This is Original Story by NOVURIEEN
HAPPY READING
"Wil, kok lu tambah jelek sih?" entah bagaimana kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Nina saat melihat rambut Wildan yang berantakan
Tentu saja kalimat itu membuat Wildan yang berdiri dihadapannya mengernyit.
"Maksud gua, lu berantakan banget, abis kena angin topan, angin puyuh atau angin lalu ?" Nina mencoba membersihkan kalimat tanya sebelumnya sambil bercanda, walau Nina tahu itu tidak lucu.
"tas pink kesayangan lu" Wildan mengulurkan tas Nina yang sudah di lipat rapih
Dengan cepat Nina meraih tas itu "Tas gua nih? dih kok wangi sih?" ucapnya saat sadar ada aroma manis pada tas tersebut
"Gak sengaja kena noda, gua cuci"
"Mana yang kena noda?! ilang gak? haduhhh!" Nina mulai panik, melebarkan tas nya, mencari noda yang di maksud oleh Wildan
"Ilang" ucap Wildan singkat
Nina menghela nafas lega, kemudian mengulurkan jinjingan baru berisi makanan lagi "Nih buat hari ini"
"Thanks, besok gak usah bawa lagi"
"Bilang sendiri ke Bunda sana, kalo gua yang bilang terus Bunda nangis sesenggukan gimana? Bunda kalo nangis tuh susah banget diem nya, harus ada Ayah, udah Ayah lagi ke luar gak tau kapan balik, bahaya" oceh Nina sambil menggeleng tegas
Entah bagaimana Wildan justru tersenyum dan itu membuat Nina sedikit terkejut, setelah dua minggu tak bertemu laki-laki itu, melihat rambutnya yang berantakan ditambah dengan senyumnya yang manis
Wait! Gua mikir apa? manis? udah gak waras lu Nina!
"Oke, nanti gua balikin tempat makannya sambil bilang ke Tante" ucap Wildan
Nina mengangguk, "yaudah, gua balik deh, mau kuliah, lu jangan lupa kuliah deh, nanti jadi mahasiswa abadi" ucapnya kemudian pergi tanpa menunggu jawaban dari Wildan
***novurieen***
Marlan duduk sambil memotong buah, memberikannya ke piring Nina dan Bunda. Ya, saat ini ia berada di rumah Nina, memakan buah sepulang dari kampus.
"Coba tuh Nin, minta ajarin Marlan motong buah gimana, kamu yang cewek kok malah takut" ucap Bunda
"Bukan takut Bun, tapi trauma, inget gak jari aku pernah hampir putus?"
"Lebay!" teriak Bunda
"Cuma ke gores itu Nin" timpal Marlan
"itu juga kan kamu yang sotoy, masih SD udah sok sok an megang pisau mau motong semangka" lanjut Bunda
Kali ini Marlan hanya tertawa mendengar ocehan Bunda dan Nina.
"ya, pokok nya aku trauma" Nina memberengut tak ingin tahu itu masalah kecil atau besar
Tak lama bel rumah berdenting, Bunda berdiri menuju pintu utama dan tak lama kembali. Mata Marlan melebar saat ada sosok WIdan di belakang Bunda.
"Dapet tambahan anggota nih, Lan potong buah banyakan" ucap Bunda semangat
"Lu udah mau keluar rumah?" tanya Marlan saat Wildan duduk di hadapannya, tepat disamping Nina
"Gua belom cerita ya Lan? tadi pagi udah keluar dia, akhirnya. Ah, capek banget teriak-teriak setiap hari" ucap Nina seolah mewakili Wildan
"gua gak nyuruh lu teriak" ucap Wildan sambil menoleh ke Nina
"Ya kalo gua gak teriak lu gak bisa denger gua deh kayaknya, emang lu di depan pintu?" keluh Nina
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING FOR YOU
RomanceWildan seorang yang anti sosial atau lebih halusnya sulit bersosialisasi, tiba-tiba bertemu dengan Nina, seorang gadis ceria ekstrovert. Tak bisa menghindar, Wildan lambat laun terbiasa dengan kehadiran Nina dan segala ocehannya. Kebiasaan itu mem...