04. Bertemu Sosok Serigalanya.

131 16 0
                                    

"Kau membutuhkan sesuatu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau membutuhkan sesuatu?"

Hully menggelengkan kepalanya dengan takut. Sampai saat ini, leher dan pundaknya masih terasa begitu sakit dengan kerongkongannya yang kering. Meskipun sangat haus, Hully masih tidak mau berinteraksi dengan para werewolf yang lainnya. Sorot matanya yang  tampak begitu waspada, telah membuktikan betapa ketakutannya dia saat ini.

"Baiklah"

Mattheo hanya mengangguk dan memilih berjaga di luar ruangan.  Meskipun dia terlihat begitu berani kepada Erast, tapi pada akhirnya Mattheo akan tetap menjalankan segala perintah dari pemimpin mereka itu. Tanpa terkecuali.

Saat Mattheo sudah keluar. Hully buru-buru bangun dengan susah payah. Dia takut dan gelisah secara bersamaan. Sesekali mulutnya akan meringis kala pundaknya kembali nyeri karena cenkeraman kuat dari Erast.

"Um'mm... um'mm.."

Hully berulang kali mencoba bersuara sembari memegang lehernya dan pada akhirnya dia memilih diam. Kini, pandangannya beralih pada sekitar ruangan yang begitu asing menurutnya.

Dengan penerangan lampu dan lilin kecil, ruangan ini tampak cukup menyeramkan untuknya karena masih belum bisa menerangkan seluruh ruangan sehingga menciptakan kesan dark. Hully berjalan mendekat ke arah jendela besar, tampak cahaya rembulan bersinar dan menerangi di bawah kastil.

Ketika terlalu larut dalam pikirannya, tampak Mattheo berjalan masuk dengan tangan membawa wadah air dan gelas. Lelaki itu menyimpannya di atas meja dan segera berjalan keluar tanpa menimbulkan suara.

Setelah kepergian lelaki itu, Hully masih tidak tahu dan malah sibuk menghitung-hitung hari. Banyak werewolf akan kehilangan batas kesadaran apabila bulan purnama muncul, salah satunya lelaki itu. Dan syukurnya, malam ini bukanlah bulan purnama.

Pada akhirnya, lelaki itu kembali menemukannya. Meskipun sempat beberapa kali merasakan ini akan terjadi padanya, Hully tetap merasa tidak siap. Mengingat ini bukanlah dunianya. Pasti akan sangat sulit.

Sekarang, apa yang akan dia lakukan?

Pandangan perempuan itu menurun dan memicingkan matanya kala mendapati banyak werewolf yang berjaga dan berkeliling di bawah.

Tanpa sadar, Hully mengembuskan napasnya dan memilih menutup jendela besar itu.

Saat berbalik dan berjalan kembali ke arah ranjang, matanya mengerjap mendapati sebuah wadah berisikan air dengan gelas di sebelahnya. Siapa yang menaruhnya di sana?

Namun pertanyaan itu hanya tersimpan dipikirannya. Tanpa pikir panjang, dia langsung menuangkan air pada gelas dan meminumnya. Setelah merasa lebih baik, Hully mencoba untuk kembali tidur. Pikirannya sedang tidak baik-baik saja, dan hanya tidurlah yang bisa menjadi obat untuknya.

.....

Masih dalam tidurnya, Hully bermimpi. Di dalam mimpinya, perempuan itu bertemu seekor wolf besar dengan bulu lebat berwarna abu gelap. Wolf besar itu mencoba mendekatinya dan hendak mengigitnya. Karena itu, Hully tersentak dan buru-buru terbangun.

Unmated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang