12.

146 15 2
                                    

__________

Kejadian kemarin membuat Yunho menjadi murka, kemana janji yang Guanheng janjikan untuknya sekarang ia jadi munafik

Bahkan ia memanggil Guanheng dan sekarang ia sedang di jalan menuju kesini.

Guanheng datang dengan santainya memasuki markas besar tanpa beban sama sekali ia membukakan pintu,memperlihatkan wajah Yunho yang terlihat menahan emosinya.

"Ada apa?"

Yunho tersenyum menahan semua luapan emosinya.

"kau masih tanya ada apa hm?"

Brak!

"Kenapa kau MEMBOCORKAN PERJANJIANNYA HAH?!"

Dengan jalan yang cepat Yunho menarik kerah baju Guanheng, sementara guanheng ia bersikap tenang saja tanpa ada ketakutan disana.

“ya memangnya kenapa kalau saya yang membocorkan rahasia itu apakah pria tua itu memberi tahu? Dasar hanya karena ada kamu dia jadi sok berani”

Bugh!

Yunho memukul rahang Guanheng untuk membentuk kekesalannya padanya.

“kau tahu? Saat kau dalam keadaan sebatang kara, gelandangan karna ibumu itu mati dan ayahmu mati siapa yang membantumu hah JAWAB!”

“ya kau yang membantuku membuatku hidup tanpa kesusahan tapi balasnya apa? Kau memerintahkan saya untuk menjadi seorang pembunuh bayaran dengan harga yang tinggi...

... tapi saat itu saya masih belum bisa membedakan dan tujuanku dulu hanya membutuhkan uang meski nyawa seseorang sebagai taruhannya, tapi saya sadar Yunho SADAR bahwa kelakuan saya itu tidak membuat semuanya menjadi bahagia terus...

...ibuku, IBUKU YANG MEMBUAT KU SADAR YUNHO!”

Plak!

“ibu mu? MANA IBUMU HAH IBU MU SUDAH MATI BERUBAH MENJADI ABU!” Teriak Yunho

Perkataan itu membuat Guanheng tak terima dengan emosinya yang tinggi ia mengambil salah satu senjata tajam di sakunya dan mendorong tubuh Yunho.

Membuat Yunho terjatuh dengan cukup keras di lantai marmer, Tangan Guanheng terangkat dan bersiap untuk menusuknya kapan saja.

“lihat? Kau bahkan belum bisa mengendalikan emosi mu haha bagaimana bisa kau ingin berubah menjadi malaikat jika sosok iblis itu masih melekat di tubuhmu?” seringai Yunho

Tubuh guanheng bergetar hebat matanya masih menatap wajah Yunho dengan menusuk taklupa jika rahangnya mengeras persetan dengan darah disudut bibirnya.

Dia harus mengendalikan diri dengan kepala dingin ingat perkataan ibunya dahulu sebelum kejadian itu terjadi.

“kendalikan emosi mu jangan berubah menjadi sosok iblis di hati malaikat anak ibu ini ya”

Matanya terpejam ia pun berdiri dan menyimpan senjata tajam itu di saku celananya. Mulutnya menghela nafas panjang dan bergumam lirih

Yunho berdiri dan membersihkan bajunya yang sedikit kotor. Ia pun berjalan menuju Guanheng

“mau mu apa hm?” ucapnya

The Hitman And Blinded (henxiao) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang