18

510 55 10
                                    

" ... Hanya sesama penghuni lumpur yang dapat berinteraksi dengan penghuni lainnya, Jeonghan. Dan mungkin saja, Choi Seungcheol adalah salah satunya."

2898 kata

"APA yang kau lakukan di sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA yang kau lakukan di sini?"

Ada Choi Seungcheol berdiri di ambang pintu lainnya—memegangi sekumpul tangkai bunga serta gunting berukuran besar. Pria itu masih menggenakan kemeja putih dan jeans hitam seperti tadi, hanya saja kali ini apron cokelat melapis tubuh bagian depan dengan lengan baju digulung sampai sebatas siku.

Seungcheol letakkan barang di tangan, hampiri Jeonghan lalu berjongkok punguti buah stroberi segar yang berserakan. Setelah beberapa saat, barulah Jeonghan menapak daratan dan spontan melakukan hal serupa. "Maafkan aku. Sungguh, astaga! Maaf!"

Pria beralis tebal itu tidak menanggapi, tidak melirik Jeonghan pula. Ketika selesai, barulah dia buka suara, "Bawa keluar dan cuci."

Jeonghan mengekori badan tegap nan lebar itu melintasi kerumunan tumbuhan dan keluar lewat pintu lain. Selanjutnya, untuk kesekian kali, pemuda Yoon dibuat berdecak kagum oleh kediaman besar milik Choi Seungcheol ini. Selain kebun sayur dan rumah kaca penuh bunga, ternyata juga ada kebun bunga terbuka yang jauh lebih luas.

Krisan kuning dan putih mendominasi di tengah-tengah, di sebelah kanan berisikan bunga lain berwarna putih, sedang di bagian kiri yang bersampingan langsung dengan sungai dipenuhi bunga kecil-kecil berwarna biru-putih. Di dinding tebing berbatu dan berundak itu, bunga terompet putih tumbuh rimbun dan subur―membentuk serupa tirai atau gapura selamat datang.

"Cuci di sini."

Seungcheol menanti di depan keran air. Ia setia menanti kedatangan Jeonghan yang tampak begitu menikmati pemandangan sekitar dengan pandang berbinar. "Aku tidak pernah tahu iblis bisa berkebun."

"Myeongho lebih suka." Seungcheol membalas sembari nyalakan keran dan Jeonghan membawa keranjang stroberinya ke bawah kucuran air.

"Eisa, maksudku, Myeongho. Dia sudah makan dan sedang tidur di kamarnya."

"Hm."

Merasa cukup, Seungcheol beranjak guna lanjutkan kegiatan yang tertunda. Jeonghan mengamati pria itu dari kejauhan. Lelaki Choi kembali berkutat dengan batangan bunga dan guntingnya. Seungcheol menggunting pangkal batang dan meletakkannya di keranjang, entah untuk apa.

"Seungcheol telah mengambil hak Myeongho untuk mati. Myeongho yang sekarang ada karena Seuncgheol. Maka ketika kejadian seperti kemarin terjadi; ketika ia membunuh orang dengan tangannya sendiri; ketika ia ditinggalkan teman-temannya, Myeongho akan selalu menyalahkan Seungcheol. Kini, kebenciannya kian membesar, terlebih ketika Myeongho menemukan peluang bahwa ia mungkin dapat hidup yang jauh lebih baik andai kala itu Seungcheol membiarkannya mati. Kurasa, untuk ke depannya tidak mudah buat mereka."

the beginning | jeongcheol [slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang