Mimpi #35

11 0 0
                                    

Suatu ketika aku mendengar seorang gadis remaja berdoa. Aku mendengarkan doanya dan aku segera datang dengan teleportasi.

Ketika aku bertemu dengannya dia meminta tiga permintaan. Permintaan pertama, dia ingin pekerjaan. Permintaan kedua, dia ingin hadiah di ulang tahunnya. Permintaan ketiga, dia ingin kekasih. Maka, aku mengatakan ada sebuah tempat di mana dia bisa mendapatkan pekerjaan sebagai jawaban permintaan pertama. Permintaan kedua dan ketiga aku hanya memberikan bunga yang melambangkan kekasih.

Lalu, saat dia sedang mencari pekerjaan, gadis itu meniup api dan mencoba memadamkannya. Aku pun datang lagi dan berkata bahwa meniupkan api agar doa terkabul adalah tindakan syirik. Gadis itu mengatakan bahwa dia tidak mengerti maksud ucapanku. Maka, seketika saja aku pergi.

Lalu, gadis itu pun secara rutin meniupkan api hingga berkali-kali. Di gereja, dia meniupkan lilin dan dia akhirnya mengerti mengapa aku datang. Aku berkata percuma kamu menganggap Isa Al Masih baik, tapi tak percaya penuh padanya. Maka, ketika aku memutuskan pergi, gadis itu heran kenapa aku tak melakukan teleportasi. Aku bilang bahwa ini tempat suci dan tidak sopan menggunakan teleportasi di tempat suci.

Maka, dia meniup-niup api dari segala cara. Aku pun datang dan kesal padanya kenapa dia terus saja melakukan hal yang sama. Aku pun memutuskan pergi. Namun, sebelum aku pergi, dia menggenggam tanganku dan menahanku. Aku heran kenapa dia bisa bertahan dengan memegang tanganku padahal ada aura api yang keluar dari sana. Lalu, dia pun melepaskannya ketika tangannya merasa kepanasan. Gadis itu mengira api itu dingin karena berwarna biru. Aku pun menjawab bahwa api berwarna biru lebih panas daripada api berwarna merah.

Maka, aku bertanya pada gadis itu apa yang dia lihat pada diriku. Gadis itu menjawab bahwa aku tinggi. Lalu, aku meminta dia melanjutkan. Gadis itu mengira diriku mau dikatakan tampan. Mendengar perkataan tak sesuai dengan aku di dunia nyata, maka aku memutuskan pergi.

Maka, aku melakukan trik teleportasi dengan menjadikan pintu sebagai gerbang berpindah tempat. Aku pun sampai ke Kanada. Namun, siapa disangka gadis itu bisa mengikuti diriku.

Aku pusing dengan gadis ini. Dia terus saja kesenangan karena bisa keluar negeri dengan cara yang tak pernah dibayangkan. Maka, aku pun membawanya ke hotel dan memesankan kamar untuknya. Lalu, aku meninggalkan dirinya di sana.

Aku pun menuju kuburan yang tak jauh dari tempat itu. Aku terus saja melihat kuburan itu walaupun semua orang menganggap itu tindakan membosankan. Aku juga tahu gadis itu mengikuti tapi aku tak mempedulikan dirinya. Waktu berlalu lama hingga aku jenuh dan lelah secara bersamaan. Lalu, perempuan itu hadir dan membungkukkan punggungnya seakan-akan memberikan salam pada dia yang sudah meninggal dunia.

Maka, waktu berubah malam. Aku mengatakan bahwa bahwa waktu di Kanada berbeda dengan yang di Korea Selatan. Maka, gadis itu seketika tersadar dan dia harus pulang secepatnya.

Besoknya, aku mendapatkan informasi bahwa dia dalam bahaya melalui sebuah tanda. Maka, bersama temanku yang merupakan grim reaper menolong gadis itu. Aku membelah mobil yang menculik gadis itu menjadi dua. Mobil itu memiliki stir mobil sebelah kiri. Maka, bagian mobil dengan stir bagian kiri kami biarkan karena kedua penjahat ada di sana. Lalu, mobil bagian kanan grim reaper yang menjaga dengan adanya sang gadis di sana.

Aku mengambil syal merah milih gadis itu lalu membukakan pintu mobil meskipun mobil itu sudah terbelah dua. Maka ketika gadis itu sudah keluar, mobil itu jatuh karena tak ada yang menjadi sandaran. Gadis itu ketakutan. Maka, aku melilitkan syal miliknya ke lehernya agar dia tenang.

Aku hendak memberikan hukuman kepada kedua penjahat itu, tetapi gadis itu khawatir bahwa aku akan membunuhnya karena ada grim reaper. Aku katakan aku tak berniat membunuhnya tetapi gadis itu tetap tidak percaya. Maka, grim reaper yang menggantikan dan memberikan kutukan agar kedua penjahat itu bertengkar dalam waktu yang lama.

Maka, kami memutuskan pulang dengan berjalan kaki. Grim reaper merasa gadis itu harus memberikan imbalan. Hal itu diungkapkan melalui telepati kepadaku tetapi aku bilang jangan dulu. Grim reaper terus memaksa hingga aku marah. Tanpa aku sadari, gadis itu sedang berbicara kepada kami, hanya saja aku tak sadar dan gadis itu marah karena aku membentaknya padahal itu luapan kemarahanku kepada grim reaper. Gadis itu makin kesal karena situasi yang terjadi dan mengira dia menuju ke alam baka padahal tidak sama sekali. Hingga akhirnya, kami sampai di sebuah toko makanan dan gadis itu masih marah dengan keadaan.

Besoknya, aku heran karena perempuan itu bisa tahu rumahku padahal dia tak tahu alamat rumahku. Maka, ketika itu dia mengatakan bahwa ada yang dia lihat dariku, yaitu pedang yang tertancap di tubuhku.

Maka, besoknya aku kembali jalan-jalan bersama dirinya. Aku mengatakan dirinya tak perlu memaksakan diri untuk menjadi pengantinku, tapi mendengar itu gadis itu kesal. Maka, kami sampai di taman air. Di sana mengatakan tentang pedangku, maka aku mengatakan seperlunya dan mencipratkan air padanya. Gadis itu membalas mencipratkan air, tapi gagal karena aku bisa teleportasi.

Gadis itu kesal mengapa dirinya tak diberikan anugerah seperti menciptakan emas. Maka, aku memberikan vision bahwa itu akan menyusahkan dirinya. Maka, kami pun sampai di taman bunga dan dia memberikan buku. Maka, aku tersadar gadis itu persis seperti diriku. Aku pun membaca salah satu puisi di buku itu tanpa melihat buku itu sama sekali.

Masa tak sebanding dengan volume. Seorang gadis seperti bunga violet. Gadis yang bergerak ringan seperti daun bunga yang berterbangan.
Dia menarikku seakan-akan memiliki gaya yang lebih besar dari massanya.

Seperti hukum Newton.
Aku terjatuh hingga diriku terhenti padanya.
Diriku berdebar.
Diriku kembali berdebar.
Hatiku memantul antara langit dan bumi.
Dia cinta pertamaku.

MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang