10. sadar (2)

174 17 4
                                    


__________

"Aku m..mau tanya







Perkataan kemarin itu apa ya?"

-The Hitman and blindad-


Guanheng terdiam mendengar suara Dejun tadi, dengan sedikit menunduk ia harus menjelaskannya meski nantinya dia akan di laporkan ke polisi karena kasus pembunuhan berantai yang hingga sekarang belum terpecahkan.

Intinya setelah menjelaskan apapun itu mungkin ibunya akan memaafkannya yang membuat Guanheng tenang.

"S..saya

Bruk!

"Maafkan saya, mungkin setelah ini kamu bakal benci saya tapi saya akan menjelaskan semuanya"

Guanheng bersimpuh di lantai dengan tangannya yang terkepal erat di hadapan Dejun.

"Jadi...sebenarnya saya adalah p..pembunuh berantai..kamu tau? Berita terkait pembunuhan berantai yang sampai sekarang belum terpecahkan? Itu.. itu saya

Dejun yang mendengar itu terkejut, berdiri dan mundur beberapa langkah dengan sedikit takut.

Guanheng melihat itu hanya tersenyum sendu dugaannya benar dia akan di benci oleh semua orang di negara ini dicap sampah dan benalu oleh rakyat Korea.

"Tujuan aku untuk membawamu kesini adalah...untuk membunuhmu, Target ku adalah kamu Dejun"

Dejun hanya menatap kosong dengan wajah yang penuh ketakutan, jadi perasaan yang selama ini dia rasakan benar. Takut menyelimuti seluruh tubuhnya, tubuhnya bergetar hebat dan terus mundur hingga tak sadar jika ada lemari di belakangnya.

Membuat tubuh dejun terduduk lemas.

"Tapi..saya sadar saat saya akan membunuhmu, saya melihat ibu saya yang berada di depan kamu dia dia kecewa pada saya.."lirihnya dengan air mata yang menetes sampai rahang tegasnya.

"Sadar bahwa saya hanya adalah alat untuk membunuh seseorang yang ingin balas dendam...

Setelah ini kamu boleh lapor ini ke polisi, tapi setidaknya saya setelah menceritakan semua itu, ibu saya bisa memaafkan saya"

Dejun berdiri lalu meraba raba tembok berharap ia menemukan pintu utama,matanya gelisah ke kanan dan ke kiri tanpa sadar ia membentur salah satu meja yang berisikan pajangan pajangan yang cukup besar dan kuno.

Guanheng mmebantu dejun untuk berdiri namun di tepis kasar olehnya.

"Jangan pernah sentuh saya dari tangan pembunuhmu itu"ucapnya dengan dingin

Guanheng seketika terdiam dan melihat kedua tangannya dengan kosong

Tangan pembunuh...









Tangan pembunuh ya...










































































































"G..Guanheng Guanheng!"







Deg!

Ternyata itu hanya lamuan Guanheng saja, ia melihat ke arah Dejun yang terdiam dengan tatapan bingung dan kosongnya.

Tapi kenapa terasa seperti nyata?

"Kenapa kamu diam? Em perkataan aku kurang mengenakkan ya?"ucap Dejun dengan tatapan bersalahnya.

Guanheng menggeleng pelan "ah tidak hanya s..sedikit syok"

Ia masih syok dengan lamunannya tadi, yang berasa sangat nyata terlihat dari wajah dejun yang sangat membencinya.

"Eum jadi?"

Guanheng menghela nafas sebentar "ah tidak apa-apa saya hanya merindukan sosok ibu dan...sadar saya tidak mengunjunginya di makam"

Bohong! Semua itu hanya bohong. Tidak tidak belum saatnya untuk menjelaskan semua ini tunggu beberapa saat sehingga dirinya siap untuk menjelaskan semuanya.

Untuk saat ini dia harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertemu dengan sosok yang memanggilnya sebagai alat balas dendamnya.

Dengan cara mencari sebuah informasi. Dan membalasnya dengan cara yang masih masuk akal tanpa ada tumpah darah. Jika dia bisa mengontrol emosinya.

Ia kini menyadarinya dan akan berubah ingat 'akan' berubah menjadi sosok yang lebih baik. Kata kata sang ibu yang dirinya menjadi sadar jika selama ini ibunya tidak tenang di sana dengan anaknya yang berubah menjadi sosok yang kejam.

Tolong buatlah dia sadar dan mengingatkan dirinya untuk mengontrol diri sendiri.

"Jun.."

"Hm?"

Nafas Guanheng berhenti sebentar, Dejun harus tahu.

"Saat ini ada yang mengincar kamu... sebaiknya saat pulang nanti jangan pernah keluat dari panti"

Dengan sedikit membocorkan rahasia yang seharusnya di pegang olehnya dan ketua. Mungkin dengan ini Dia bisa menghapus sedikit demi sedikit dosa yang telah dia lakukan.

Dahi dejun mengerut tanda tak mengerti "maksudnya?"

"Kau ingat dengan kejadian saat ada suara tembakan" (chapter 'misi ke dua')

Dejun mengangguk samar

Guanheng kembali menghela nafasnya "sepertinya ada yang ingin mengincar kamu entah seperti apa niat dia, Tapi sepertinya dia ingin balas dendam"

"T..tapi kenapa? Demi Tuhan selama ini aku gak pernah membenci siapapun bahkan saat aku masih bisa melihat"jelasnya

Perkataan itu semakin membuat Guanheng bingung, tapi kenapa? Kenapa bisa sosok yang tak pernah membenci seseorang bisa ada yang ingin membunuhnya.

Atau mungkin iri? Dengan sikap Dejun dahulu?

"Tapi..." Mata Dejun menyipit

















"Kenapa kamu bisa tahu?"

Bersambung....

Cie di gantung mulu kek gantungan kolor ijo

JANGAN LUPA VOTE NYA KWAKAK🔥🔥

Mau nyobain double update ah di tunggu yaaa tengah malam 😉

The Hitman And Blinded (henxiao) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang