Matahari telah terbenam, menandakan hari berganti malam.
Asrama Alana dkk
Alana baru saja kembali beberapa menit yang lalu setelah melaporkan magic animal yang menjadi partner nya.
Sementara sekarang Cloe, Grace, Nasa dan Freya berkumpul di ruang tengah sembari menunggu Alana yang sedang membersihkan diri.
"Kudengar menu malam ini jamur lagi" Grace tak berselera.
"Haruskah aku meminta ibu ku mengirimkan daging?" Cloe yang juga bosan.
"Bisakah kita tidak ikut makan malam?" tanya Freya.
Grace dan Cloe menggeleng sebagai jawaban.
"Yahhh" cemberut Freya.
Sementara itu Nasa yang biasanya paling sering mengeluh, sekarang terlihat santai tidak menggerutu soal menu makan malamnya. Hal yang tidak biasa itu langsung disadari Grace.
"Kenapa kau tenang-tenang saja Nas? Tumben sekali" ujar Grace menatap aneh.
"Aku cuma bersyukur, setidaknya hari ini tidak ada brokoli" jawab Nasa tersenyum cerah.
"Dia juga suka jamur, jadi jangan libatkan dia dalam keluhan kita kali ini" ucap Freya.
"Haha tepat sekali" balas Nasa cengengesan.
Tak lama kemudian, Alana yang sudah berganti pakaian bergabung bersama mereka.
"Kapan kita berangkat?" tanya datar Alana melipat tangannya di depan dada.
Melihat orang yang mereka tunggu datang, mereka langsung berdiri dan bergegas pergi ke aula, "Kita berangkat sekarang!"
Aula
Seperti biasa tempat ini sudah ramai dengan murid, jam pun menunjukkan beberapa menit sebelum makan malam.
Di salah satu meja yang terletak di ujung, tempat para pangeran dan putri biasa makan pun sudah terisi lengkap. Mereka sedang berbincang sambil menunggu makan malam dimulai.
"Tidak terasa bukan? Sudah 3 bulan kita di Academy" ucap Freya, dibalas anggukan oleh Nasa.
"Benarkah? Ternyata kita sudah cukup lama ya berteman. Bagaimana perasaan kalian berteman dengan lelaki yang tampan dan humoris seperti ku?" antusias Kevin penasaran.
Pertanyaan itu membuat Freya kikuk, bingung jawaban apa yang Kevin inginkan, "Eum kau orang baik" ragu Freya.
"Hanya itu?" Kevin sedikit kecewa.
"Kau sangat menyenangkan! Kalian semua seru dan baik" seru Nasa dengan senyum cerianya.
Jawaban bersemangat seperti yang Kevin harapkan, dia langsung tersenyum lebar, "Benarkah? Kalian juga menyenangkan, sangat seru memiliki banyak teman, bukan begitu?"
"Merepotkan" celetuk Alana dengan tatapan bosan.
"Yahh tidak semua menyenangkan" gumam Kevin.
"Alana" tegur Freya.
"Tapi pertanyaannya membuat suasana canggung" protes Alana.
"Kau bahkan bingung dengan jawabanmu" Alana memalingkan muka.
Freya tersenyum kikuk.
"Jangan terlalu dipikirkan, jawab saja dengan jujur. Misalnya Kevin terlalu percaya diri, terlalu banyak bicara, tidak sabaran, ceroboh, sedikit bodoh, dan sangat terasa sangat menyusahkan ketika bersamanya" ujar Bryan yang dibalas tawa teman-temannya.
"Itu bukan misal, tapi memang kenyataannya begitu hahahaa" tawa Grace.
"Terlalu jujur kadang tidak baik Bryan" Lio tersenyum kecil.
Sementara Kevin menekuk wajah kesal.
Setelah tawa mereka usai.
"Eum aku sudah cukup lama kenal kalian, tapi aku masih belum tau apa element, basic power dan partner yang kalian miliki" ucap Nasa penasaran.
"Benar juga, mereka baru mendapatkan partner hari ini" balas Bryan.
"Haruskah ulangi saja perkenalan kita dengan lengkap sekarang?" usul Cloe.
"Mulai dari orang yang merajuk, Kevin kau yang pertama" tunjuk Bryan.
"Ish kau ini. Ekhem, aku Kevin, element ku tanah dan api, basic power ku pengantar energi, teleport dan healing, dan terakhir partner ku adalah serigala dan trenggiling" Kevin memperkenalkan dirinya.
"Aku Bryan, element ku air dan tanah, basic power ku telepati, healing dan ilusi, dan Partner ku adalah ikan koi dan kupu-kupu"
"Aku Cloe, element ku tanah dan petir, basic power ku telepati, healing dan pengantar energi, dan Partner ku adalah unicorn dan macan"
"Aku Grace, element ku angin dan api, basic power ku melihat masa depan, telepati dan teleport, dan Partner ku adalah merak dan beruang"
"Kak Lio, Kak Riel, Darren, ayo kalian juga" ucap Cloe karna ketiga lelaki itu hanya diam.
"Aku Lio, element ku tumbuhan dan api, basic power ku melihat masa lalu, MindReader dan ilusi, Partner ku adalah singa dan rusa"
"Adriel, element ku petir dan api, basic power ku MindReader, telepati dan pembaca aura, dan Partner ku adalah seekor elang dan Pegasus"
"Darren, element api, petir dan es, basic power MindReader, pembaca aura dan teleport, dan Partner elang dan Griffin" dingin Darren yang duduk di ujung tanpa menatap siapapun.
'Jadi dia yang orang yang mendapat Griffin' batin Alana menatap dari kejauhan.
"Sekarang giliran ku. Nama ku Nasa, element ku angin dan tumbuhan, basic power ku healing, dan Partner ku adalah serigala dan kuda" ceria Nasa seperti biasanya.
"Aku Freya, element ku air dan tumbuhan, basic power ku teleport, dan Partner ku adalah seekor ular dan macan"
"Kita sudah kenal, kenapa melakukan hal merepotkan begini" gerutu Alana.
"Nama mu Alana.." tuntun Freya.
Alana menghela nafas, "Aku Alana, element air dan api, basic power..?"
'Apa yang harus sebutkan?' bingungnya.
"Basic power mu?"
"Teleport dan MindReader"
"Terakhir apa Partner mu?"
"Seekor rubah, dan burung" jawab Alana.
"Elang? Burung hantu? Burung bangkai? Merak? Pipit?" tebak mereka.
"Kakak tua" Alana mengalihkan pandangannya.
"Ouhhh" balas mereka.
Sementara salah satu diantara menatap Alana curiga.
'Dia tidak terlihat seperti biasanya' batin Darren.
Tak lama kemudian Mr Criss datang dan makan malam pun dimulai.
Mereka semua makan tenang, tak ada yang berbicara dan hanya suara dentingan sendok dan garpu.
Beberapa menit kemudian
Di depan aula sana, kepala sekolah Academy ini, Mr Criss telah menyelesaikan makan malamnya.
Mr bangun dari duduknya hendak kembali ke ruangannya. Sebelum meninggalkan aula, ia memandang cukup meja Alana dkk.
'Sebentar lagi, aku akan menemukan jawabannya' batinnya.
Entah apa yang ia maksud, Mr Criss pun lalu pergi meninggalkan aula.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Darolent Academy : Lost Darold Princess
FantasyAlana Claryssa, gadis cantik yang tinggal bersama paman dan bibinya. Memiliki sifat datar, dingin dan tertutup membuatnya terlihat misterius, dibalik itu dia sosok yang hangat dan perhatian pada sekitarnya. Sejak kecil dia sering mendengar suara asi...