17. saatnya!

112 8 1
                                    

Hai... Ketemu lagi dengan aku yang baru🤗
Aku harap dengan aku yang baru bisa selalu ceria tanpa ada beban sedikit pun meski banyak di luar sana ada yang masih nganggapku gitu tapi ya sejalannya waktu udah gak ada lagi omongan 'itu' lagi bersyukur banget sih.

Ya meski udah banyak yang lupa khasus itu tapi berharap besar gak ada yang mengungkitnya lagi.

Orang yang nuduh aneh aneh itu sampe Sekarang belum di ketahui tapi aku percaya Allah maha tahu. Meskipun aku gak tahu siapa orangnya tapi cctv allah lah yang tidak bisa di ketahui oleh manusia. Semoga saja ada balasan lebih dari Allah SWT

Dengan kehidupan yang baik semoga kalian masih menunggu aku dengan chapter yang baru terima kasih.



















***

Guanheng melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke suatu tempat untuk meminta bantuan.

Ia meminta bantuan karena ia tak bisa sendiri, Pasti banyak yang akan melawati banyak orang di sana nanti.

Guanheng sampai di rumah mewah yang terlihat nampak sepi, ia pun keluar dan masuk tanpa memberi tahu kepada satpam yang berjaga disana.

Berjalan dengan langkah lebar, menulikan teriakan satpam tersebut yang berusaha untuk mencegahnya untuk masuk.

"hey anda mau apa! Seenaknya masuk tanpa permisi terlebih dahulu!!" teriak satpam itu.

Brak!

Guanheng membuka pintu dengan kasar, terlihat seseorang yang sedang bercumbu mesra seolah tidak terjadi apa apa di luar. Ia pun segera berjalan dengan santai dan duduk dengan menyilangkan tangannya.

Saat selesai bercumbu pria tersebut mengedarkan pandangannya dan terkejut dengan Guanheng yang duduk santai tanpa beban melihat dirinya dan wanita itu tadi.

"sudah ciumannya?"

Pria itu pun merapihkan dirinya dan duduk di sebelah Guanheng dengan tatapan selidik.

"setelah berbulan-bulan kau pergi sebagai penghianat sekarang kau datang bagai pencundang tak tahu malu" sindir pria tersebut.

Guanheng menatap dingin " Kau seperti anjing menggonggong minta makan, tidak berguna dengan sindranmu itu" balasnya

Pria itu meneguk ludah nya dengan kasar "mau apa kau?" tanyanya basa basi

"minta bantuan" jawab Guanheng dengan angkuh

Pria itu justru tertawa keras "hahaha yak? Tidak tahu Malu? Kau minta bantuan? Seorang Huang Guanheng meminta bantuan apa kata dunia!"

Guanheng yang sudah di ambang emosi lalu menarik kerah baju pria itu "aku tau. Tapi pelangganmu itu ingin milikku mati dan aku tidak akan itu terjadi. Tapi aku tahu kalau bukan aku saja yang butuh bantuan"

Diapun melepaskan keras kerah pria itu. Dan mengibaskan rambutnya ke belakang "aku tau kau pun butuh bantuan karna satah satu anggotamu mengambil uang 1M, dan itu adalah anak buah pelanggan tersayang mu itu"

Pria tersebut membulatkan matanya, kenapa Guanheng bisa tahu bahwa dirinya sedang di ambang miskin saat mengetahui anggotanya mengambil uang yang jumlahnya sangat banyak itu.

"kenapa kau bisa tahu?"

Guanheng terkekeh kecil "cukup mudah dengan segala informasi itu....Yunho"

Ya pria tersebut adalah yunho mantan bosnya dulu

" Jika kau ingin balas dendam kita bisa bersama dan kalau berhasil kau mendapatkan uangmu dan aku dengan milikku"

Yunho berpikir keras tidak mungkin ia merelakan begitu saja uang sebanyak itu salah satunya adalah dengan cara kasar untuk bisa membalikkan uang itu.

"ya aku akan berkerja sama dengan mu" ucap Yunho

Guanheng pun tersenyum puas "saatnya kita membalas pria bangka itu!"

Sementara itu Dejun tengah menahan rasa sakitnya saat pria berbadan besar memukulinya dengan tangan kosong dan balok kayu.

"a-aku mohon s-sudah"lirihnya

Namun pria tersebut justru semakin keras memukulinya hingga tak sengaja salah satu balok kayu memukul kepala Dejun hingga membuat pendarahan pada kepala Dejun.

Aksi pukul pun berhenti saat darah mengalir kedua pria itu membulatkan matanya terkejut.

"gimana ini"ucap pria 1

Temannya langsung mengangkat tubuh Dejun dan membawanya ke salah satu sofa yang ada di sana. "telepon bos" titahnya

Pria 1 tersebut menggeleng "lo mau kita kena amuk hah dia jangan sampai mati sebelum bos yang melakukannya" kesal temannya

Ia pun mengambil handphone dan menelepon bosnya untuk meminta izin agar bisa membawanya ke tempat dokter.

"h-halo bos"

"..."

Pria2 meneguk ludah nya kasar "baik bos"

Tut..

"sudah bawa dia ke klinik terdekat tapi sebelum itu bersihkan dulu sebelum warga curiga"

Setelah beberapa saat kemudian mereka pun membawa Dejun ke kelinik terdekat.

















Bersambung....

Bagi yang mau silahkan mampir di akun aku melihat perjuangan seorang Ali yang hidup sendirian berjuang untuk meng khitbah seorang Zahra yang terus di bantah oleh ayah Zahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi yang mau silahkan mampir di akun aku melihat perjuangan seorang Ali yang hidup sendirian berjuang untuk meng khitbah seorang Zahra yang terus di bantah oleh ayah Zahra.




Alhamdulillah akhirnya beres aku bikin ini semoga kalian suka dan untuk vote ya terima kasih

The Hitman And Blinded (henxiao) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang