Bab 14

1.3K 98 0
                                    

Beberapa hari kemudian...

Kini para murid kelas Middle-1 sudah mulai mengakui Alana. Baru beberapa hari tapi kemampuan dan kecerdasan Alana sudah begitu menonjol di kelas, guru-guru juga sering memuji Alana. Hal itu membuat para murid kagum dan tak sedikit juga yang merasa iri. Bagi para murid pintar disini Alana dianggap saingan, sedangkan bagi para murid dari keluarga bangsawan Alana adalah kerikil penghalang yang tidak pantas berada diantara mereka.

Kelas Middle-1

Hari ini adalah kelas ramuan oleh Mr Juan. Masing-masing kelompok yang terdiri dari dua murid diminta membuat ramuan pertumbuhan yang akan diuji coba ke tanaman.

Di meja Alana dan Darren

"Sudah siap" Alana menyelesaikan ramuannya.

Darren lalu mengambil pot kecil berisi tanaman layu  yang diberikan oleh Mr Juan tadi dan meletakkannya di depan Alana.

"Gunakan pipet, ingat cuma tiga tetes saja" Darren mengingatkan dengan nada dinginnya.

"Kau pikir aku pikun?" balas Alana menatap tajam.

'Apa sih aku kan cuma kasih tau' batin Darren.

'Kenapa si Doberman galak ini seperti merajuk?' batin Alana heran.

"Cepatlah tuang" ucap Darren dengan kesal.

Alana lalu mengambil pipet di dekatnya dan meneteskan ramuan buatan mereka ke tanaman tersebut.

Tes...

Tes...

Tes...

Tak lama di sekitar tanaman itu muncul cahaya hijau dan perlahan tanaman itu kembali segar, bahkan tumbuh lebih besar.

"Berhasil" gumam Alana senang.

Darren masih bisa mendengar samar suara Alana barusan, kemudian diam-diam ia tersenyum tipis.

"Mr kami sudah selesai!" Darren sembari mengangkat tangannya.

Mr Juan dari depan kelas berteleport ke meja mereka. Ia mengecek hasil kerja Darren dan Alana, lalu mengangguk sambil tersenyum puas.

"Bagus sekali Darren Alana. Nilai sempurna untuk kalian" ujarnya.

Mereka menjadi orang pertama yang berhasil menyelesaikan tugas ini, alhasil sekarang mereka menjadi pusat perhatian para murid lainnya.

"Mr Juan ini tidak adil" kata Kevin yang duduk di depan meja Darren dan Alana.

"Mereka berdua jenius kenapa ditempatkan di satu kelompok sudah jelaskan mereka yang selesai duluan" protesnya.

"Benar Mr, harusnya salah satu dari mereka dari mereka bersamaku. Orang di sampingku ini cuma menghambat pekerjaanku aja" ujar Cloe merasa tak adil.

"Maksudmu aku beban?" sewot Kevin.

"Ya kau memang beban" ketus Cloe.

"Sudah-sudah kalian berdua kembali kerjakan itu, yang lainnya juga apa yang kalian lihat? ayo cepat selesaikan, kalian tidak bisa istirahat sebelum tugas tersebut selesai. Mengerti?" tegas Mr Juan pada murid-muridnya.

"Mengerti Mr"

"Dan kalian berdua karna sudah selesai, kalian boleh istirahat duluan" ucap Mr Juan pada Darren dan Alana.

"Terimakasih Mr" ucap mereka.

Di taman belakang.

Sambil bersandar di sebuah pohon Alana terlihat santai membaca buku seraya mendengarkan musik dengan earphone yang selalu terpasang di telinganya.

Darolent Academy : Lost Darold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang