Setelah kejadian tadi Chika dkk memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing, Shani yang masih terlelap karena efek obat tidur, Ella yang sudah masuk kedalam kamarnya, dan Flora yang sudah terlelap dalam tidurnya yang dimana ia memutuskan untuk menginap di rumah Aldo untuk memastikan bahwa kondisi Aldo baik-baik saja . Sementara Aldo yang kesadarannya perlahan telah kembali berada di kamarnya sedang terduduk menatap sebuah kanvas kosong yang berada di depannya. Entah apa yang Aldo pikirkan, kini tangannya mulai memegang kuas dan mulai mencoret-coret kanvas menumpahkan semua isi hatinya disana
Sekitar 1 jam lebih fokus dengan kanvasnya kini Aldo menyenderkan badannya pada kursi yang ia duduki menatap ke langit-langit kamarnya sesekali memejamkan matanya
Aldo berpikir bagaimana kelanjutan hidupnya kedepan, Aldo berpikir apakah boleh sekali saja ia bersikap egois tentang dirinya sendiri tanpa harus memikirkan dan memenuhi semua ekspektasi orang lain terhadap dirinya. Sungguh Aldo benar-benar merasa lelah terhadap jalan hidupnya mungkin jika tidak memikirkan Shani dan Ella, Aldo sudah memilih mengakhiri hidupnya
Memori tentang awal masa-masa kelam dalam hidupnya dimulai terus berputar di dalam kepalanya seakan ingin membuat Aldo mati perlahan dengan semua luka yang ia rasakan, semua terjadi terlalu cepat di usia Aldo yang baru menginjak 17 tahun
Kata-kata "Tuhan memberikan ujian hidup pada umatnya karena Tuhan yakin bahwa umatnya pasti bisa melewati semua cobaan itu" membuat Aldo selalu mempertanyakan mengapa Tuhan terlalu yakin bahwa dirinya bisa melewati semua ini terlebih tanpa ada orang yang bisa dijadikan tempat berbagi keluh kesah
"Ekkhhhh bangun Do?" ucap Flora dengan suara paraunya menggeliat diatas kasur Aldo terbangun dari tidurnya karena merasa haus
Aldo menoleh kearah Flora melihat sahabatnya ini masih mengucek-ucek matanya lalu Aldo kembali menatap hasil lukisannya
"Minum gak Do?" ucap Flora yang kini hendak berjalan keluar kamar
"Boleh, Soju lychee"
"Soja soju soja Soju" ucap Flora menoyor kepala Aldo lalu berjalan keluar kamar
Aldo tersenyum tipis ia tak marah atas perlakuan Flora, karena Aldo merasa Flora lah yang paling bisa mengerti dirinya dengan baik diantara teman-temannya yang lain. Apapun yang Flora lakukan pada dirinya ia hanya bisa menerimanya tanpa berbuat apapun
Tak membutuhkan waktu lama kini Flora kembali ke kamar Aldo, ia memberikan satu gelas Ice chocolate kesukaan Aldo dan menaruhnya diatas meja belajarnya
"Nih minum dulu, biar otak lo dingin" ucap Flora terduduk di pinggir ranjang Aldo
"Makasih"
Aldo pun langsung menyeruput Ice Chocolate buatan Flora
"Arti lukisan lo apaan Do? kayaknya dark banget" tanya Flora yang memperhatikan hasil lukisan Aldo yang di dominasi oleh warna hitam
Aldo hanya terdiam tak menjawab pertanyaan Flora
"Flo" panggil Aldo yang kini duduk menyerong menghadap Flora
"Hmm, kenapa?"
"Kalo gua mati lu sedih gak?"
Flora sedikit tertegun dengan pertanyaan bodoh Aldo ini
"Kenapa? Lo Mau bunuh diri?"
Aldo hanya terdiam, Flora yang melihat raut wajah Aldo yang menampakan kesedihan pun langsung menepuk pundak sahabatnya ini
"Do jangan nyerah ya, apapun yang terjadi dalam hidup lo gue yakin Tuhan juga pasti udah nyiapin skenario yang indah buat hidup lo"
"Kapan Flo? kapan skenario indah itu akan datang dalam hidup gua?" ucap Aldo menatap sendu kearah Flora
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Life.
RomansaLUKA memang bisa di sembuhkan tapi bekasnya akan selalu ada. Rezialdo Albiantara Kusuma