「One Shoot」
"𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒔𝒂𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒖𝒔 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒂𝒍 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂, 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖? 𝑴𝒚 𝒍𝒂𝒅𝒚~"
-Vinsmoke Sanji-
[Isinya sama aja seperti One Shoot di book sebelumnya, tapi disini ada beberapa part yang saya hapus. Kalau mau baca lagi, silahkan!!]
~ • ~
Sejauh mata memandang, lautan yang bersih tersaji. Ini sudah minggu ke 7 setelah perginya kapal dengan layar R.A itu. Matanya tak pernah lepas dari lautan, duduk di tepi tebing, ia terus memantau. Memantau kapal-kapal yang mendekat, berharap jika salah satunya berlayar merah terang persis seperti layar kapal para Revolusioner.
Mulutnya mengunyah, teropong terus menutupi matanya, kakinya mengayun di ujung tebing, bajunya compang-camping, tapi wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda jika ia kelelahan. Ia hanya penasaran akan satu hal. Kabarnya.
Tepat di garis ujung lautan, Sanji menangkap kapal yang mendekat. Berpikir jika itu hanyalah kapal komersial yang lewat untuk menuju arah tujuan pulau selanjutnya, tapi ternyata tidak. Di kejauhan kurang lebih 10 kilometer dari pulau, ia menemukan tanda-tanda pasti kapal yang mendekat itu.
Melempar teropong miliknya ke sembarang arah, ia berdiri. Berlari menuju pesisir dengan kecepatan penuh. Terjun dari tebing, mendarat di dahan pohon, lalu melakukan lompatan lompatan jauh menuju ujung pulau itu. Jantungnya berdegup dengan kencang, ia tak salah melihat dari teropong nya, itu adalah kapal mereka. Kapal Utama Divisi Ke-2 Pasukan Revolusi, Mirai.
"SABER-SWAAAAAAAAAAAAAAAN!!!" Sanji memekik dari pesisir setelah keluar dari hutan. Berlari sepanjang pantai mengikuti kapal itu pergi, tak henti-hentinya ia merasa bahagia yang teramat.
Memberikan sambutan pertama untuk kapal itu di pulau ini. Ia berlari dengan tornado cinta khas miliknya, dan taburan imajiner hati yang terus menguar pergi mengikuti arah larinya di garis pantai. Terlihat tak memiliki lelah sama sekali. Sanji tampak bahagia menatap kapal yang ia tunggu-tunggu selama ini berlayar mendekati pulau.
Dirinya tak henti-hentinya memberikan taburan hati kepada wanita yang menopang dagu di pinggir kapal menatap ke arahnya, dengan harap jika wanita itu mengetahui betapa rindunya ia terhadap sang wanita. Hingga tak sengaja Sanji menabrak tebing koral saking semangatnya.
Tawa kecil tampak dari kejauhan. Sanji menatap itu tanpa terkecuali. Kerutan di ujung mata, lipatan di ujung bibir, baris gigi yang tak rapi, dan tangan besi yang agak mengatup menutupi mulut. Sial, dari jarak 3 kilometer saja cantiknya luar biasa!! Dan.. Tunggu. Sejak kapan dia potong rambut?
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot - 𝑴𝒚 𝑪𝒐𝒎𝒎𝒂𝒏𝒅𝒆𝒓 (One Piece X OC! Reader's) [Slow Update]
ФанфикBUKAN GENRE BELOK! [⚠︎Peringatan! : One Shoot ini menggunakan karakter OC! Alur dan ceritanya masih ada sangkut pautnya dengan Fanfic sebelah. Jadi, jika penasaran silahkan baca ke sebelah dulu!!!] "Masa lalu akan menjadi cerita, sedangkan masa depa...