10. Sedikit Terlambat.

122 14 0
                                    

Akhirnya Hully tiba dipijakan tangga terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Hully tiba dipijakan tangga terakhir. Sembari mengatur napasnya, perempuan itu berjalan dengan pasti ke depan Gragia. Terlihat sangat panik sehingga melupakan banyak pasang mata yang memandanginya begitu remeh.

Di saat Hully begitu sibuk dengan Gragia dan Lyrs, Esmain semakin mendekat lalu menunduk untuk melihat sejauh mana perempuan itu bertindak.

"Jadi si jalang itu mendapatkan teman jalang lainnya?" Kata itu diiringi dengan tawa yang menggelegar dan tentu saja tawa itu diikuti oleh yang lainnya. Kemudian, Esmain tanpa pikir panjang langsung menarik dengan keras rambut panjang Hully. Hingga ringisan tertahan itu mulai keluar dari bibir Hully.

"Kau pikir dirimu adalah pahlawan? Yang benar saja, kau hanya jalang kecil yang dengan mudah kulenyapkan!"

Esmain dengan sadar melemparkan Hully hingga perempuan itu membentur tangga. Rasa sakit itu perlahan menjalar di sekitar kepala dan pelipisnya, tapi Hully dengan kesadaran penuh masih mencoba untuk bangkit.

"Bagaimana denganmu? Kau pikir kau adalah penguasa di tempat ini? Apa kau seorang Alpha ataukah Beta? Kutebak, kau hanyalah shewolf yang terus berlindung dari balik kata darah murni. Benarkan?"

Dasar mulut.

Kata-kata itu begitu spontan. Hully bahkan telah mengutuki mulutnya saat ini. Bagaimana jika wanita itu benar adalah seorang Alpha, bisa mati dirinya saat ini juga. Namun ketika melihat Gragia dan temannya lagi, keberaniannya kembali muncul.

Darah mengucur perlahan lalu keluar dari hidung dan pelipisnya. Hully menyekanya dan mulai kembali berjalan meskipun dengan langkah tertatih-tatih. Memasang wajah menantang meskipun di dalam pikirannya telah berkecamuk akan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang.

"Apa, tadi kau menyebutku jalang? Jika aku dan dia adalah jalang, lalu kau apa? Bukankah fatal jika jalang meneriaki sesama jalang?"

Shewolf-shewolf itu secara bersamaan menoleh kepada Esmain yang seluruh wajahnya telah memerah karena emosi. Ekor juga perlahan muncul di belakangnya. Mengikuti pandangannya, Esmain lantas melesat dan mencekik Hully sembari membenturkannya pada dinding.

"SIALAN, AKAN AKU ROBEK MULUTMU ITU JALANG!"

Kembali, Hully kembali merasakan perasaan sesak itu. Napasnya seakan-akan menghilang dan pandangannya mengabur. Oh rasa sakit ini masih tidak kalah dasyat dari kejadian tempo hari, tapi tetap saja membuatnya sangat kesulitan.

Tiba-tiba saja rasa kantuk datang dan menyerangnya. Bersamaan dengan rasa sakit yang tidak tertahankan yang berasal dari kepala dan tenggorokannya, Hully perlahan-lahan menutup kedua matanya.

Lebih baik dia menghilang sekarang dibandingkan harus terlalu lama berada di tempat yang tidak manusiawi ini.

Begitu kesadaran akan merenggutnya, mendadak seekor wolf berwarna abu datang lalu menyerang Esmain hingga terpental jauh. Begitu cekikan itu terlepas, Hully langsung terjatuh dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Unmated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang