16

2.9K 213 16
                                    

"Kok bilang gitu sih ke mama aku ?" Mereka sudah masuk ke kamar zee

"Suka suka aku dong" Marsha meledek zee

Bukan nya apa apa, namun zee jadi salting brutal karna marsha. Dia jadi berharap lagi bisa memiliki marsha, sedangkan itu tidak mungkin.

Mereka menghabiskan waktu di rumah zee seharian, baru kali ini marsha merasa menyenangkan pergi ke rumah lawan jenis.

"Ayo sayang makan dulu, papi kamu udah dibawah tuh" Ajak shani saat melihat zee masih asik bermain game bersama marsha

"Marsha ayoo" Ajak shani juga kepada seseorang yang dia kira akan jadi menantunya itu

"Aduhh ada siapa nih" Tanya gracio yang melihat seorang perempuan turun bersama zee dan shani

Jujur saja itu membagongkan karna dia tau seberapa zee tak pernah mengajak teman perempuan ke rumahnya, jarang sekali.

"Calon mantu pah hihi" Ledek shani, muka zee seketika memerah

"Ohh calon mantu" Sekarang saatnya gracio yang menggoda zee

"Pantes ya udah ga jadi anak rumahan lagi ternyata udah punya pacar" Lanjutnya sekarang pipi marsha juga ikut memerah karna malu

"Aduh jadi ga sabar ketemu calon besan" Ledek gracio lagi yang membuat zee salting brutal

"Ehh papa nya marsha tau loh sama papi" Zee sepertinya ingin mengalihkan pembicaraan

"Ohh yaa siapa nama papanya ?" Tanya gracio sambil mulai melahap makanannya

"Papa dheo, dheo angelio" Bukan marsha yang menjawab malah zee

"Ohh tau papi juga, berarti anaknya anin ya? Anindhita kenal tuh papi" Dalam hati gracio gatau aja mereka kalau anin pernah jadi daftar calon gebetan, untung sebelum itu malah ketemu shani xixixi

"Iya om" Jawab marsha malu malu

"Kayaknya udah ikrib bingit nih zoy sama papa nya marsha" Zee hanya nyengir tak menjawab apapun

Setelah makan malam dan berpamitan, zee mengantarkan marsha pulang. Sepertinya marsha sangat bahagia malam ini karna ternyata dia tak kalah dari chika.

Day 20

Setelah hari yang membahagiakan kemarin zee malah lemas hari ini ketika menyadari bahwa dia akan masuk sekolah 8 hari lagi, yang artinya kontrak dia dengan marsha akan segera berakhir.

"Andai waktu bisa berhenti" Ingin sekali menangis tapi dia malu karna lelaki tak boleh menangis lebih dari satu ember

"Andai aku mencintaimu pake logika mungkin aku udah berhenti sejak lama, sayangnya aku pake hati" Lirihnya lagi

Dia merasa marsha tidak tergapai, gadis itu nyaman sebagai teman bersamanya. Tidak ada kemajuan yang membuatnya percaya diri. Tidak ada sesuatu yang membuatnya merasa menang.

Zee bergegas ke rumah marsha, entah apa yang ingin di lakukan mereka hari ini. Selama perjalanan pun zee masih melamun termakan pikiran nya sendiri.

"Zee hari ini ikut mama sama papa ke puncak ya, akong nya marsha kan ulang tahun. Kita nginep di sana besok sore pulang, coba izin dulu sama mama kamu kalau ga berani nanti mama yang ijinin" Baru juga sampai dia sudah di todong untuk ikut acara keluarga, seakan sudah menjadi menantu tetap

Tentu saja boleh, mana mungkin dia tidak di ijinkan, jika dia minta ijin ke gracio ayahnya. Bapak tua itu sangat bahagia jika anaknya melakukan hal hal jantan di luar sana di bandingkan duduk diam dirumah. Kalau ijin ke ibunya shani masih ada kemungkinan di larang.

Hope (Zeesha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang