Petak Umpet Bagian 2

77 4 4
                                    

"L!"

"Wa-tari ... Tuhan ... terima kasih ...."

WTF! Anak ini memang tidak waras! Siapa yang bisa menemukannya di sini kecuali Tuhan!

Light masih ternganga memelototi kotak besar brankas berisi tumpukan uang, map cokelat, dan beberapa batang emas. Di sanalah, ada ruang kosong. Tempat Lawliet bersembunyi. Di dalam brankas di ruang kerja Watari.

Light sudah melewati brankas itu, tetapi mustahil untuk menebaknya.

"Bagaimana ... kau bisa menemukannya?" Mata Light tertuju pada Watari. Dia kini curiga Watari ikut andil bersandiwara untuk membuat Light bersalah.

Watari membentak. "Itu mudah! L menyelipkan secarik kertas di sela pintu brankas! Ada tulisan 'Aku di sini' !"

Wajah Light berubah muram. "Aku ... tidak tahu--"

"Jelas! Kau mencoba pura-pura tidak tahu setelah memasukkan cucuku ke dalam brankas dan menguncinya! Segitu bencinya kah kau pada cucuku!" seru Watari memotongnya.

Light menggeram melirik Lawliet yang masih menenggelamkan wajahnya di dada Watari. "Aku tidak melakukannya! Dia yang masuk sendiri ke dalam sana! Aku bahkan baru tahu dia ada di sana!"

Watari pergi meninggalkan Light seorang diri. Dia harus memeriksa kesehatan Lawluet mengingat dia berada di dalam brankas.

Di dalam kamar L, Watari membaringkannya. Dia menyuruh L mengambil napas sebanyak mungkin. Kemudian, dia memberikan L air.

"Terima kasih, Watari. Kau ... menyelamatkan nyawaku."

"L, mengapa kau tidak melawannya? Bukankah aku mengajarimu karate?"

Lawliet menelengkan kepala. "Apa maksudnya?"

Watari menggeram. Dia tahu, Light pasti juga mencuci otak cucunya hingga dia lupa pada pertahanan diri.

"Dasar Bocah Terkutuk! Mengapa kau membuatku jadi tersangka!"

Watari menoleh ke arah Light. Dia tersenyum remeh. "Oh! Jadi, Kira-kun sekarang playing victim! Bravo!"

Light menggaruk tengkuk, gelagat tidak mengerti. "Apa itu playing victim?"

Watari semakin murka. "Persetan apa artinya! Pokoknya itu adalah bahasa gaul yang kudengar!"

"Kalau begitu tidak usah sok gaul, Watari-san!"

"Yah! Jangan mengaturku! Ini masalahnya adalah L! Cucuku! Mengakulah bahwa kau yang telah mengurungnya di dalam brankasku!"

"APA YANG HARUS KULAKUKAN LAGI --"

Lawliet menyambungkan. "Bila kau tak setia."

Light dan Watari terdiam menatap Lawliet. Sang Detektif Cilik mendengkus menyipitkan mata ke Watari.

"Ayo sambung liriknya, Watari!"

Light meneriakinya. "AKU TIDAK SEDANG BERMAIN SAMBUNG LIRIK, L LAWLIET!"

L pundung. "Oh."

"Jangan cuma 'Oh'! Cepat katakan yang sebenarnya pada kakekmu!" pekik Light.

Lawliet menatap lekat Watari. "Watari, tadi ada pria berambut marimo menyusup di halaman belakang."

"Apa dia teman kejahatanmu?" Watari melirik tajam ke Light, menuduh.

"Hah?! Aku bahkan tidak tahu dia itu dari dimensi mana! Yang jelas ...," Light memelototi Lawliet. "CERITAKAN APA YANG SEBENARNYA TERJADI!"

Lawliet meringis. "Oh ... yang itu. Begini, Watari. Light menyuruhku lari dan bersembunyi. Kalau tidak, dia akan memasukkan aku ke dalam karung goni dan meninggalkanku di suatu tempat."

Babby Shit(TER) And LawLIE  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang