Chapter 11

25 6 0
                                    

Happy reading~

.
.
.

Eun Ji bisa melihat tatapan Min Hyuk yang berubah menjadi sendu, Eun Ji meraih tangan Min Hyuk lalu mengelusnya. Min Hyuk mematung terkejut "Kau menjalani keseharianmu sembari menyimpan semua ini sendirian" Kata Eun Ji yang masih setia mengelus punggung tangan Min Hyuk. Min Hyuk menatap punggung tangannya yang ditengah di genggam dan di elus oleh Eun Ji, kemudian ia beralih menatap Eun Ji.

Eun Ji menghela nafas berat "Kau tahu? Aku menderita penyakit kanker paru-paru stadium akhir. Ayahku sudah melakukan segala cara agar aku bisa sembuh, tapi usahanya sia-sia. Dokter bilang, hidupku tidak akan lama lagi. Mungkin sekitar 1 sampai 2 tahun lagi. Setidaknya aku masih punya waktu untuk menyelesaikan sekolah SMA, meski sepertinya aku tidak bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswa" Tutur Eun Ji.

 "Kenapa kau bicara seperti itu? Itu kan hanya prediksi dokter saja" Kata Min Hyuk.

"Usia tidak ada yang tahu, mungkin saja prediksi dokter benar. Bisa saja aku pergi lebih cepat dari prediksi dokter" Kata Eun Ji.

"Kau harus tetap berpikir positif, kenapa kau malah pesimis?" Ujar Min Hyuk.

Eun Ji menghela nafas "Tidak ada lagi yang bisa diharapkan, tubuhku semakin lemah" Kata Eun Ji.

Min Hyuk berpikir sejenak, mungkin ini akan sangat canggung jika ia tiba-tiba memeluk Eun Ji. Setelah berpikir panjang, akhirnya Min Hyuk menarik Eun Ji kedalam pelukannya. Eun Ji cukup terkejut dengan Min Hyuk yang tiba-tiba memeluknya "Kim Eun Ji, kau harus tetap kuat" Kata Min Hyuk yang masih memeluk Eun Ji. Eun Ji tersenyum, kemudian membalas pelukan Min Hyuk.

Min Hyuk segera melepaskan pelukannya, kemudian ia merasa canggung pada Eun Ji. Ia merutuki dirinya sendiri, seharusnya ia tidak memeluk Eun Ji ditambah lagi secara tiba-tiba. Eun Ji terkekeh melihat wajah Min Hyuk yang nampak memerah, Eun Ji memukul lengan Min Hyuk "Lihat! Wajahmu merah!" Goda Eun Ji. Min Hyuk berdehem pelan, kemudian menoleh ke arah Eun Ji "Wajahku? Kau pasti salah lihat" Denial Min Hyuk.

"Manusia kutub mulai mencair" Goda Eun Ji.

💉💉💉

Suatu hari Min Hyuk dan Eun Ji berjalan berdampingan menuju area sekolah, hampir semua siswa terkejut melihat kedekatan keduanya. Min Hyuk dan Eun Ji tidak pernah sedekat ini sebelumnya. Kedekatakan Min Hyuk dan Eun Ji semakin hari, semakin dekat. Tak jarang, keduanya menghabiskan waktu jalan-jalan berdua disaat mereka punya waktu luang. 

Seperti sekarang, keduanya tengah pergi ke pameran. Eun Ji menarik tangan Min Hyuk menuju ke tempat antrian naik roller coaster "Kau yakin mau naik?" Tanya Min Hyuk, Eun Ji mengangguk semangat. Setelah cukup lama mengantri, Eun Ji terlihat ragu-ragu. Min Hyuk yang menyadari hal itu, segera menarik Eun Ji keluar dari baris antrian.

"Ish! Kenapa kita keluar barisan antrian?!" Tanya Eun Ji kesal.

"Aku sedang tidak mood naik wahana" Jawab Min Hyuk santai.

"Ish!" Decak Eun Ji.

Akhirnya, keduanya pergi dari sana. Min Hyuk membawa Eun Ji ke stand penjual aksesoris, mata Eun Ji seketika berbinar. Eun Ji berlari kecil, kemudian belok ke salah satu stand. Ia melihat-lihat gelang dan jepit rambut "Min Hyuk-a! Cepat kesini!" Panggil Eun Ji. Min Hyuk menggelengkan kepalanya pelan, lalu segera menghampiri Eun Ji.

"Lihat! Gelangnya bagus, kan?" Tanya Eun Ji antusias.

Min Hyuk mengangguk "Terlihat cocok untukmu" Kata Min Hyuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min Hyuk mengangguk "Terlihat cocok untukmu" Kata Min Hyuk.

"Paman, aku mau gelang ini!" Kata Eun Ji sembar menyodorkan uang kepada si penjual.

Tangan Min Hyuk lebih cepat dari Eun Ji saat menyodorkan uang untuk bayar. Setelah selesai membayar, Eun Ji langsung memakai gelang itu. Min Hyuk tersenyum tipis "Sangat cocok untukmu" Kata Min Hyuk, sontak membuat Eun Ji langsung menoleh. Eun Ji memukul tangan Min Hyuk, kemudian menggandeng tangan pria disampingnya itu.

"L-lepaskan!" Kata Min Hyuk.

"Tidak mau!" Ucap Eun Ji.

"Banyak orang yang melihat kita!" Kata Min Hyuk.

"Bodo amat!" Timpal Eun Ji.

Setelah lelah jalan-jalan, kini keduanya berjalan menuju ke rumah  masing-masing, Eun Ji melambaikan tangannya dan masuk ke rumah. Saat Min Hyuk hendak berjalan menuju ke rumah, ia tidak sengaja melihat Tuan Kim dan ayahnya tengah ngobrol di taman. Namun, sepertinya Yoo Seok dan Tuan Kim tengah membicarakan sesuatu yang serius, hal itu terlihat dari wajah keduanya. 

"Hyung, menurutku. Lebih baik kau memberitahu Min Hyuk perihal ini. Kau tidak ingin dia terluka, kan? Min Hyuk akan terluka berkali-kali lipat jika dia mengetahuinya dari orang lain" Saran Tuan Kim.

"Kau tidak memikirkan apa yang akan terjadi padanya jika aku memberitahunya" Kata Yoo Seok.

"Kenapa aku menyarankanmu untuk memberitahu Min Hyuk? Karena aku sudah tahu apa yang akan terjadi, jika dia mengetahui soal ini dari orang lain. Kau tinggal katakan padanya, kalau selama ini kau berbohong padanya perihal ibunya yang tidak menemukan transpalansi ginjal" Kata Tuan Kim.

"Mudah untuk di ucapkan, tapi sulit untuk di lakukan" Kata Yoo Seok.

"Hyung..." Tuan Kim sudah kehabisan kata-kata untuk memberitahu Yoo Seok.

Keduanya tidak tahu akan kehadiran Min Hyuk disana. Min Hyuk, mematung terkejut setelah mendengar percakapan keduanya. Tuan Kim menghela nafas, lalu ia menoleh ke samping tempat Min Hyuk berdiri. Tuan Kim terbelalak "Min Hyuk-a..." Gumam Tuan Kim. Min Hyuk menatap Yoo Seok sekilas, lalu berlari masuk ke dalam rumah.

"Min Hyuk-a, tunggu!" Panggil Yoo Seok sembari menyusul Min Hyuk.

"Aish! Aku seharusnya menyadari kehadirannya sejak awal" Gumam Tuan Kim.

💉💉💉

Yoo Seok menarik tangan Min Hyuk yang hendak masuk ke dalam kamar, Min Hyuk berusaha melepaskan tangan ayahnya yang berada di pergelangan tangannya. Cengkeraman Yoo Seok semakin erat, hingga akhirnya membuat Min Hyuk menyerah.

"Dengarkan penjelasan Appa dulu" Kata Yoo Seok.

"Jelaskan. Jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?" Kata Min Hyuk.

Yoo Seok seketika terdiam, ia ragu untuk memberitahu Min Hyuk "Min Hyuk-a..."

"Kenapa Appa berbohong padaku?" Tanya Min Hyuk dengan mata yang mulai memerah menahan marah.

"Min Hyuk-a, Appa tidak bermaksud untuk berbohong padamu" Kata Yoo Seok.

"Lalu, apa?" Timpal Min Hyuk.

"Min Hyuk-a, Appa-" Kata Yoo Seok

Min Hyuk mengepalkan tangannya "---Maafkan Appa" Sambungnya. 

Nyonya Han yang diam-diam mendengar percakapan mereka pun akhirnya mendekat. Nyonya Han menggenggam tangan suaminya "Min Hyuk-a, Maafkan kami" Kata Nyonya Han. Min Hyuk mengernyitkan alisnya bingung, kenapa Nyonya Han ikut minta maaf. Min Hyuk terkejut saat Jae Hoon memeluknya dari samping. Adiknya itu mengira kalau Min Hyuk sedang dimarahi oleh orang tuanya.

"Jangan marahi Hyung!" Kata Jae Hoon.

"Sebenarnya, saat itu ibumu berhasil mendapatkan transpalansi ginjal. Namun, karena disaat yang bersamaan Eomma juga membutuhkan transpalansi ginjal, jadi Appa terpaksa memberikan transpalansi ginjal itu pada Eomma" Jelas Yoo Seok dengan suara yang bergetar.

"Oleh karena itu kalian berdua mengadopsiku? Untuk mengurangi rasa bersalah?" Kata Min Hyuk.

"Eomma! Appa! Kenapa kalian bilang Hyung anak adopsi?! Hyung bukan anak adopsi! Dia Hyungku!" Kata Jae Hoon yang semakin mengeratkan pelukannya pada Min Hyuk.

Min Hyuk menatap sang adik "Jae Hoon-a, bisa lepaskan pelukannya? Hyung mau pergi ke kamar" Pinta Min Hyuk. Jae Hoon menggeleng cepat dan semakin mengeratkan pelukannya. Yoo Seok dan Nyonya Han mendekat hendak memeluk Min Hyuk, namun ia menghindar dan memilih memeluk erat Jae Hoon.










Mohon maaf kalo ceritanya jadi ga jelas
😭😭😭

Thanks for reading~
See you in next chapter~
Bye bye~

A Secret HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang