Di rooftop apart Flora, melamun yang kini sedang Aldo dan Flora lakukan, menatap gemerlap lampu yang menghiasi gedung-gedung tinggi yang berada di ibu kota menambah kesan indah bagi siapapun yang melihatnya. Paparan angin malam yang menyentuh kulit mereka memberikan kesan dingin dan memberikan sedikit ketenang bagi Aldo begitupun disetiap tegukan alkohol dan hembus rokok yang dihisapnya
"Jangan kebanyakan ntar tippsy gue yang repot" ucap Flora
Aldo tak memperdulikan ucapan Flora ia tetap terus menenggak satu botol Alkohol hingga habis
"Ck minum Alkohol kayak minum larutan lo" ucap Flora merampas botol Alkohol dari tangan Aldo lalu meletakan dibawah meja
Aldo yang sudah berada diambang kesadaran tak bergeming ketika Flora mengambil botol miliknya, Aldo menyenderkan kepalanya pada sofa yang ia duduki dan memejamkan matanya
"Berapa hari?" tanya Flora
"2"
"Yaudh lo disini aja, gak mungkin juga kan lo balik dengan kondisi setengah mabok gini belum lagi masalah tangan lo, biar nanti gue bilang juga ke Ella kalo lo di skors"
"Ini terakhir kalinya gue mentolerir lo pake kekerasannya ya, besok-besok kalo mereka berulah lagi diemin aja" sambung Flora
"Gua seneng kok di skors"
"Orang gila, di skors malah seneng" ucap Flora menatap sinis kearah Aldo
"Gua bisa punya banyak waktu sma Ichi" ucap Aldo yang masih bersandar pada sofa menatap kearah langit
Tatapan sinis Flora pun kini berubah menjadi tatapan yang berbinar dilengkapi dengan senyuman tipisnya menatap Aldo
"Kapan-kapan ajakin gue ketemu Ichi lagi dong, pasti sekarang dia udah gede terus cantik banget"
Aldo hanya mengangggukan kepala tersenyum menatap langit seakan setuju dengan ucapan Flora barusan
Jam menunjukan pukul 20.18 , sedari tadi seseorang terlihat gelisah menatap layar ponselnya berharap mendapat notif pesan dari orang yang terus mengganggu pikirannya
"Bun udah dong jangan digigitin terus kukunya, abang mungkin lagi di rumah temen-temennya atau mungkin juga ada latihan basket tambahan jadi gak sempet hubungin bunda"
"Ngga bisa Ella, abang gak biasanya kayak gini, abang tuh selalu ngabarin bunda. Pasti abang kenapa-napa bunda harus cari abang" ucap Shani yang kini beranjak dari sofa ruang tamunya hendak menuju kamar
"Bun bun ini udah malem bun, gak baik buat kesehatan bunda keluar malem-malem gini" ucap Ella menahan tangan Shani
"Bunda harus cari abang Ella, harus!" ucap Shani yang memberontak mencoba melepaskan tangan Ella
"Bun please ya dengerin Ella, abang gapapa bun, abang baik-baik aja"
"Kalo abang baik-baik aja pasti abang kabarin bunda Ella, gak hilang kayak gini" yang kini tangannya sudah lepas dari genggaman Ella dan langsung berlari menuju kamarnya
Ella pun menyusul Shani, untuk mencegah sang bunda pergi keluar rumah mencari Aldo
Di dalam kamar Shani mengobrak abrik lemarinya mencari kardigan pink favorit nya
"Bun kita tunggu aja ya, abang pasti pulang kok" ucap Ella yang berdiri dibelakang Shani
Namun seakan tuli, Shani benar-benar tak menggubris ucapan Ella
Ella merasa kesabarannya sudah mulai habis entah dengan cara apalagi ia harus mencegah bundanya ini, Ella lepas kendali tanpa sadar membentak Shani
"BUNDA BISA DENGERIN ELLA GAK?! KAK ALDO GAPAPA!" ucap Ella dengan lantang
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Life.
RomanceLUKA memang bisa di sembuhkan tapi bekasnya akan selalu ada. Rezialdo Albiantara Kusuma