Part 9

3.2K 495 77
                                    














Lama Renjun tidak kunjung kembali, membuat Tyrone dilanda kegaduhan. Terlebih Jeno yang panik, terus menerus mempertanyakan kemana perginya sang Istri.

Pasukan dikerahkan untuk mencari Renjun ke seluruh pelosok Tyrone, namun masih belum terdengar di mana keberadaan sang Ratu Azure itu. Begitu mengetahui kabar bahwa Renjun pergi, Jeno tidak tinggal diam. Ia mencari Renjun ke setiap titik di seluruh Kerajaan.

Tubuhnya bergetar, rasa khawatir, dan ketakutan mengerubungi hati sang Raja. Amarahnya membuncah pada para pasukan yang belum juga menemukan dimana keberadaan Renjun. Bagaimana mungkin Renjun tidak bisa ditemukan di tanahnya sendiri. Apa Istrinya itu mencoba pergi? Apa Renjun bersembunyi? Segala spekulasi itu berputar di kepalanya.

“Tolong tenang, pasukan kami masih mencarinya”

“Tenang?! Ketika Ratuku menghilang, dan kau meminta ku untuk tenang?!” Tukas Jeno pada Mark yang kini juga berusaha untuk menemukan kabar sang adik.

Di sisi lain Baekhyun sudah terduduk lemas dengan air mata mengalir deras. “Seharusnya Ibu temani dia ... Seharusnya Ibu temani Putra Ibu ... Renjun, di mana kau nak?”

Baekhyun begitu khawatir, sebab tidak biasanya Renjun pergi selama ini dari Kerajaan. Bahkan pasukan pun tidak ada yang bisa menemukan keberadaannya. Ia menyesal tidak menemani Renjun, dan turut larut dalam pesta penobatan Putra pertamanya.

Baekhyun lupa bahwa buah hatinya tidak hanya ada satu. Ia menyesal tidak memperhatikan Renjun sejak pangeran keduanya itu pulang ke rumah. Seharusnya ia bisa menyambut Renjun dengan lebih baik.

“Harusnya aku memeluknya begitu ia datang ... Putraku, Renjun, maafkan Ibunda nak”

“Baekhyun, Renjun akan segera ditemukan. Semua akan baik-baik saja, ini bukan kesalahan mu. Kau bisa jatuh sakit jika terus menerus begini, dan Renjun tidak akan senang mengetahuinya. Mari beristirahat, dan tunggu dengan tenang, hm?”

Chanyeol berusaha untuk menenangkan sang Istri. Ia tahu Baekhyun pasti sangat khawatir atas kepergian Renjun.

“Ibu, Prajurit akan segera menemukan Renjun. Lebih baik Ibu dan Ayah beristirahat. Sebentar lagi Putra Ibu pasti kembali” Jaemin membantu menenangkan sang Ibu mertua. Semua orang kini tengah berjuang untuk mencari keberadaan Renjun.

Jeno sudah begitu muak mendengar mereka yang terus berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Jeno muak diminta untuk terus menunggu dan bersabar, maka ia putuskan untuk mencari Renjun sendiri. Jeno berdiri dari tempatnya, sudah cukup baginya untuk terus diam di sini. Ia akan membawa sendiri Renjun untuk kembali.

“Kemana kau akan pergi?” tanya Mark.

“Mencari Istri ku. Aku tidak bisa terus diam, dan menunggu di sini, seperti kalian.”

Jeno melenggang keluar dengan cepat, dibuntuti oleh Mark di belakangnya. Jeno meminta Sungchan membawakannya kuda. Begitu kuda telah siap, dan Jeno hendak menunggangi kudanya, satu kalimat dari Mark membuat ia tertegun untuk sejenak.

“Jika kau bisa sekhawatir ini akan kepergian adik ku, lalu kenapa kau terus menerus melukainya?”

Jemari Jeno mengepal, manusia-manusia itu tidak tahu apapun mengenai apa yang Jeno rasakan. Apa ketakutannya, apa alasan dibalik segala sikapnya. Jeno berbalik dengan sorot tajam pada lelaki yang berstatus sebagai kakak Iparnya itu.

“Jangan ikut campur dalam urusan pernikahan ku” Ujar Jeno dengan nada menekan, memberi peringatan.

“Aku menghormati mu sebagai Pemimpin dari Negeri yang besar. Sosok Raja yang begitu dihargai, dan dijunjung tinggi. Tapi jangan lupakan bahwa aku tetaplah kakak dari seseorang yang kini mendampingi mu. Tanpa berkata apapun lagi, ku yakin kau mengerti apa yang ku maksud, Yang Mulia.”

SHADOW QUEEN - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang