang dari Pemimpin mereka. “Ganti penasihat kerajaan itu! Kabarkan pada keluarganya bahwa ia melakukan penghianatan, dan harus dipenggal!”
“Ya–Yang Mulia ... Tunggu! Saya tidak bersalah, saya mengatakan yang sejujurnya! Ini tidak baik Yang Mulia ...”
Para pengawal mulai mencekal tubuh sang Penasihat Kerajaan yang terus meronta. Ia tidak bersalah. Sebagai penasihat kerajaan, ia harus mengatakan hal yang terbaik untuk Kerajaannya.
“Argh, bajingan!” Sosok yang semula tenang, kini bangkit dengan tubuhnya yang basah. Ia berdiri membuat air bergemuruh, dan kelopak bunga mawar berjatuhan dari tengah kolam air hangatnya. Menatap nyalang dengan sorot tajam pada sang Penasihat Kerajaan.
“Kau sama sekali tidak bisa membuat Raja mu senang, dan kau bicara bahwa kau benar?! Kau berusaha menentang ku?!”
“Ti—tidak! Bukan begitu Yang Mulia, tolong ampuni saya ...”
“Hukum penggal tua bangka itu, ia tidak berguna!” Setelahnya sang Penasihat Kerajaan dibawa paksa oleh pengawal, dan siap untuk dieksekusi sesuai perintah Raja mereka.
Jubah dipasang pada tubuhnya yang gagah. Ia berjalan keluar setelah menghabiskan waktu untuk berendam, dan menikmati rokok di cerutunya selama hampir dua jam. Kini berdiri di hadapan cermin yang menjulang, memperlihatkan tatapannya yang tajam, dan kulitnya yang sedikit kecoklatan, begitu berkarisma.
“Yang Mulia, mohon izin. Saya menyampaikan pesan, bahwa pekan depan akan ada pertemuan perserikatan bangsa. Dikabarkan Negeri Azure membawa anggota baru dari Negeri Tyrone dalam pertemuan ini. Apa anda akan turut hadir?”
“Katakan, Aviloka akan hadir dalam pertemuan itu.”
“Baik, saya akan sampaikan”
Ialah Raja Haechan. Seorang berdarah Aviloka, yang terkenal dengan keindahan hasil tenun mereka. Raja yang dikenal angkuh, dan tidak pernah punya rasa takut kepada siapapun. Apa yang ia inginkan, maka akan ia dapatkan.
“Setidaknya meski tidak bertemu dengan pujaan hatiku, aku bisa mendekati Kerajaan tanah kelahirannya. Menjauhkan Azure dari Tyrone.”
Senyum penuh ambisi tercetak jelas di wajahnya. Menyusun rencana untuk mendekati Tyrone agar bisa mendapatkan pangeran yang sayangnya kini menjadi Permaisuri dari Azure. Ya, Raja Haechan telah jatuh hati pada Ratu dari Negeri yang dipimpin oleh Jeno itu. Sayangnya, dua kali lamaran yang ia bawa untuk Renjun ditolak mentah-mentah oleh lelaki cantik itu, dan sialnya, Renjun justru memilih menikahi Raja dari negeri miskin, yaitu Raja Jeno.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW QUEEN - Noren
FanfictionMendapat keindahan mu di sepanjang hidupku adalah sebuah keberuntungan yang selalu aku syukuri di setiap detiknya. Sepanjang waktu kalbu ku menjerit, pantaskah aku yang kecil ini bersanding dengan sosok agung seperti mu. Cinta mu tak hanya memberiku...