09. Mendadak Bernafsu.

159 10 0
                                    

Ketika sang Alpha telah pergi, Gragia segera berlutut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika sang Alpha telah pergi, Gragia segera berlutut. Memohon pengampunan dengan kedua tangan yang saling menyatu. Di tempatnya, wanita setengah baya itu mulai berkacak pinggang dan tersenyum meremehkan. Melihat kondisi tubuh Gragia yang tampak begitu mengenaskan dengan bibirnya yang terluka dan mengeluarkan darah.

"Cuih, kau memang Omega pembawa sial!"

Setelah meludahinya, wanita itu langsung melesat pergi dan meninggalkan Gragia yang semakin menunduk dengan pandangan lurus menatap lantai keramik dengan nanar. Andai saja, dirinya bukan Omega, akan dia robek mulut kurang ajar itu. Namun, nasib berkata lain. Gragia hanyalah makhluk yang paling hina di dunia itu.

.....

Erast mulai kelimpungan, dan di dalam tubuhnya, Jose sudah begitu gusar bahkan tidak terhitung hewan itu terus-menerus memaksa untuk keluar. Keberadaan Hully tidak terdeteksi dan itu seakan membawa petaka bagi Erast.

[ Ini semua salahmu! Jika terjadi sesuatu kepada mate kita, aku benar-benar akan mengacaukan seluruh pack! AUM! ]

Sial!

Ingin rasanya Erast mengeluarkan kata-kata umpatan itu. Namun, sebisa mungkin dia meredam kekesalannya dan fokus mencari keberadaan perempuan yang menyusahkan itu. Bagaimanapun kemarahan Jose yang terpenting saat ini. Telah melesat ke semua arah, tapi tanda-tanda keberadaan Hully tidak terlihat barang sedikitpun.

( Diamlah! Aku tidak bisa fokus mencarinya karena kau yang terlalu berisik! )

Setelah mematikan mindlink-nya, Eras kemudian menutup kedua matanya dan mulai melihat apa yang sebenarnya terjadi. Bagai kamera pengintai, Erast dengan cepat mengetahui Hully melakukan apa dan sejak tadi berada di mana.

"Perempuan tadi?" Pandangannya seketika berubah tajam dan melirik ke arah sebuah batu besar di sisi kanan kastil . Tanpa menunggu lama, Erast melesat dan kedua matanya terbuka lebar saat menyaksikan Hully yang tertidur di balik batu itu.

Kekesalannya semakin besar tapi keanehan itu kemudian menghampirinya. Bukankah jarak batu dan kastil terbilang cukup dekat, tapi bau tubuh perempuan itu benar-benar tidak terdeteksi. Hingga dia menghampiri batu itu, baunya kembali datang dan menabrak keras indera penciumannya.

[ Biarkan aku keluar, Erast. Aku ingin sekali menjilati permukaan kulitnya yang begitu halus. Aku suka dia dengan gaya tidurnya yang seksi. Lihat dadanya yang membusung dan pinggulnya yang tampak menggodaku! ]

Benar-benar Jose sialan!

Seketika Erast turut memerhatikan pemandangan di bawahnya. Entah sejak kapan, tapi nafsunya mendadak naik hanya karena pemandangan kecil ini. Padahal tidak ada yang aneh dengan cara tidur Hully, perempuan itu hanya tidur dengan satu tangan terangkat ke atas untuk menutupi kedua matanya. Berusaha menghalau sinar matahari yang mencoba mengintipnya. Kedua kaki perempuan itu tertekuk ke belakang sehingga pinggulnya terlihat sangat menggo—

Unmated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang