"Terimakasih"
Hully dengan ragu mulai mengambil satu buah dan memakannya. Sementara mulutnya mengunyah, tatapan mata Hully masih menatap waspada ke arah dua lelaki itu.
"Tidak perlu takut, kami serigala baik hati kok. Benarkan, Theo?" Kata Ethan dengan menyengur dan memberi penekanan pada akhir katanya. Namun, Mattheo memilih untuk tidak menanggapinya dan malah mundur ke belakang. Lelaki itu duduk pada kursi sembari memindahkan potongan daging ke sebelahnya, ke atas meja.
Tidak mendapati respon yang sesuai, Ethan malah berusaha mencari topik lain. Lelaki itu berniat mencairkan suasana dan mulai bertanya asal.
"Apa kau pandai memasak?"
Spontan, Hully berhenti memakan buahnya. Perempuan itu menggeleng pelan dengan sangat kikuk.
"Jadi kalau di dunia manusia, kau tidak makan? Oh, atau kau dimasakkan makanan oleh seorang koki?"
Lagi-lagi, Hully menggeleng. Bahkan perempuan itu mulai menaruh buah apelnya kembali ke atas keranjang dan segera menjelaskan.
"Tidak ada koki. Keluargaku tidak sekaya itu untuk memberiku seorang koki khusus. Biasanya kalau sedang di rumah Ayah, maka Ayah yang akan membuatkanku makanan. Kalau di rumah Ibu, maka Ibu akan delivery makanan untukku bisa makan. Itu berbeda jika sudah berada di asrama, maka temanku Seera yang akan memasak untuk kami. Makanan buatan Seera benar-benar lezat, bahkan kami satu asrama sudah mengakuinya"
Diam-diam Ethan mendesah kecewa. Padahal tadinya dia sudah bersemangat untuk mencoba makanan manusia. Namun kenyataannya, manusia ini tidak berguna sama sekali untuknya.
"Temanmu Seera... apa kau bisa membawanya kemari?"
Mattheo yang sejak tadi hanya menyimak untuk mendengarkan, kini langsung berdiri dan menarik Ethan untuk keluar.
Karena tidak kunjung bersuara dan hanya memberinya tatapan dingin, Ethan segera bertanya. "Apa?"
"Kembali pada dirimu Gamma Ethan, jangan bertingkah terlalu jauh hingga mampu menghilangkan reputasimu" peringat Mattheo.
Setelah mengatakannya, Mattheo langsung melesat pergi. Bukan masuk ke dalam ruangan, melainkan keluar dari kastil. Sementara Ethan, masih membeku saat menyadari dirinya sendiri yang tidak seperti biasanya. Benar kata Mattheo, tidak seharusnya dia bertingkah. Lagipula manusia itu bukanlah mate-nya.
"Sadarkan dirimu, Ethan Dominic!"
Usai meyakinkan dirinya, Ethan langsung melesat pergi dan menjauhi daerah kastil. Tidak ingin membuang-buang waktunya dan mencampuri urusan mate orang lain. Terlebih itu adalah mate Alpha mereka. Lebih baik dia fokus dengan warriors dan schouts saja.
Di dalam ruangan, Hully masih termenung di atas ranjang dengan pandangan ke arah keranjang buah apel. Perempuan itu terus saja teringat kata terakhir yang dikatakan oleh lelaki serigala itu. Bagaimana mungkin mau membawa temannya Seera untuk masuk ke kawasan ini, disaat dia saja sangat ingin kembali.
.....
Di ruangan lain, tampak Erast yang sedang sibuk dengan berbagai ramuannya. Sesekali lelaki itu akan mencium baunya lebih dahulu sebelum mencampurinya dengan yang lain. Saat begitu sibuknya Erast dengan kegiatannya, lelaki itu jelas merasakan kehadiran Ethan dan Mattheo yang berlalu keluar dari kastil.
Hal itu jelas membuat keningnya berkerut, tapi dia mengabaikannya begitu saja dan kembali fokus dengan kegiatannya.
Hingga ramuan itu rampung, Erast akhirnya bisa merasa jauh lebih lega. Lelaki itu menyimpan wadahnya sembari merapalkan mantra agar tidak ada yang bisa melihatnya selain dirinya sendiri.
Di saat lelaki itu menutup matanya dan mulai memusatkan pikirannya, Jose kini muncul dan mulai bertanya asal di dalam sana.
[Apa kau tidak merindukan mate kita? Bahkan hingga saat ini, aku belum tahu siapa namanya. Apa kau sudah tahu?]
Erast mendengarnya, tapi berusaha mengabaikannya.
[Apa dia sudah makan? Mate kita pasti kesepian, Erast!]
Celotehan Jose di dalam sana semakin menganggu dan itu membuat Erast semakin enggan untuk bertukar shift dengan serigala itu. Setidaknya malam ini, dia harus menguasai tubuh.
[Ayo pergi, aku ingin melihat wajahnya lagi. Harum tubuhnya benar-benar menggodaku, Erast]
Usai membuka matanya dan menutup lemari kayu, Erast berjalan untuk membersihkan kekacauannya. Membuang tanaman yang sudah mengering dan menyimpan beberapa tanaman yang masih layak dipakai.
|Aku sibuk, Jose. Lain kali saja|
Padahal ruangan mereka hanya terpaut beberapa lantai, tapi Erast begitu enggannya untuk menampakkan dirinya kepada Hully. Hal itu membuat Jose sangat marah. Dibandingkan perempuan itu, mate mereka lebih berharga dari apapun. Tidak ada yang lebih baik dan menawan dibandingkan mate mereka.
[Bagaimana jika dia adalah Marietta, kau pasti sudah buru-buru datang kepadanya dan memeluknya tiada henti]
Sahutan Jose membuat pergerakan Erast terhenti.
Lelaki itu jelas ingat bahwa perempuan yang disebut oleh Jose sedang tidak berada dalam pack. Perempuan itu sedang berkunjung ke pack yang lain dan hal itu membuatnya menjadi kembali merindukannya. Salahkan Jose yang mengingatkannya kembali.
|Jelas berbeda, Marietta lebih dari apapun dibandingkan dengan dia|
Sebelum mendengar balasan panjang dari Jose, Erast buru-buru mematikan mindlink-nya. Terlebih Jose pasti akan melontarkan kekesalannya dan mulai membandingkan antara manusia lemah itu dengan perempuannya. Jelas saja itu berbeda kelas. Sangat jauh dan tidak bisa melebihi Marietta.
.....
Saat berjalan keluar dari kamar eksekusinya. Ya, Erast memang menyebut ruangan membuat ramuannya sebagai kamar eksekusi. Di sanalah lelaki itu akan leluasa bisa melakukan eksperimen dengan segala jenis tumbuhan maupun hewan liar. Tidak ada yang tahu jelas hal apa yang telah dia lakukan di dalam kamar eksekusinya. Jose saja yang selalu ada bersamanya di dalam sana, juga tidak tahu jelas. Itu sesuatu yang rumit dan hanya Erast beserta para wizard yang tahu.
Melihat tangga di sampingnya, Erast langsung menghentikan langkahnya. Lelaki itu menoleh ke samping dan sedikit mendongak ke atas. Bohong jika lelaki itu mengatakan tidak tergoda sedikitpun dengan harum tubuh yang berasal dari atas sana, yang selalu menguat setiap saatnya. Namun itu tidak menjadikannya menjadi tergila-gila seperti yang Jose lakukan. Erast masih waras untuk tidak melirik perempuan itu.
Seketika Erast langsung mengalihkan perhatiannya dan berhenti melihat ke atas sana. Tanpa menunggu lama, Erast sudah menghilang dari sana. Hari ini dia lebih sibuk dari biasanya. Perkara rogue tiada habisnya dan lelaki itu perlu untuk datang ke hutang perbatasan. Melihat wujud mereka dan membasminya tanpa bersisa.
Di sisi lain, tampak Hully yang mencoba kembali menuruni tangga dengan masing-masing apel di kedua tangannya. Sesekali memakannya saat mulai kelelahan dengan lantai yang tidak terhitung.
Meskipun banyak pakaian lelaki di dalam lemari, Hully tidak berani untuk menyentuhnya. Namun pakaiannya saat ini sudah cukup bau untuk dipakai untuk keesokan harinya. Bahkan kardigannya sudah dia tanggalkan sejak tadi di atas ranjang. Setidaknya jika sampai di lantai paling dasar dan melihat seseorang, dia akan bertanya pakaian ganti.
Cukup lama dan hampir menghabiskan sisa tenaganya, akhirnya Hully telah tiba di lantai paling dasar dengan susah payah.
Tidak langsung pergi dari sekitar tangga. Hully memilih duduk pada ujung tangga dengan napas terengah-engah. Berulang kali menarik napasnya dalam-dalam dan mengembuskannya dengan kasar. Itu dilakukannya sekitar tujuh kali sebelum mendongak dengan kehadiran seseorang yang mendekatinya.
"Kau tampak baru di sini, siapa kau?"
———UNMATED LOVE———
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmated Love
Manusia SerigalaDia Hully Ethelwyn, seorang gadis berusia dua puluh tahun yang percaya akan adanya makhluk immortal. Terutama manusia serigala. Saat itu, dia baru berusia dua belas tahun dan suka menjelajahi hutan di sekitar rumah Ayahnya tanpa rasa takut. Namun ha...