Flashback
Dua anak kecil lelaki dan perempuan masih bermain di taman depan rumah mereka. Saling berkejaran dan tertawa satu sama lain. Mereka sudah dua jam bermain dan tidak merasakan lelah sekalipun hingga akhirnya mereka mengantuk dan tertidur di rerumputannya.
"Arka bangun!" gumam sang gadis seraya mengguncang tubuh anak lelaki di sampingnya.
"Hmmm.." Arka menggumam. Mengerjap dan tersenyum ketika gadis cantik itu masih ada di sampingnya.
"Ayo pulang." ajak Asya.
"Sebentar. Kamu nggak mau lihat ada matahari terbenam?"
Asya hanya mengikuti arah gerak mata Arka. Ia melihat ke arah barat. Di taman yang terdapat bukit buatan itu mereka biasa menghabiskan hari-hari mereka. Melihat burung berkicau, melihat matahari terbenam, dan berbagai kegiatan lainnya. Asya berbinar dan tersenyum.
"Asya. Kenapa jantungku selalu berdegup cepat saat aku didekatmu?" tanya Arka.
"Tidak tahu. Mungkin kau gugup?" ucap Asya yang juga tidak paham.
"Aku selalu suka berada di dekatmu." Komentar Arka kepada ucapan Asya tadi tapi matanya tetap melihat mentari yang perlahan menghilang di ujung cakrawala.
"Kayaknya aku suka sama kamu deh..." Lanjut Arka.
"Um... kalau begitu aku juga suka sama kamu deh..."
Berawal dari perbincangan tersebut, mereka masih bersama hingga usia mereka menginjak 15 tahun. Setelah itu, mereka hilang kontak karena Arka memutuskan pindah ke Jakarta. Namun sepuluh tahun kemudian, Arka kembali dan Asya menyambut Arka dengan dingin.
Saat ditinggal Arka, Asya sangat rapuh. Ia menangis hingga bengkak. Menangis hingga sakit selama berhari-hari. sementara Arka, ia tak tahu betapa rapuhnya gadisnya. Ia pergi dan kembali dengan cinta yang masih melekat. Akan tetapi, berbeda dengan Asya. Dia sudah menghapuskan seluruh perasaannya.
Sampai pada akhirnya Arka memutuskan untuk memulainya dari awal. Bersahabat tanpa harus saling menyakiti. Asya tahu bahwa cinta Arka masih begitu besar. Sayang, Asya kini dan seterusnya hanya menganggap Arka sebagai kakak sekaligus malaikat pelindungnya.
Flashback off.
"Rasya, mainnya jangan jauh-jauh, Nak." Ucap Asya lembut pada anaknya.
Raka tersenyum melihat istrinya bermain dengan kedua anaknya. Tanpa Asya sadari, tangan Raka sudah melingkar di pinggangnya. Menuntun istrinya untuk berjalan menjauhi anak-anak mereka yang diasuh oleh nenek dan kakeknya.
"Duduk.." ucap Raka lembut dibalas dengan senyuman Asya.
"Arka pasti sudah senang." Asya hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
"Dia banyak berkorban untuk kehidupan kita, bukan?" kekeh Raka lalu menoleh ke istrinya yang sangat ia cintai.
"Kurasa, Arka yang sudah kuanggap menjadi kakakku sendiri akan memberikan yang terbaik bagi adiknya." Ucap Asya miris.
"Hey. Jangan bersedih lagi. Kita sudah punya kehidupan yang bahagia sekarang. Aku, kamu, dan malaikat kecil kita. Aku yakin Arka akan bahagia juga melihat kamu tersenyum dan bahagia. Karena sesungguhnya, kamu adalah sumber kebahagiaan kami." Ucap Raka. Raka bangun. Sementara Asya masih duduk. Asya menatap Raka yang sudah mengulurkan tangannya, meminta agar Asya menggapai ulurannya.
"Kamu tidak ingin melihat matahari terbenam?" tawar Raka. Asya mengangguk dan mengikuti arah gerak mata Raka. Kali ini, bukan Arka yang di sampingnya, tetapi, lelaki yang sangat Asya cintai.
"Aku mencintaimu, Raka. Aku ingin terus bersamamu." Ucap Asya lirih namun dengan tulus.
"Aku akan selalu bersamamu, kamu sumber kebahagiaanku. Aku sangat sangat mencintaimu, bidadariku."
Kedua hati yang saling mencinta, mereka akan saling melengkapi. Apapun alasan yang mereka punya untuk saling melengkapi.
Asya dan Raka. Dua insan manusia yang dipertemukan dengan jalan berbeda. Menumbuhkan cinta di antara mereka yang tak terduga. Meski akhirnya, ada satu orang yang berkorban bagi mereka.
Kini, kebahagiaan melingkupi mereka. Keduanya selalu berdo'a agar bisa dipersatukan selamanya. Meski Arka tak lagi bisa berbahagia bersama mereka, mereka yakin bahwa Arka akan selalu bahagia melihat ini semua. Terimakasih Arka.
END.
********
Yeaaahhhh akhirnya seleesaaaiiii!!!!!!! Thanks buat kalian reader yang udah baca, silakan votenyaa. Maaf partnya sedikit. Tapi doakan saya bisa menulis yang lebih baik dari ini. tunggu karya saya selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Terus Bersamamu
RomanceNasyaradana Almiradewi, seorang wanita muda yang merajut karirnya sebagai penulis. menorehkan sejuta prestasi dalam naungan hatinya yang tercurah pada sebuah tulisan. hingga ia mengidap suatu penyakit, dan hari-harinya begitu muram meski ada dua ora...