5

2.9K 175 11
                                    

"Cepet sembuh ya zee, aku pulang dulu" Marsha beranjak ingin pulang karna dia juga sudah bingung harus ngobrol apa lagi

"Yaudah aku anterin ke depan" Zee memaksakan dirinya beranjak dari kasur

"Gausah kamu istirahat aja" Bukan karna dia merasa zee harus istirahat. Tapi karna dia sudah mulai salah tingkah

Zee hanya mengangguk dan tersenyum manis, selama di jalan pulang marsha hanya memikirkan kata zee yang soal membenci tadi.

Dia seperti tertampar kenyataan saat ini, toh sebenarnya berteman sama zee juga bukan hal yang buruk.

Keesokan harinya zee sudah masuk sekolah, dia memaksa ibunya untuk mengijinkan hal itu. Setelah di jenguk kemaren zee merasa marsha makin membalas perasaan nya.

"Sakit bikin lu gila yak? " Adel heran melihat sahabatnya itu

"Iya dari ujung cengar cengir ga jelas" Sambung olla

"Ada gila gila nya kali" Oniel mengendus zee

Zee hanya membalas teman nya dengan cengiran puas. Hari ini dia akan menembak marsha lagi dan lagi, namun sepertinya kali ini takdir akan berpihak padanya.

"LU GILA ZEE!!!!" Adel berteriak kaget setelah mendengar perkataan zee

Oniel pun juga hanya memijit kepalanya serasa abis terguncang, olla hanya menggeleng tanda tak setuju.

"Iya, gua mau nembak marsha nanti sebelum balik sekolah, di depan semua anak kelas" Zee sangat percaya diri

Adel dan oniel saling bertatapan, mereka meringis membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Perasaan mereka canpur aduk, bingung apa yang harus mereka lakukan. Sepertinya membiarkan adalah solusinya, karna jika zee patah hati mungkin dia akan berhenti.

Bel pulang berdering dengan kencang, semua bersiap siap ingin pulang. Namun persiapan mereka terhenti ketika mendengar suara zee.

"ANAK DI KELAS INI HARUS JADI SAKSI, BUKTI CINTA GUA HARI INI. MARSHA!!!! MAU GA KAMU JADI PACAR AKU? " dia berlutut ala ala sedang melamar seseorang

Suasana kelas krik krik seperti bunyi jangkrik, marsha merasa jantungnya hampir copot, apa apaan ini ? Hari tenang nya lagi lagi....

Indah kathrin dan ashel hanya saling bertatap tatapan bergantian, mereka hanya pasrah apa yang akan terjadi sebentar lagi.

Marsha menarik zee keluar kelas, dia menarik zee ke belakang kelas. Teman teman zee dan marsha mengikuti dan memantau dari kejauhan.

"Apa apaan sih lo zee ? Kemaren baru banget gua berpikir buat temenan sama lu, eh malah berulah lagi hari ini!!" Marsha kesal bukan main, bagaimana bisa zee menyatakan cinta di depan orang banyak untuk kesekian kalinya

Zee hanya menatap marsha lirih karna ini bukan lah reaksi yang dia banyangkan, dia pikir marsha sudah mulai menaruh hati padanya.

"Maaf" Zee menunduk kan kepalanya

"Lu kenapa sih bebal banget jadi orang ? Lu tau ga selama ini gua cuma ngerjain lu!!! Gua di deket lu cuma mau nyakitin lu. Inget waktu gua ga bawa buku ? Inget waktu kita makan ? Gua bawa buku tapi gua pengen lu di hukum, gua tau lu alergi tapi gua ajak lu makan biar lu sakit!!! Masih ga sadar juga ? Gua harus apa sih biar lu ngerti ? " Emosi marsha benar benar meledak kali ini dia benar benar ingin memukul zee rasanya

Sedangkan zee hanya bisa terluka mendengar semua itu keluar dari mulut marsha. Dia kecewa namun bagaimana pun semua juga salahnya.

"Kamu pengen aku pergi ? Kamu pengen ga aku ganggu lagi ? " Zee mulai meneteskan air mata nya

"Aku janji ga akan ganggu hidup kamu lagi, tapi please penuhin permintaan aku. Selama liburan sekolah, ijinin aku buat jadi pacar kamu sebulan sepanjang libur sekolah ? Setelah itu kalau kamu ga jatuh cinta sama aku, aku bakal jauhin kamu sha" Zee memejamkan matanya menunggu reaksi marsha

Zee berpikir mungkin setelah melakukan itu perasaan nya akan habis, dia juga sudah mulai lelah dengan cinta tanpa ujung ini.

Marsha tak habis pikir, licik sekali pria ini melakukan segala cara agar bersama dia. Marsha bingung harus apa. Namun sepertinya dia tidak punya pilihan lain.

Lebih baik dia menahan diri selama sebulan dari pada dia harus diganggu zee selamanya. Atau buruk nya dari pada pria ini bunuh diri.

"Oke deal" marsha menarik nafas panjang sebelum menjawab

Zee pulang dengan keadaan campur aduk, dia merasa patah hati kali ini lebih dari sebelum nya.

Hari mendung sudah menumpahkan isinya, namun zee tak berhenti. Dia melajukan motornya walaupun tubuhnya mulai basah.

Nasib sial tidak ada di kalender, zee malah nyerempet orang. Mana orang nya pingsan, untung saja zee tidak di kroyok masa.

"Kita bawa ke rumah sakit, kamu ikut dari belakang. Jangan coba kabur saya udah catet plat motor kamu" Kata salah satu warga yang bersedia mengantarkan gadis yang di tabrak zee barusan

Zee panik, dia menghubungi kedua orang tua nya.

"Gimana dong ma, zee takut" Zee memeluk shani ibunya

"Dimana anak saya" Triak ibu ibu mendatangi ugd

"Loh aya" Shani menatap ibu ibu tadi

"Huaaa ka chika mana.... Kakak aku manaaaa dia gabole mati huaaa" Tangis anak yang masih menggunakan seragam sd nya

"Shani, kok kamu bisa disini ? Aku lagi nyari anak ku katanya di srempet orang" Jelas aya yang ternyata adalah teman lama shani dan gracio

Dokter mengatakan bahwa pasien bisa di pindahkan keruangan inap.

"Ohh jadi chika yang di srempet zee. Zee cepet minta maaf kamu" Perintah gracio ayahnya zee

"Maaf ya aku ga sengaja" Zee terlihat sangat menyesal

"Iya, aku gapapa kok" Senyum gadis bernama chika itu

"Cantik" Ucap zee dalam hatinya

"Kamu ya... Tabraktabrak kakak aku nanti kamu aku gigit sampe biru terus aku pukul sampe bunyi deg" Bocil itu mengintimidasi zee dengan tatapan mematikan

Setelah di telaah ternyata bocil itu bernama christy, adiknya chika. Papa mereka sudah berpulang lebih dulu sekitar 5 tahun yang lalu.

Dan saat itu zee juga ikut orang tua nya melayat tapi tidak ingat jika chika adalah  anak dari teman orang tua nya.

"Kamu harus bertanggung jawab zee sampe kaki chika sembuh" Shani mengacak ngacak rambut zee

"Iya ma"























*sha kata gua teh cepet sadar sebelum zee di ambil ama mba mba bule

Hope (Zeesha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang