7

2.5K 172 6
                                    

Day 2

Hari berat akan selalu terlewati, pagi hari yang sangat cerah untuk dimulai dengan hati gelisah dan khawatir.

"Morning marsha" Sapa zee yang sudah rapi dengan aroma maskulin yang menyeruak dari tubuhnya

"Morning" Jika ada yang lebih manis dari gula mungkin itu adalah senyuman marsha

Mereka pergi hanya untuk sarapan bersama, namun sayangnya mereka hanya makan dalam diam.

Seperti dua orang asing yang di persatukan di atas meja yang sama.

"Ketemuan sama mereka dimana sha ?" Zee menatap marsha dengan pandangan teduh

"Di mall biasa zee, nanti kita main dulu terus siangan dikit baru nonton" Jarang marsha memberika kalimat panjang namun ini adalah perkembangan yang bagus

"Kecepetan gasih kalau kita kesana sekarang ? Mall nya juga buka jam 9? Mereka otw jam 10 kan sha ?"

"Hem iya tapi aku mau pulang dulu ganti baju kita nunggu di rumah aku mau ga ?" Zee sedikit shock sebenarnya

"Ayo"

Di perjalanan sebenarnya zee sedikit gugup karna dia pasti akan bertemu keluarga marsha.

"Siapa ini sha, ganteng banget" Puji mama marsha aka nyonya besar anin

"Temen ma"
"Aku ke atas dulu ya zee ganti baju kamu duduk dulu"

"Marsha jarang loh ajak temen cowonya ke rumah" Senyum marsha ternyata diturunkan dari ibunya

"Ah iya tante" Zee sedikit canggung

"Siapa namanya sayang?" Suara mama marsha begitu lembut di telinga

"Zee, tante"

"Oh zee"

"Lah siapa ini ma?" Pria paruh baya turun dengan pakaian rapi

"Temen nya marsha pa namanya zee"

"Hemm temen apa temen nih ?" Senyum papa marsha penuh arti

"Kalau pacar juga gapapa kok" Tawa papa marsha pecah di depan zee

"Temen marsha om" Zee tidak pernah merasa segugup ini

"Dari mana dan mau kemana sama marsha?" Papanya kepo saat melihat anaknya yang jarang sekali membawa teman lelaki itu

"Tadi dari sarapan bubur terus mau jalan ke mall sama temen yang lain om" Zee makin ovt takut salah jawab

"Yaudah titip ya zee marshanya"

"Om pergi dulu ya, jangan lupa di jagain ya zee" Sambungnya

Zee hanya mengangguk seperti orang yang sedang linglung karna gugup. Sepertinya orang tua marsha harus bergegas pergi ke kantor.

"Tante juga pamit ya zee, titip marsha jangan sampai lecet" Mamanya pun ikut menyusul sang papa

"Lama banget ya waktu jalan nya" Kata marsha yang sudah berganti baju

"Lama banget sha" Dalam hati zee karna waktunya bersama orang tua marsha tadi adalah waktu waktu yang menegangkan

"Kita nunggu di rumah aja gapapa kan zee ? Masih lama juga soalnya" Kalimat yang cukup panjang lagi keluar dari mulut marsha

"Gapapa kok sha"

"Eh dari pada gabut main ps yuk" Daripada mereka diam dan jadi lebih canggung marsha memutuskan mengajak zee ke ruang keluarga untuk bermain ps

Setelah puas bermain ps mereka akhirnya menuju tempat lokasi, mereka sudah janjian dengan teman teman nya marsha untuk jalan bersama, ini semua karna paksaan dari ashel.

Karna perempuan itu sedang berulang tahun sekarang, dan juga karna kejadian pacar kontrak ini mereka sepakat untuk membantu zee mendekati marsha.

Dan tentu saja ashel dengan adel, indah dengan oniel dan kathrin dengan gino daripada marsha jadi obat nyamuk mending dia ajak zee bukan ?

"Kita ga beli kado sha?" Zee baru sadar masa dia tidak memberikan apa apa

"Rencana sih kadonya nyusul aja, tapi emang kamu mau beli dulu zee ?" Sepertinya marsha sudah mulai krisis panggilan, dia bingung harus menggunakan lo gue atau aku kamu

Karna zee selalu menggunakan aku kamu ketika bicara padanya, jadi dia merasa seperti terbiasa mendengar itu.

"Ayo beli satu kado aja, trus bilang dari kita berdua"

"Oh yaudah ayo" Tidak ada ruginya kan menerima tawaran zee

Mereka berkeliling mencari kado ashel dulu sebelum berkumpul dengan teman temanya.

Saat melihat zee teman teman nya hanya bisa menatapnya dengan iba, hubungan macam apa yang mengikat dua orang yang punya rasa hanya satu.

"Akhirnya dateng lu" Oniel merangkul zee dalam perasaan bersalah tak bisa membantu banyak sahabatnya itu

"Kangen lu yak wkwk" Zee tertawa lepas

"Ayo makannnn, aku udah pesen tempat kita makan sepuasnya mumpung di bayarin ashel" Triak kathrin padahal dia kaya tapi kalau soal gratisan gamau kalah

"Ga kok, dihhh kan adel yang bayar" Jawab ashel menarik tangan adel

"Iya sayang" Adel merangkul ashel

"Eh iya ini kado dari gua ama zee" Marsha memberikan kado yang mereka suka tadi

"Cieee kadonya beli bareng" Bukan nya bilang terima kasih ashel malah menggoda sahabatnya itu

"Biar hemat" Muka marsha memerah

Sepertinya bukan ide yang bagus mengajak zee bersama mereka, karna dia habis di ceng cengin.

Cewe cewe menghabiskan waktu di tempar skincare, dan para pria memutuskan duduk menunggu karna itu pasti akan lama.

"Gimana zee lu ama marsha ?" Tanya oniel

"Gada perubahan" Saut zee

"Baru juga dua hari pasti masih butuh waktu" Sambung adel

"Kalau gabisa jangan di paksa" Tumben gino bersuara, namun pria itu selalu realistis

"Dari pada sakit hati sendiri ?" Sambungnya

Apa yang gino katakan ada benarnya juga, semua akan percuma jika marsha tak menginginkan hal yang sama.

"Gua yakin bisa" Adel selalu ber positif thingking

Oniel juga ikut menguatkan, karna dia tau apa yang zee rasakan sangat tidak enak.

"Zee.. Kamu disini ?" Sapa wanita yang jalan sedikit terseok menggunakan tongkat

"Eh chik.. Iya lagi jalan ama temen, hai christy"

"Hai kak"

"Kenapa ga ngajak aku chik ?" Tanya zee

"Kata mama kamu, kamunya lagi pergi, mumpung kitty dirumah aja jadi sama dia deh" Jelasnya

"Yaudah zee aku nemenin christy dulu ya, bye" Pamitnya ramah dia juga tersenyum ke arah teman teman zee

"Siapa zee ?" Tanya oniel penasaran

"Temen" Jawabnya

"Cantik" Sekali lagi gino bersuara

"Parah, pacar lu noh di dalem" Saut adel

"Zee, cantik. Jangan menolak orang yang datang hanya untuk orang yang pergi" Sejujurnya ini adalah bahasa yang sedikit berat

Namun dia mengerti. Tapi baginya marsha masih menjadi manusia favorite yang dia tidak ingin ganti dengan siapapun.

"Thanks zee buat hari ini" Marsha ingin bergegas pergi

"Thanks juga sha" Senyumnya tulus

Sebenarnya marsha penasaran siapa wanita yang bicara dengan zee tadi namun dia terlalu gengsi dan juga dia berasa itu melanggar privasi jika dia bertanya.


















*jangan kebanyakan gengsi sha

Hope (Zeesha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang