This is Original Story by NOVURIEEN
HAPPY READING
Marlan berusaha tak mengkhawatirkan Wildan, tapi semakin hari dirinya justru semakin penasaran. Temannya itu tak membalas pesan dan tak keluar rumah, ia sempat berpikir mungkin saja Wildan pingsan atau bahkan meninggal.
Hari ini, Marlan kembali mengetuk pintu rumah Wildan "Dan ... lu masih hidup kan?!" teriak Marlan cukup keras dan ia yakin jika Wildan sadar, laki-laki itu pasti menyaut
"Sumpah ya, lu jawab apa kek gitu kalo masih hidup. Gua takut tiba-tiba ada bau bangke deh" lanjut Marlan berani walau sebenarnya ia takut apa yang ia ucapkan benar-benar terjadi
Saat tangannya berniat mengetuk pintu lagi, tiba-tiba suara kunci terdengar, pintu perlahan terbuka dan sosok Wildan muncul.
"Gua gapapa" ucap Wildan
"Gila lu ya?! betah banget di dalem rumah" protes Marlan, ia berniat menerobos masuk namun satu tangan Wildan menahan bahunya
"Gua lagi mau sendiri Lan" ucap Wildan
"Lu udah sendirian dua minggu deh kayaknya Dan, ada apa sih?" tanya Marlan dan Wildan tak menjawab
"Alisha lu itu lagi kan?" lanjut Marlan menebak
Dari sorot mata Wildan dan kondisi mengenaskan laki-laki itu, Marlan tahu ucapannya benar. "Apa yang lu harapin dari dia sih Dan? gua emang gak kenal dia, tapi kalo dia maenin lu kayak gini udah gak sehat tau" cecar Marlan
"Lan, gua mau sendiri dulu" ucap Wildan dan sebelum Marlan mengoceh lagi, Wildan sudah menutup pintu rumahnya lagi
Marlan menghela nafas pasrah, "Kalo makanan lu abis, telepon gua!" teriaknya sebelum pergi meninggalkan rumah Wildan
***novurieen***
"Bun, itu bekel buat siapa? Ayah masih lama kan pulang nya?" tanya Nina saat ia selesai makan dan Ibundanya mengepak makanan ke dalam tupperware
"Buat Wildan, nanti kamu anterin ya. Udah berapa hari ini Bunda gak liat dia, kasian kan kalo makan makanan instan terus" jelas Bunda seraya menutup kotak terakhir kemudian memasukannya ke dalam shopping bag berwarna pink milik Nina
Kening Nina mengernyit "Dih kok Nina yang suruh kesana? Bunda aja lah, terus itu jangan pake yang pink, itu kan punya aku Bun" keluhnya
"Kamu kan temennya dan ini bisa beli lagi, udah jangan bawel, cepet bawa ini ke Wildan" Sekarang Bunda menarik lengan Nina hingga berdiri, memaksa Nina memegang jinjingan berisi makanan yang sudah ia pack tadi.
Demi rasa kemanusiaan dan demi Ibundanya, Nina akhirnya pergi ke rumah Wildan, ia menekan bel dan mengetuk pintu berkali-kali, namun tak ada jawaban.
"Wil! ini gua Nina, gua bawa makanan!" teriak Nina, namun tetap tak ada jawaban
"Wil, lu masih idup apa udah mati ya?" teriak Nina lagi "Jawab kek!" teriaknya
Sesaat berpikir, Nina meringis "Jangan deng! jangan dijawab, kalo lu udah mati jangan di jawab ya anjir!" teriaknya panik
"Wil, ini Bunda bawa makanan, kalo lu masih idup ambil di depan ya, tas nya jangan lu ambil ini kesayangan gua, tupperwarenya jangan lu rusak atau ilangin entar di marahin bunda" teriak Nina sebelum ia menaruh jinjingannya di kursi yang ada tepat di dekat pintu utama
"Gua balik ya Wil, gak usah di jawab kalo lu udah mati" lanjut Nina kemudian berlari pergi
Ih.. kalo dia mati beneran gimana coba? ih serem deh, beneran rumah horor itu nanti
--
Hari berikutnya Nina kembali ke rumah Wildan dengan membawa makanan baru, jinjingan yang sebelumnya sudah tidak ada di kursi, membuat Nina mengernyit.
"Wil, yang ambil makanan sampa tasnya elu kan ya? bukan maling?" teriak Nina, masih tak ada jawaban
"Wil pokoknya itu tas pink kesayangan gua ya, kalo sampe di maling lu yang tanggung jawab cari malingnya sampe ketemu!" teriak Nina lagi
Nina menaruh jinjingan baru di kursi "Gua taro makanan lagi ya di depan, di ambil terus makan, Bunda takut lu kena usus buntu kalo makan yang instan-instan terus"
Masih tak ada jawaban Nina mulai khawatir "Wil, gua balik. Pokoknya kalo lu udah mati jangan jawab apapun ya! gua ngeri! bye"
--
Hari ketiga Nina kembali ke rumah WIldan, di depan kursi sudah ada tupperware yang sebelumnya Bunda gunakan di hari pertama dan kedua, namun hanya ada shopping bag yang ia gunakan untuk membawa, tas kesayangannya yang berwarna pink tak terlihat.
"Wil! Tas pink gua mana?! lu ilangin ya?!" teriak Nina panik
"Awas aja ya ilang, gua suruh lu cari ke China, cari dah KW nya disono, atau ke Thailan cari yang KW super!'
Nina mengambil bekas kotak makan sebelumnya dan menaruh kotak makan yang baru "Gua taro yang baru ya Wil, kalo gak enak jangan di paksa makan, tadi sih gua rasain agak keasinan, lu kasih aja tetangga sebelah!' ucap Nina
"Ih gua lupa, tetangga sebelah lu kan gua ya" ucap Nina lagi namun sambil tertawa, ia baru sadar di sebelah kanan rumah Wildan tak ada rumah lagi
"Wil, besok balikin tas pink kesayangan gua ya, awas besok gak balik! bye!"
***novurieen***
"Wil, besok balikin tas pink kesayangan gua ya, awas besok gak balik! bye!" suara terakhir Nina sebelum meninggalkan rumah Wildan
Wildan duduk di sofa, menatap shopping bag berwarna pink di atas meja. Ia sebenarnya bisa mengembalikan tas itu, namun sebelumnya Wildan tak sengaja mengotori tas nya, sekarang Wildan sedang mencari cara membersihkannya
Sebenarnya Wildan bisa saja menjawab Nina selama tiga hari ini, namun sepertinya akan lebih baik jika ia diam, Wildan bisa mendengar ocehan gadis itu yang terkadang membuatnya tersenyum.
"Feeling better karena denger suara lu itu salah gak sih Na?" gumam Wildan
Tak ingin berpikir yang aneh-aneh, Wildan membaringkan tubuhnya di sofa, menatap langit-langit ruang tamunya
Wildan mengurung diri karena merasa kesal dan sedih di waktu yang bersamaan, ia menghabiskan waktu satu minggu di Bandung untuk mencari Alisha, di hari terakhir ia justru mendapat pesan dari Alisha bahwa gadis itu sedang berlibur ke luar pulau. Sialan memang, tapi WIldan tak pernah bisa marah pada Alisha, ia tak bisa memaki Alisha, maka dari itu ia hanya mengurung diri sekarang, mencoba meredam emosinya.
Berbeda dari sebelum-sebelumnya, emosi Wildan teredam lebih cepat karena setiap hari ia mendengar ocehan Nina dari luar rumah, ia merasa suara gadis itu membuatnya lebih tenang.
Bersosialisasi sama Nina kayaknya bukan ide yang buruk
***novurieen***
"Wildan!!! Lu beneran ngilangin tas kesayangan gua ya?!!" teriakan Nina di hari berikutnya membuat Wildan tersenyum di balik pintu, ia tadi berniat menaruh tas yang Nina maksud di depan, namun gadis itu lebih dulu datang
"Keluar gak lu?! gua bilang keluar sekarang!!! atau gua panggil damkar buat-" ucapan Nina terputus karena Wildan dengan cepat membuka pintu rumahnya
Sudah berapa hari Wildan tak melihat Nina? Wildan seperti melihat orang baru
Mereka berdua saling diam, bahkan Nina yang sebelumnya mengoceh tiba-tiba menutup mulutnya.
"Wil, kok lu tambah jelek sih?"
What?
TBC
Remember to vote and comment
^^
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING FOR YOU
RomanceWildan seorang yang anti sosial atau lebih halusnya sulit bersosialisasi, tiba-tiba bertemu dengan Nina, seorang gadis ceria ekstrovert. Tak bisa menghindar, Wildan lambat laun terbiasa dengan kehadiran Nina dan segala ocehannya. Kebiasaan itu mem...