Kini Aldo membawa Chika ke taman belakang sekolah, mereka terduduk disalah satu kursi panjang yang berada disana, duduk bersebelahan tanpa berbincang apapun sampai akhirnya Chika pun memberanikan diri untuk memulai perbincangan
"Do, maksud lo tadi apa? lo suruh gue jauhin lo tapi tanpa lo sadar justru sikap lo ini seakan-akan ngasih harapan ke gue" tanya Chika yang masih belum dapat mencerna perlakuan Aldo padanya
Aldo memejamkan matanya sejenak lalu memiringkan duduknya menghadap Chika
"Sorry gue gak bermaksud apa-apa, gue cuma mau Ashel jauhin gue"
"Lo tau Do, ini namanya lo nyeret gue kedalam masalah lo sama Ashel" ucap Chika menatap Aldo begitu lekat
Aldo tak bergeming, sekarang dia merasa bersalah karena memang benar apa yang Chika katakan dan tak seharusnya ia membawa Chika kedalam masalahnya
"Gue tau dan gue minta maaf"
"Gue gak mau Ashel salah paham sama gue Do, bahkan gue aja gak tau apa yang terjadi antara kalian berdua"
"Dan kalau Ashel menganggap semua ini beneran gimana? tanpa lo sadar, lo juga mempermainkan perasaan gue Do" ucap Chika yang kini matanya memancarkan tatapan yang sendu
Sungguh Aldo merasa sangat bersalah pada Chika, sekarang pikirannya penuh dengan Chika dan Ashel
Hufftttt
Aldo menghela nafasnya dengan kasar
"Chik sekali lagi gua tanya sama lu, apa alasan lu suka sama gua?" tanya Aldo dengan tatapan penuh makna
"Jujur awalnya gue penasaran sama lo, karena kata anak-anak lo terkenal dingin, cuek dan sulit berinteraksi dengan orang yang gak deket sama lo tapi sejauh kita kenal dan rasa penasaran gue bukan hanya sekedar itu Do, gue gak tau lo punya masalalu apa yang bikin lo jadi kayak gini tapi justru gue mau jadi orang yang bisa nemenin lo untuk nyembuhin luka lo itu"
"Gue tau mungkin itu juga yang buat lo sulit terbuka sama orang luar, lo takut semua rasa sakit lo itu terulang lagi kan Do? dan atau mungkin lo juga orang yang memiliki prinsip jangan jadikan orang baru hanya untuk sekedar menyembuhkan luka lama yang kita punya tapi Do, gue mau jadi penyembuh luka lo secara perlahan, gue gak perduli akan sesakit apa gue setelah tau kebenaran tentang diri lo, gue cuma mau lo bisa berubah perlahan dan sembuh dari luka masalalu itu. Hidup lo gak akan selamanya kayak gini Do, sampai kapan lo akan kayak gini? gue rasa lo juga udah muak dengan semua ini dan mau bahagia"
"Tapi kalo lo stuck di hidup lo yang seperti ini kebahagian gak akan datang Do, lo harus bisa perlahan membuka diri lo untuk dunia lo yang baru dan melupakan apa yang udah terjadi dibelakang sana" sambung Chika
Aldo terdiam dengan semua ucapan Chika ia tak tau harus berbuat apa
"Maaf Chik" ucap Aldo yang menatap kedua bola mata coklat milik Chika
"Untuk apa Do? lo gak salah, lo cuma harus memulai lembaran baru dalam hidup lo"
"Kalau Ashel beranggapan ini semua adalah benar, berarti pemikiran dia gak salah Chik"
"Maksud lo?"
"Kesempatan lu cuma sekali, pulang sekolah nanti bareng gua ya" ucap Aldo tersenyum begitu lebar kepada Chika dan pergi meninggalkannya seorang diri
Chika membeku melihat Aldo yang mulai hilang dari pandangannya, senyuman yang tak pernah ia lihat sebelumnya kini terekam jelas dalam ingatannya dan sekarang menjadi salah satu candu baginya
"Hah Aldo senyum barusan? gue gak salah liat kah? Tuhan manis banget senyumnya mana ada lesung pipinya lagi, kalo gini lo mending cuek aja deh Do gue gak kuat liat senyum lo" monolog Chika sambil memegangi dada kirinya yang berdegub dengan kencang
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Life.
RomanceLUKA memang bisa di sembuhkan tapi bekasnya akan selalu ada. Rezialdo Albiantara Kusuma