12. Perkara Bletta.

46 7 0
                                    

Maka dari itu, hari ini Hully mulai menjalankan misinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maka dari itu, hari ini Hully mulai menjalankan misinya. Tidak ingin menunda dan membuang waktu terlalu banyak. Toh, semua werewolf sudah tahu dan sejauh ini tidak ada yang berani mendekatinya.

Hully berjalan keluar dari kastil untuk kedua kalinya. Sejauh mata memandang, tampak banyak werewolf yang meliriknya tapi Hully seakan tidak peduli. Dia hanya ingin mencari perempuan bernama Marietta dan membuat sebuah kesepakatan yang hanya mereka berdua yang mengetahuinya

Ternyata mencari shewolf tidak semudah perkiraannya. Apalagi kediaman mereka begitu privat dan saling berjauhan. Terlalu luas dan cukup menakutkan. Pepohonan begitu besar dan akarnya tampak keluar dengan kokohnya. Menghela napas, Hully memilih duduk pada salah satu akar pohon. Memandangi jauh ke depannya dengan pandangan yang lurus.

"Bagaimana ya caraku agar bisa bertemu dengan shewolf itu?". Tanyanya pada diri sendiri.

Karena terlalu tenggelam dalam pikirannya, Hully sampai tidak menyadari kehadiran sesosok yang sedang berdiri di belakangnya. Memandanginya dengan kerutan samar pada wajahnya.

"Kau ingin menemui siapa?"

Hully tersentak dan spontan berbalik. Karena keseimbangan tubuhnya yang payah, Hully malah tergelincir dari duduknya dan terjatuh di atas tanah. Sementara bibirnya meringis, matanya malah menatap penuh kejengkelan pada lelaki yang hanya berdiri dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celana. Ekspresi wajahnya datar tapi satu alisnya terangkat naik.

Dasar mahkluk tidak berperasaan! Teriak Hully dalam dirinya.

Tidak ingin tampak semakin konyol, Hully segera berdiri dan menepuk-nepuk bokongnya sembari bertanya. "Sejak kapan kau ada di sana?".

Mattheo menoleh ke belakang, lalu mengatakan, "Tentu, saat kau keluar dari kastil". Pandangannya kembali melirik pada Hully yang masih terperangah.

Jadi sejak tadi, semua kata-kata yang keluar dari bibirnya, terdengar oleh lelaki itu? Hully ingin segera mengubur dirinya saat itu juga. Dia jadi ingat umpatannya beberapa saat lalu, mengumpati sang Alpha di belakang Beta-Nya langsung.

Sangat-sangat sial!

Cengiran mendadak muncul pada wajah Hully. Matanya berkedip-kedip dan seolah bertingkah layaknya manusia yang begitu jauh dari dosa. Berusaha bernegosiasi dengan tampang paling memelas yang pernah ada.

"Tolong untuk tidak memberitahu siapapun ya? Hehe.." terutama pada sang penguasa tempat ini, Alpha kalian. Lanjut Hully dalam pikirannya.

Mattheo masih berdiam diri dan itu semakin membuat Hully gusar di tempatnya.

"Shewolf, kau mengatakan ingin bertemu dengannya? Siapa?" tanya Mattheo kembali, menghiraukan perkataan yang baru-baru saja diucapkan oleh Hully.

Sementara di depannya, Hully mengerjapkan kedua matanya. Benar, Shewolf, dia tadi ingin mencarinya. Mata yang tadinya penuh akan kekhawatiran, mendadak berbinar dengan senyuman lebar dan tidak tertahankan. Hully merasa kini jalannya semakin dipermudah saja.

"Terimakasih, terimakasih yang teramat sangat kepadamu. Berhubung kau membahasnya, aku ingin bertanya mengenai satu shewolf,"

Mattheo hanya mengangguk dan mempersilahkan Hully untuk melanjutkan perkataannya.

"Ini mengenai kekasih Alpha kalian, apa kau tahu sesuatu tentangnya. Mengenai di mana dia sekarang dan kediamannya berada di mana?".

Meskipun masih tampak biasa saja, tetapi sesungguhnya Mattheo terkejut atas pertanyaan manusia di depannya.

"Kau ingin menemuinya?". Perjelas Mattheo ditambahi oleh lirikan mata yang membuat Hully merasa sangat risih.

"Memangnya tidak boleh? Apa ada alasan khusus?". Toh, dengan maksud dan tujuannya, bukankah harusnya shewolf itu akan berterima-kasih? Setidaknya, itulah pemikiran Hully untuk saat ini.

Mattheo tampaknya menimbang-nimbang, dan itu terlihat dengan dirinya yang hanya terdiam. Bersamaan dengan semilir angin segar datang, Mattheo sigap melesat dan membawa Hully menjauh dari pepohonan di atasnya. Dan benar saja, bertepatan dengan itu, ranting kayu yang cukup besar terjatuh begitu saja.

BRUK!

Mattheo tidak bodoh, jelas saja itu perbuatan yang disengaja. Setelah memastikan keselamatan dari calon Luna mereka, Mattheo sekali lagi melirik sengit pada pohon besar itu sebelum akhirnya menarik tangan Hully untuk menjauh dari sana.

Sepanjang perjalanan, Hully berkali-kali memikirkan kejadian tadi. Namun untuk sekedar bertanya saja rasanya begitu tidak tenang. Seperti banyak pasang mata yang memerhatikan mereka. Padahal sepanjang langkah mereka, tidak ada sesosok mahkluk pun yang dijumpainya. Benar-benar aneh dan menyeramkan.

Sampai akhirnya langkah Mattheo terhenti, tepat di depan bangunan dengan nuangsa cukup membuat Hully bergidik ngeri. Bagaimana tidak, sebuah bangunan yang lebih mirip dengan goa, yang ternyata ditempati oleh beberapa hewan melata dan arthropoda. Melihat hewan-hewan itu bergerak-gerak saja sangat mampu membuat kaki Hully gemetaran di tempat.

"Apa yang kita lakukan di sini?". Tanpa sadar Hully semakin mengeratkan pegangan tangannya pada Mattheo.

"Mereka semua jinak". Ucap Mattheo menjawab ketakutan dari Hully. Dan tanpa ragu lelaki itu langsung melepaskan genggaman tangannya dan melangkah lebih dulu, masuk ke dalam bangunan-goa tersebut.

Hully meneguk ludahnya dan berlari menyusul Mattheo. Sepanjang memasuki kawasan itu, Hully tidak pernah berani membuka matanya lebar-lebar, hanya turut mengikuti ke mana langkah Mattheo akan berlabuh.

"Sebenarnya kita akan ke ma—Aaaa!".

Mattheo segera menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat Hully. Seketika melongo saat melihat Hully lari-larian hanya karena kawannya mendekat. Padahal kawannya begitu kecil, tapi mampu membuat Hully menjerit ketakutan.

"AAAAaa! Tolong jauhkan kecoa itu dariku! TOLONG!"

Kecoa? Bukankah itu blatta?

"TOLONG JANGAN MENDEKAT, KUMOHON JAUHKAN HEWAN ITU DARIKU! AAAaaa!"

Tidak, Mattheo sepertinya tidak berniat untuk membantu Hully. Dia hanya berdiri di sana dan menyaksikan bagaimana Hully berlarian ke sana kemari hanya untuk menghindari blatta tidak mendekatinya. Menurutnya pemandangan di depan sana sangat lucu? Melihat manusia begitu ketakutan hanya karena blatta kecil.

Apa semua manusia juga takut dengan blatta?

Apa manusia semuanya adalah penakut pada mahkluk sekecil blatta?

Mattheo masih berdiri ketika Hully berlari dan mendekatinya. Perempuan itu tidak sadar ada mahkluk kecil lainnya di bawah sana, dan tanpa disengaja Hully malah menginjaknya. Hal itu sontak membuat Mattheo sigap menarik dan membawa Hully menjauh.

"Maaf, maafkan aku. Aku tidak melihatnya. Lintah itu, aku benar-benar tidak melihatnya. Maaf, maafkan aku".

Lintah? Lagi-lagi Mattheo mengernyit kebingungan. Namun setelah memeriksa keadaan Bdella, dan memastikan mahkluk itu baik-baik saja, Mattheo akhirnya bisa merasa tenang. Mengenai manusia di depannya, Mattheo jadi merasa bersalah. Jalan yang menurutnya terbaik, nyatanya malah membuat manusia itu malah semakin ketakutan.

Jujur saja, Mattheo masih tidak habis pikir dengan manusia, yang ternyata selemah dan sepenakut itu.

Tanpa sadar, Mattheo malah tertawa, sedangkan Hully meliriknya kesal sembari memperbaiki tatanan rambutnya.

"Sebenarnya kita akan ke mana? Tolong jangan diam saja dan jawab pertanyaanku! Jangan menjadi lelaki sok cool, kau pikir tingkahmu itu keren? Hah!".

Tawa Mattheo berangsur-angsur menghilang, melihat calon Luna mereka marah, sepertinya masalah akan mendatanginya sebentar lagi.

———UNMATED LOVE—————

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unmated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang