4

2.8K 190 5
                                    

Satu semester akan segera selesai, namun zee masih di gantung kayak jemuran, hubungan mereka seakan tidak ada pergerakan. Karna emang zee cuma permainan.

"Sayang masih lama film nya mulai, mau makan dulu" Oniel dan indah sedang menghabiskan waktu di salah satu mall di jakarta

"Ayo, aku juga laper" Jawab indah penuh semangat

"Ehh kenapa ya marsha masih ngegantung zee" Tanya oniel penasaran karna sudah lama dia melihat tak ada pergerakan antara mereka

Indah hanya menatap oniel bingung, dia ingin menjawab namun bagaimanapun dia tau marsha hanya mempermainkan zee.

"Niel, marsha itu naif. Diaga semudah itu di kalahin sama hati, maklum anak tunggal jadi agak keras bahkan sama dirinya sendiri" Indah cukup lelah dengan perdramaan yang cukup lama ini

"Kenapa ga di jauhin aja ? Ini seakan dia ngasih harapan ke zee" Oniel tak habis pikir mengapa marsha terus terusan tarik ulur hati sahabatnya

"Gatau aku pusing" Indah memeluk lengan kekasihnya itu

Dia terlalu malas membahas marsha yang keras kepala itu.

Di suatu jalan ada sepasang manusia yang bertengkar hebat.

"Kamu diem aja gitu?! Parah banget tau ga" Adel emosinya meledak saat mendengar ashel yang keceplosan bercerita bahwa marsha hanya mempermainkan sahabatnya

"Aku ga diem, udah aku nasehatin" Ashel juga panik karna ini memperburuk hubungannya kedepan

Entah hubungan dia bersama pacarnya atau hubungan dia sama sahabatnya.

"Marsha itu denial del, dia tuh ga tegaan  tapi maksain diri. Ya kamu pikir juga deh kalau di gangguin tiap hari siapa yang ga risih ?" Ashel masih ingin menyelamatkan nama sahabatnya di depan kekasihnya itu

"Aku harus kasih tau zee" Adel menggebu gebu

"Sayang!!! Kamu ga mikirin aku ? Kalau temen temen aku tau yang cerita sama kamu itu aku, jelas aku bakal di musuhin" Ashel mulai menangis karna dia tau ini senjata yang bisa membungkam adel

"Tapi ini salah" Adel mendekap tubuh kekasihnya itu

Akhir semester seperti ini biasanya di isi dengan perlombaan antar kelas. Namun banyak dari siswanya malah tidur tiduran di kelas.

"Zee hari ini tumben ga masuk" Sadar ashel yang tak melihat zee menggangu marsha hari ini

"Sakit dia" Marsha melihat ashel sekilas

"Lah sakit apa ?" Indah penasaran

"Alergi nya kambuh, kemaren aku ajak makan udang" Marsha tersenyum merasa itu seru namun hanya di balas tatapan horor oleh temen nya

"Lu gila ? Perasaan semua anak kelas tau dah kalau dia alergi" Kathrin kaget bukan main

"Ya emang, tapi dia nya maksain" Marsha memutar matanya malas

"Negri lu sha, gua ga ngajarin lu segitunya kalii" Kathrin pun menyesal karna muridnya makin jadi

"Sha sumpah, ini udah keterlaluan" Indah sedih melihat marsha yang masih terus mengerjai zee

"Sha, lu sengaja kan ? Lu sekarang udah di tahap jahat" Ashel terlihat sangat kecewa

"Sorry... " Dia baru sadar jika dia sudah melewatkan batas

"Kata gua sih minimal jenguk" Kathrin berlalu meninggalkan teman teman nya

"Setuju" Disusul ashel yang pergi mau ngebucin sama adel pacarnya

"Sha, jangan terlalu nyakitin. Kalau kamu terlalu nyakitin nanti takdir bisa nyakitin kamu" Indah khawatir tetang sahabatnya itu

"Iya nanti aku jenguk dia" Marsha sedih karna kali ini dia tak mendapat support siapapun

Adel yang menguping percakapan itu dari luar pintu hanya bisa menggertak kan giginya, jika bukan demi ashel mungkin dia sudah koar koar soal perlakuan marsha kepada sahabatnya.

"Lu kenapa sih del diem aja" Oniel mendatangi adel yang sedang makan indomie sendirian di kantin

"Gapapa, yg lain mana ? " Adel benar benar kepikiran masalah zee

"Di lapangan" Oniel menatap adel curiga

"Kenapa sih ?" Lanjutnya

"Gapapa lagi mikirin zee" Adel menyenderkan badan nya lesu

"Yaelah besok juga sembuh tu bocah" Oniel menyeruput es teh adel

"Bukan itu" Mulutnya sudab gatal ingin bercerita namun balik lagi dia harus diam demi ashel

"Lu udah tau ya del? " Oniel seakan tau apa yang adel sedang pikirkan

Adel menatap oniel kaget, ternyata pria itu juga sudah tau masalah ini.

"Lu di ceritain indah ? " Ternyata sudah banyak yang tau soal ini

"Iya, dia cerita kemaren tapi minta gua diem, gua juga ga nyangka ternyata ashel juga udah cerita sama lu" Mereka merasa miris dengan apa yang harus zee alami

"Jadi gimana nih niel? " Adel frustasi tentang apa yang harus terjadi

"Gatau" Oniel pun ikut pusing

Saat bel pulang sekolah marsha bergegas mendatangi zee kerumah nya. Bagaimanapun dia merasa bersalah dalam hatinya, dia akui kali ini dia keterlaluan.

"Permisi" Ketuk marsha sambil memegang buah buahan yang dia beli dulu sebelum sampai ke rumah ini

"Siapa ya" Seorang art rumah tangga keluar bergegas membukakan pintu rumah

"Cari siapa? " Sapa nya santun

"Zee nya ada ? " Marsha takut kalau dia salah rumah

"Siapa bik? " Seorang wanita elegan keluar mendatangi marsha

"Cari abang zee buk" Jawabnya

"Ohh temen nya zee ya" Senyum lembut itu membuat marsha terpaku, cantik sekali

"Iya tante" Marsha bingung harus gimana sebenarnya

"Zee ada di atas, mau nengokin dia ya ? Ayo masuk sini" Hangat, sapanya begitu hangat

"Langsung aja ke atas kamar zee yang paling deket tangga" Tatapan lembut itu membuat marsha merasa tak pantas mendapatkan nya, Karna dia telah menyakiti zee

Dia mengetuk kamar zee pelan, karna tak ada jawaban dia langsung membuka pintu itu.

"Marsha" Zee menganga saat tau siapa yang masuk

Dia selama ini bahkan tak berani berkhayal bidadarinya mendatangi rumahnya, jika ini karna dia sakit maka zee ingin sakit lebih lama.

"Ini buat kamu" Memberikan buah yang dia bawa, Marsha salting dia bingung harus ngapain

"Makasih ya sha" Zee tersenyum lebar dan ingin jungkir balik sekarang

"Kok ga bilang kalau alergi? " Padahal dia juga sudah tau sebenarnya

"Gapapa, aku suka kok" Bukan itu alasan sebenarnya, dasar bucin

"Kenapa harus maksain diri ? Kan tinggal bilang kalau gabisa makan" Marsha heran kenapa dia selalu bosan jika sudah ngobrol sama zee

"Karna kamu suka... " Zee menatap lekat mata marsha

"Dih... " Dia sedikit canggung setelah mendengsr hal itu keluar dari mulut zee

"Sha... Jangan benci aku ya" Tiba tiba topik sudah teralihkan saja

"Hah ? " Marsha bingung kenapa tiba tiba

"Iya, jangan benci aku. Kalau kamu ga suka sama aku, kalau kamu risih sama aku, kalau kamu muak sama aku gapapa asal kamu ga benci. Karna kalau kamu benci hal baik pun kalau aku yang lakuin kamu ga akan suka" Jujur saja perkataan zee membuat marsha kepikiran

Benar juga selama ini dia membenci zee, padahal pria itu tidak melakukan apapun. Kadang dia melakukan hal baik namun marsha malah merasa tidak suka.


























*kurang panjang kah kids ?

Hope (Zeesha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang