happy reading 🌷
* Warning ⚠️⚠️⚠️*
🥖🥖🥖
"BRENGSEK! LO LAKI-LAKI GAK PUNYA HATI ANJING!"
PRANG!
Suara kaca pecah menggema di ruang keluarga itu, cekcok antara sepasang suami-isteri itu sudah tidak bisa di pisahkan lagi. Barang-barang sudah berserakan karena dibanting sana sini oleh mereka berdua.
PLAK!!
"LO YANG ANJING!!"
"BIADAB, PERGI LO DARI RUMAH GUE!"
"Nyesel gue nikah sama lo!"
"Gue juga nyesel nikahin perempuan bekasan orang kayak lo!"
"Lo jahat banget sumpah, anjing lo!"
Mereka berdua terus saling menyumpah serapah, tidak ada yang mau mengalah.
Sedangkan di dalam kamar, seorang anak yang sedang belajar merasa terusik karena perkelahian yang di sebabkan oleh kedua orangtuanya itu. Lagi dan lagi.
Matanya mulai memanas ketika laki-laki yang ia sebut papah itu meninggikan suaranya, ia tidak bodoh, ia sangat mengerti tentang situasi apa yang sedang ia hadapi sekarang.
Tetapi sebagai seorang anak, apalagi seorang anak perempuan ia tidak bisa melakukan apa-apa. Batinnya terus menjerit, dadanya selalu sesak melihat perlakuan laki-laki itu kepada ibunya.
Ingin menolong, tetapi ia takut memperkeruh suasana. Anak itu hanya bisa berdoa kepada tuhan semoga keadaannya cepat membaik. Walau nyatanya keadaannya makin memburuk.
Tes!
Satu tetes air mata membasahi buku di hadapannya, angka-angka yang ia ukir luntur bersama hatinya yang seperti di cabik-cabik setiap mendengar makian yang terus di lontarkan oleh para orang dewasa itu.
Gadis itu menangis tanpa suara, dadanya kembang kempis mencegah suara isakannya supaya tidak terdengar. Dia memukul-mukul kepala dan dadanya, ia muak. Sungguh.
Sedetik kemudian ia beranjak dari meja belajarnya, melupakan ketakutannya dan membuka pintu kamar. Ia langsung di suguhi pemandangan ruang keluarga yang sudah berantakan parah,
"BERHENTI MAH! PAH!"
Ia langsung menghampiri sang ibu yang sedang duduk bersimpuh meronta ketika papahnya berusaha mencekik.
"PAPAH BERHENTI! JANGAN SAKITIN MAMAH TERUS!!" gadis itu berusaha menarik lengan sang papah yang terus-menerus menyakiti ibunya itu,
Srek!!
Darah mengucur di lengan atas kanannya, baju piyama yang awalnya berwarna putih bersih itu langsung berubah warna karena darah yang terus keluar.
Ya, kaca yang papahnya pegang mengenai lengannya ketika ia mencoba menyelamatkan sang mamah.
"Alsa sayang, lengan kamu luka nak! pergi sayang jangan lawan laki-laki gila kayak dia." Maria— berseru sambil menarik Alsa menjauh dari suami biadabnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier's Bakery || On Going
Roman pour AdolescentsBerawal dari mempunyai kesukaan yang sama, Alsa dan Xavier menjadi saling tertaut dan masuk kedalam kehidupannya masing-masing. Hingga akhirnya mereka mempunyai wishlist untuk membuat toko roti milik bersama. Tetapi sebaik dan seberusaha apapun kit...