"Hully!"
Hully mendongak ke atas lalu mendengus sebal. Perempuan itu kemudian menyimpan buku novelnya sembari beringsut dari ranjangnya menuju arah suara yang memanggilnya.
"Ada apa, Ayah?"
Lelaki setengah baya itu menatapnya dengan kacamata yang masih bertengger pada pangkal hidungnya. Menyingkirkan sebentar koran yang berada ditangannya pada meja di samping.
"Kapan libur semester mu berakhir?"
Hully mengembungkan kedua pipinya. Menatap sebal ke arah Ayahnya sembari menunjuk kalender kecil yang berada tepat di atas meja. "Aku bahkan sengaja menandainya dikalender, Yah. Masa Ayah tidak lihat?"
Barron terkekeh. Lelaki berumur lima puluh satu tahun itu lantas mengeluarkan lima lembar uang dari dalam dompetnya dan memberikannya pada Hully.
"Keluarlah berjalan-jalan"
Hully menggelengkan kepalanya sehingga rambut panjangnya ikutan bergoyang. Namun satu tangannya tetap mengambil uang itu dan langsung memasukannya ke dalam saku celana jinsnya.
"Tidak mau. Nanti kalau Hully keluar lalu digigit oleh manusia serigala dan Hully dibawa pergi ke dalam pack mereka, Hully tidak bisa lagi bertemu Ayah"
Barron hanya bisa gelang-geleng kepala sembari terkekeh-kekeh mendengar penuturan putrinya yang dikiranya terlalu mengada-ngada. "Manusia serigala itu tidak ada, Hully. Mereka hanya salah satu dari cerita mistis yang kau baca setiap hari. Pergilah, Ayah sudah malas melihatmu hanya berada di dalam kamar. Sejak kedatanganmu dari kota sampai akan kembali lagi, kau masih di dalam kamar dengan setumpuk buku novel. Itupun bercerita tentang manusia serigala"
"Mereka memang ada, Yah" sanggah Hully.
Barron memijit kepalanya dengan mata yang terpejam. Berdebat dengan putrinya memang selalu tidak ada habisnya. Apalagi jika itu menyangkut tentang manusia serigala.
"Keluarlah, Hully. Hirup udara segar di luar sana, mumpung ini masih belum malam. Bahkan orang kota kalau liburan selalu ke sekitar sini, kenapa kau berbeda dari mereka?"
Hully mengerucutkan bibirnya. Perempuan itu menatap sebal ke arah Ayahnya. Selalu saja seperti ini, jika dia berlibur di rumah Ayahnya pasti lelaki tua itu mengeluh tentang betapa diamnya dia di dalam kamar.
"Hully takut, Yah. Mereka menakutkan. Demi moon goddes, Hully tidak berbohong"
Sebelum anaknya menjadi semakin gila, Barron lalu berdiri dan mengangkat tubuh kecil itu untuk keluar dari rumahnya. Sesekali Hully perlu membuka kedua matanya lebar-lebar agar perempuan itu tau bahwa apa yang dipercayanya sungguh tidak nyata.
"Astaga, apa yang Ayah lakukan kepada Hully?"
Barron meletakkan Hully di luar rumah. Lelaki tua itu kemudian berkacak pinggang. "Lihat? Tidak ada manusia serigala, Hully. Pergilah bersenang-senang. Ketika kau pulang, Ayah pasti sudah selesai membuatkan cookies kesukaanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmated Love
WerewolfDia Hully Ethelwyn, seorang gadis berusia dua puluh tahun yang percaya akan adanya makhluk immortal. Terutama manusia serigala. Saat itu, dia baru berusia dua belas tahun dan suka menjelajahi hutan di sekitar rumah Ayahnya tanpa rasa takut. Namun ha...