17

365 53 4
                                    

"Bunuh aku! Kau bunuh saja aku!"

2774 kata

"SEUNGCHEOL, Myeongho dan Tuan Hoshi terlibat dalam love-hate relationship yang lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SEUNGCHEOL, Myeongho dan Tuan Hoshi terlibat dalam love-hate relationship yang lucu. Seungcheol si ayah kaku dan kolot; Myeongho si semata wayang yang sensitif, manja dan banyak mau; Hoshi adalah paman dari pihak ibu yang terbuka dan selalu memanjakan keponakan kesayangannya walau tak jarang diajak berkelahi juga, hahaha ...."

"Meow."

Onu mengeong ketika Jeonghan terpaku mengamati sekitar. Kucing berbulu seputih kapas itu sudah menanti di puncak undakan tangga, seakan memerintahkan Jeonghan untuk menyusul sesegera mungkin. Bangunan di hadapan serupa dengan yang kerap ia lihat dalam drama kolosal. Jeonghan hendak melanjut langkah ketika netranya tangkap ceceran darah di sana. Bukan hanya di satu titik; ada di mana-mana dan secara garis besar membentuk garis di sepanjang pelataran depan.

"Saat ini, hanya kau dan Onu yang bisa menemui Myeongho. Tuan Hoshi melakukan sesuatu yang membuat aku maupun Seungcheol tidak bisa menjangkaunya."

Mungkin ini yang dimaksud Wen Junhui; inilah yang sempat diperdebatkan Seungcheol dan Hoshi. Well, hanya prasangka dan Jeonghan urung paham korelasinya. Si Choi juga tak menambah keterangan apa-apa selain meminta Jeonghan untuk menemui Myeongho. Secara singkat, Seungcheol membawa Jeonghan kemari dengan harapan pemuda Yoon itu mampu membuat Myeongho menyelesaikan acara rajuk-merajuknya.


Iya, hanya itu.


"Kenapa harus aku?"

"Kau akan mengerti setelah bicara dengannya."


Jeonghan meniti kembali anak tangga yang terbuat dari beton. Setelah dipikir pula, sudah lama ia tidak bertemu dengan Myeongho maupun Mingyu insiden penculikan itu. Waktu ke rumah Kwon tempo hari, seharusnya dia tidak pergi begitu saja karena tujuan utama Seungcheol membawanya ke sana adalah untuk membujuk Myeongho sekaligus mendapat penjelasan. Well, dia tidak tahu dan ia tidak patut disalahkan. Jadi, Jeonghan rasa ini adalah kesempatan untuk medengar sendiri kejelasan dari mereka, walau secara garis besar Jeonghan telah mendapat banyak informasi dari Seungcheol seorang.


Myeongho yang dikenal Jeonghan adalah mahasiswa fakultas seni dengan penjurusan di bidang seni tari. Namun, keberadaan banyak lukisan yang bersandar di dinding seolah memberitahu Jeonghan bahwa ternyata pemuda itu berbakat pula dalam seni rupa. Mulai dari cipratan warna acak, perpaduan garis yang terkesan asal-asalan, sampai pada gambaran realistik seperti sumpit raksasa, gagak berkepala ular atau kuntum bunga dan sulur tanaman.

Menelisik lebih dalam, ruangan memanjang itu berisi tumpukan kanvas dan berkaleng-kaleng cat berbagai jenis. Lantai dari kayu asli yang dipelitur cokelat mengilap ternodai tetesan bahkan tumpahan cat beraneka warna. Toleh ke sisi lain, Jeonghan jumpai televisi seukuran 42 inci dengan layar berlubang nyaris jatuh dari tempat, cermin besar di sepanjang dinding pun pecah―tinggalkan serpihan kaca yang berserakan.

the beginning | jeongcheol [slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang