9

2.6K 176 6
                                    

Sepertinya marsha kalah telak, kedua orang tua nya sangat menyukai zee, pribadi yang sopan namun asik untuk di ajak bicara.

"Lucu anak nya" Mama marsha

"Iya papa aja ngakak terus ma" Saut papanya semangat

"Bisa stop puji puji zee gasih ma pa" Marsha memutar bola matanya malas

Sudah dari dua jam yang lalu setelah zee pulang mereka masih membicarakan pria itu.

"Kata zee kalian ga pacaran sha, belum jadian ?" Papanya kepo

"Ga jadian dan ga akan, aku gasuka sama zee pa" Marsha makin malas mendengar pertanyaan absurd papanya

"Lah kenapa, zee ganteng gitu, baik juga sopan" Kenapa mama dan papa nya malah membela zee

"Lusa kan ultah papa, ajak dia juga ya makan malam" Ide papanya

"Setuju, kapan lagi bisa mamerin calon mantu" Saut mamanya

"Apaan sihhh" Marsha hampir tantrum malam ini

Sepertinya zee memakai pelet sehingga orang tuanya sangat menyukai pria itu.

"Kalau kamu pergi pergi sama dia papa jadi tenang, anaknya baik gitu kayaknya bisa di percaya deh" Lagi dan lagi sepertinya malam ini tema nya adalah memuji zee

"Udah ah males, marsha ke kamar dulu bye ma pa" Dari pada kuping nya makin panas mendengar kedua orang tua nya

Day 4

"Zee hari ini kita perginya ke mall lagi gapapa ? Aku mau cari kado buat papa"

"Lah papa ulang tahun ? Kapan ?" Tanya nya penasaran

"Besok" Jawab marsha singkat

Saking di restuinya sekarang zee disuruh untuk memanggil mama dan papa pada orang tua marsha, kata papa marsha anggap sebagai doa biar jodoh.

Ternyata tidak sulit memenangkan hati kedua orang tua marsha hanya perlu jago bermain billiard dan bisa sedikit masak.

"Ohh oke boss"

"Kamu di ajak juga tuh makan malam keluarga ama mereka" Jelas marsha

"Aku di ajak?" Kaget zee

"Iya, kayaknya pelet kamu berhasil deh" Malasnya

"Buahahah aku otw sha" Zee bergegas semangat

Marsha bersiap untuk pergi.

"Pa ma marsha pergi" Kata marsha mendekati papanya

"Mau kemana ? Sama siapa? " Papanya masih sibuk bermain ps

"Ke mall sama zee" Dia duduk di sebelah papa nya sambil menunggu jemputan zee

"Lagian papa sama mama di rumah terus sih bukan nya kerja" Heran marsha

"Lah biarin perusahaan punya papa sendiri mwehehhe lagian toko mama kamu mah tinggal report bulanan aja" Malas papanya

"Wangi banget sih sha" Aroma marsha memenuhi seluruh ruangan

"Yakali pergi pergi bau bekantan pa" Emosinya

"Sha itu suara mobil zee kayaknya" Sepertinya orang tua nya lebih semangat bertemu zee di banding dia

"Suruh masuk dulu" Sambung papanya

"Gamau, mau langsung pergi aja" Marsha berlari keluar takut papa dan mamanya berulah lagi

Dia bergegas masuk ke mobil zee dan menahan pria itu agar tidak turun.

"ZEE PULANG NYA NANTI MAMPIR DULU" triak papanya

"IYAA PAA SIAPP" balasnya yang di hadiahi cubitan oleh marsha

Marsha dari tadi bolak balik dan masih tak menemukan kado untuk papa nya.

"Aku juga mau kasih kado ahhh" Kata zee

"Apa ?" Tanya nya penasaran

"Rahasia dong"

"Dih rahasia rahasiaan" Malas marsha

"Apa ya yang belum papa punya" Marsha kembali pusing

"Beliin kemeja aja kali yak buat ke kantor" Dia bicara pada dirinya sendiri

"Zee sini" Dia mencocok kan bajunya menggunakan badan zee

"Heemm mba ada ukuran di atas yang ini ga ? " Tanya nya pada staff yang ada di sana

"Ada mba" Pegawai itu kembali sibuk mencari

"Ini mba"

"Zee coba pake" Marsha menunggu pria itu memakai bajunya walaupun zee lebih tinggi dari papanya sepertinya tidak akan salah

"Tapi papa kan lebih buncit sedikit" Tanpa sadar dia mengusap perut zee

Perlakuan itu membuat pria bernama zee menjadi batu seketika, dia seperti tidak bisa mencerna apa yang barusan terjadi.

Marsha pun tidak sadar akan hal itu, dia masih sibuk memilih warna.

"Emang marsha ga baik buat kesehatan jantung" Ucap zee dalam hati sambil memegang dada nya yang masih berdetak kencang

"Ayo zee" Tarik marsha karna dia ingin segera membayar

"Biar aku aja sha yang bayar" Zee mengeluarkan card nya

"Jangan ini kan kado aku buat papa" Marsha mengembalikan kartu zee

Mereka berkeliling saja, marsha juga tidak menyangkan jika belanja nya begitu cepat.

"Mau kemana lagi sha ?" Tanya zee

"Gatau, zee aku ke toilet dulu ya kebelet pipis" Dia menyerahkan belanjaan ke zee dan berjalan cepat

Setelah lega mengosongkan kantong pipis nya marsha ingin cepat berjalan menuju zee namun ada seorang pria menghentikan langkahnya.

"Sendirian aja mba ?" Pria ini cukup rapih dari tampilan nya

"Ga" Marsha mengabaikan nya karna itu orang asing

"Mau di temenin ga, kenalan aja dulu" Pria itu masih kekeh

"Kamu mau belanja ? Nanti aku bayarin" Pria itu mulai ingin meraih tangan marsha

Marsha masih terus berjalan menuju zee. Tapi pria itu entah dimana.

"Mba.. "

"Ada perlu apa ya mas sama pacar saya ?" Cegah zee dari belakang

Suara itu membuat nafas marsha yang awalnya tercekat jadi lebih lancar dari sebelumnya.

"Oh maaf bang, saya kira mba nya sendirian"

Tatapan zee sangat tidak bersahabat, dia siap baku hantam saat ini.

Pria itu berlalu dengan cepat dia mungkin takut melihat keberadaan zee disana.

"Kamu gapapa sha" Cemas zee yang melihat sepertinya marsha sedikit shock

"Gapapa zee" Dengan suara yang sedikit bergetar

Zee tak habis pikir di tempat seramai ini masih saja ada orang yang berani melakukan hal seperti itu.

"Mending kamu ikut aku" Zee menarik tangan marsha menuju lantai 3

Zee mengajak marsha bermain pump dance, di banding serius mereka lebih banyak tertawa karna zee berulah, mulai dari gaya bebek hingga dino zumba.

Dia senang marsha tertawa dan melupakan kejadian tadi.

"Dia usaha sekeras ini buat bikin aku ketawa ? Kenapa dia baik banget" Kata marsha dalam hari ketika dia menatap zee di sela sela dia bermain

"Zee kamu disini" Pandangan mereka seketika menoleh kebelakang melihat siapa yang bersuara

"Chika...."






















*aduhh sha cepetan jadiin saingan lu berat ini

Hope (Zeesha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang