Chapter 6

20 2 5
                                    

Happy reading~
.
.
.

Hari ini adalah hari dimana olimpiade matematika tiba. Yoo Seok dan Nyonya Han, memberi semangat pada Min Hyuk. Jae Hoon menepuk bahu sang kakak "Semangat, Hyung!" Kata Jae Hoon.

💉💉💉

Sebelum pergi ke tempat olimpiade, Min Hyuk dan peserta lain berkumpul di sekolah. Min Hyuk izin untuk pergi ke toilet, saat di lorong menuju toilet tiba-tiba Jae Hoon menghampirinya.

"Han Min Hyuk, senang bertemu denganmu-" Kata Tae Kwon.

Tae Kwon menepuk bahu Min Hyuk "---Aku tidak ingin mendengar pengumuman kalau kau juara satu, kau mengerti?" Sambungnya.

Tae Kwon tersenyum miring, lalu pergi. Min Hyuk menghela nafas berat, lalu pergi ke toilet.

Olimpiade dimulai, Eun Ji duduk disamping Min Hyuk. Eun Ji mengernyitkan alisnya, Min Hyuk terlihat tertekan tidak seperti biasanya. Min Hyuk banyak melamun dan membiarkan kertas jawabannya kosong.

Min Hyuk meremat kertas soal dan pulpen yang ada di genggamannya.

"Aku tidak ingin mendengar pengumuman kalau kau juara satu, kau mengerti?"

Min Hyuk membereskan barang-barangnya, kemudian pergi meninggalkan ruangan tempat olimpiade. Min Hyuk berlari pergi tanpa tujuan, ia bahkan menabrak beberapa orang di jalan.

"Sampai kapan kau akan terus bodoh seperti ini?!"

"Awas saja kalau saat kau masuk SMP dan SMA kau tidak naik ke S Class!"

Min Hyuk berhenti berlari, keringat membasahi wajahnya. Suara-suara itu terus melintas di kepalanya, tubuhnya limbung. Nafasnya menjadi sesak, kepalanya terasa berputar, ia mencari tempat untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh.

"Tidak, jangan disini. Aku mohon" Batin Min Hyuk.

Ia merogoh saku celananya untuk mencari anti depressants. Ia baru ingat kalau anti depressantsnya habis karena ia buang waktu itu, Min Hyuk belum sempat datang lagi ke rumah sakit untuk menebus resep.

Kepalanya semakin berisik, suara-suara yang tidak ingin dia dengar terus berkeliaran di kepalanya "Arghhh..." Min Hyuk meringis merasakan sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Ia melihat sekelilingnya. Dalam pandangannya, sekarang orang-orang yang lewat itu sedang menertawakan Min Hyuk.

Min Hyuk berusaha mengatur napasnya, ia tidak ingin pingsan disini dan merepotkan orang lain. Min Hyuk membutuhkan anti depressants itu sekarang. Ia merutuki dirinya sendiri, kenapa dia malah membuang anti depressants itu.

💉💉💉

Yoo Seok terkejut bukan main saat mendengar kabar Min Hyuk dilarikan ke UGD. Setelah pertemuan dengan direktur rumah sakit, ia segera pergi ke UGF untuk mencari putra sulungnya.

Dilihatnya sang putra yang tengah tak sadarkan diri dengan jarum infus yang menancap di punggung tangannya. Yoo Seok segera memerika Min Hyuk, ia khawatir putranya itu masuk UGD karena terluka. Beruntungnya, Min Hyuk baik-baik saja, tidak ada luka sedikit pun.

Min Hyuk perlahan membuka matanya, melihat itu Yoo Seok segera menggenggam tangan sang putra. Dirasa ada tangan yang menggenggam tangannya, Min Hyuk segera menoleh dan ternyata tangan itu adalah tangan sang ayah. Min Hyuk melirik sekelilingnya tak lupa ia juga menghirup bau obat.

"Min Hyuk-a, kau baik-baik saja? Tidak ada yang sakit?" Tanya Yoo Seok.

Min Hyuk hanya mengangguk sebagai jawaban. Min Hyuk bangkit dari tidurnya, ia hendak melepas jarum infusnya. Namun, Yoo Seok segera menahannya.

"Appa, aku baik-baik saja" Ucap Min Hyuk.

Dari kejauhan terdengar suara langkah terburu-buru mendekat. Nyonya Han berlari ke UGD untuk mencari Min Hyuk, ia mendengar kabar dari Seong Min kalau putra sulungnya itu tak sadarkan diri di UGD.

Dipeluknya tubuh sang putra, sedangkan yang dipeluk terbelalak terkejut. Nyonya Han melepaskan pelukannya, kemudian menatap mata sang putra.

"Kambuh lagi? Apa penyebabnya?" Tanya Nyonya Han.

"Yeobo, dia baru siuman. Biarkan dia istirahat dulu" Saran Yoo Seok.

"Han Min Hyuk, bukannya kau olimpiade hari ini? Kau kambuh karena merasa tertekan?" Tanya Nyonya Han lagi.

Min Hyuk tidak mungkin bilang kalau penyebab ia kambuh karena ancaman dari Tae Kwon. Akhirnya Min Hyuk mengangguk "Maaf, Eomma. Aku merasa sangat tertekan, melihat semuanya mengerjakan soal dengan baik" Jawab Min Hyuk.

Min Hyuk segera menggenggam tangan kirinya yang mulai gemetar. Yoo Seok tidak tega melihat putranya, segera diraihnya tangan Min Hyuk "Kenapa kau harus merasa tertekan, hm? Kau juga sama seperti mereka, kau melakukannya dengan baik" Kata Yoo Seok.

"Jangan bilang, kalau kau kabur-" Pernyataan Nyonya Han membuat tubuh Min Hyuk menegang.

"---Han Min Hyuk, ikut aku. Eomma ingin bicara denganmu" Sambungnya.

"Yeobo, dia akan semakin tertekan. Kau tahu Min Hyuk mudah tertekan, kenapa kau malah membuatnya semakin tertekan?" Kata Yoo Seok.

Kini Min Hyuk, Yoo Seok, dan Nyonya Han berada di ruangan Yoo Seok. Yoo Seok dan Nyonya Han duduk di hadapan Min Hyuk. Min Hyuk menunduk dalam, tidak berani menatap kedua orangtuanya.

"Setiap kau ikut olimpiade kau baik-baik saja, tidak biasanya seperti ini. Jujur pada Appa dan Eomma, apakah ada orang yang mengancammu?" Kata Nyonya Han.

Nyonya Han tahu betul, banyak orang yang iri dengan kecerdasan Min Hyuk. Sebelum ia pergi melanjutkan studi, tak jarang, ia mendengar orang lain ingin melakukan niat buruk pada putranya, agar nilai putranya turun drastis.

"Min Hyuk-a, kami mohon. Jangan menyembunyikan sesuatu dari kami" Bujuk Yoo Seok.

Nyonya Han menghela nafas jengah, entah kenapa ia mudah marah hari ini "Dimana anti depressant nya?" Tanya Nyonya Han tegas.

"H-habis" Jawab Min Hyuk tetap masih dalam keadaan menunduk.

"Habis karena dibuang, kan?! Bagus, Han Min Hyuk" Ucap Nyonya Han dengan suara yang sedikit lantang sembari bangkit dari duduknya.

"M-ma-maaf, Eomma" Ujar Min Hyuk.

"Min Hyuk-a, Eomma tidak mau melihatmu terus menderita seperti ini. Kenapa kau ini keras kepala sekali?!" Min Hyuk tersentak sembari meremat ujung almamater sekolahnya.

"Yeobo, tenangkan dirimu. Jangan jadikan Min Hyuk pelampiasan" Saran Yoo Seok.

Nyonya Han menghela nafas, lalu berbalik ke arah jendela untuk menenangkan dirinya. Yoo Seok menggenggam erat tangan Min Hyuk yang gemetar "Sudah, tidak apa-apa. Eomma sekarang moodnya sedang buruk. Ada Appa disini" Kata Yoo Seok menenangkan sang putra.

"Ta-tapi, Eo-eomma...d-dia-"

"Sssttt, sudah. Tidak apa-apa, biarkan dia menenangkan diri lebih dulu" Potong Yoo Seok.

Min Hyuk merutuki dirinya sendiri, tiba-tiba dadanya terasa sakit. Min Hyuk segera memegang dadanya, Yoo Seok segera memeluk Min Hyuk agar sang putra kembali tenang. Nyonya Han memilih untuk pergi, karena jika ia tetap berada disana, ia takut memarahi Min Hyuk lagi.

"Appa. Eomma marah padaku" Adu Min Hyuk yang masih dalam pelukan sang ayah.

"Eomma tidak marah padamu. Biarkan saja, nanti juga dia akan seperti biasa lagi. Eomma sedang stres karena pekerjaan, makanya dia sangat sensitif" Kata Yoo Seok.

Yoo Seok menahan air matanya agar tidak terjatuh. Ia semakin erat memeluk Min Hyuk sembari mengelus punggung sang putra.












Thanks for reading~
See you in next chapter~
Bye bye~

A Secret HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang