1. Bertemu

1.7K 58 1
                                    

Kepalanya menunduk mengarahkan ujung nikotin ke pematik sampai tersulut. "Kau benar mengarahkan ku ke tempatnya bekerja?" Javier menoleh ke samping. Jemarinya yang menjepit nikotin bergerak ke arah laki-laki di sebelahnya, hampir mengenai pipi apabila dia tidak segera menghindar.

"Kau tau hewan pandai berbohong." Setelah itu Javier melangkah menjauh. Jemarinya terangkat, dia memutar badannya. "Jika kau memberi laporan palsu, kau aku bunuh," lanjut Javier wajahnya yang tampak menyeramkan menampilkan aura berbeda sepersekian detik.

"Jangan lupa siapkan makam untukmu!" seru laki-laki itu dengan lantang.

Dengan kasar Javier membuka pintu dia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruang sampai matanya menyipit dan terbuka lebar melihat orang yang dia cari tengah melayani pelanggan. Bersiul menggoda Javier menjilat bibir bawahnya. "She looks sexy."

Javier melangkah mendekat. Dia mendudukkan dirinya. "Aku suka wajah terkejut mu, sangat cantik."

"Permisi Tuan, bisakah Anda pindah ke meja yang kosong di sebelah sana. Meja ini sudah ada yang menempatinya," tekan perempuan itu dengan senyuman namun Javier yang melihat tahu kalau dia kesal kepadanya.

Menopang dagu Javier menggelengkan kepala. "Aku enggan untuk berpindah tempat. Aku ingin kau yang melayaniku." Javier memberikan seulas senyum.

Celine perempuan pelayan itu menggeram tertahan dia ingin mengumpat tetapi harus tetap melayani dengan sepenuh hati.

Tatapan Javier beralih ke dua orang yang duduk bersamanya. Raut wajah laki-laki itu sudah berubah. "Kalian pindah, aku ingin duduk di sini!" titah Javier seenaknya.

Javier menyentuh bibirnya menyuruh Celine untuk diam. "Tutup mulutmu, Nona. Aku tidak berbicara denganmu, aku berbicara dengan dua pengacau ini." Orang yang disebut membuka mulut dan menggeram kesal tak ayal keduanya bangkit dan pergi hanya meninggalkan Javier dan Celine.

Celine menoleh ke belakang dia bernapas lega tidak melihat bos nya. Mengalihkan ke laki-laki yang tidak dia kenal itu, Celine meletakkan buku menu dengan halus namun suara yang ditimbulkan keras. "Silakan pilih dan segera keluar dari restoran ini!"

Javier tersenyum lebar. Dia menarik kursi mendekatkan diri ke Celine, sorot matanya memindai tubuh perempuan itu dari atas ke bawah. "Apakah seperti itu menyambut pelanggan, Nona Celine?"

Meremas buku di tangannya. Celine memejamkan mata, sejenak dia mengubah raut wajahnya. "Selamat datang ingin memesan apa?"

Javier bertepuk tangan. Dia menunduk membaca satu persatu daftar menu karena tujuannya bukan untuk makan lantas Javier menjawab asal.

"Aku ingin kau menemaniku makan!" seru Javier ketika Celine sudah menghilang dari balik pintu.

Javier menekan jari telunjuknya ke meja dan memberikan ketukan di sana, tidak keras namun berhasil membuat orang yang berada di sana menoleh risih. Javier tentu saja tidak acuh.

Enam menit berlalu Celine kembali keluar membawa nampan. Javier tersenyum tipis dia menarik kursi di samping nya menyuruh perempuan itu ikut duduk.

"Sebenarnya aku tidak lapar," ungkap Javier jujur menoleh ke Celine. Perempuan itu sudah melepas apron nya. "Tetapi karena kau bekerja di sini aku dengan terpaksa membeli."

Celine berdecih dia tidak habis pikir. "Aku tidak mengenal mu. Kau ada masalah dengan ku? Atau aku mempunyai utang kepadamu, Tuan?"

Javier mengangkat tangan dan menunjuk mulutnya yang sedang mengunyah. Setelah selesai Javier mendorong piring itu ke depan - ke tengah meja.

"Kau ada masalah dengan ku," balas Javier dia meneliti ekspresi yang akan dilakukan oleh Celine. "Kau membuat aku jatuh cinta kepadamu. Kau tau jatuh cinta sendiri itu tidak enak maka dari itu aku ke sini mengajakmu untuk ikut masuk ke dalam ruang ku, kau harus mempertanggung jawabkan perbuatan mu, Nona."

Mulut Celine terbuka dia menatap ke arah pria depannya yang terlihat seperti orang gila. Terlalu frontal mengungkapkan perasaannya. Celine mengerutkan alis dia hanya berpikir ucapan barusan hanya kelucuan yang dibuat orang dewasa. "Kau pintar membuat gurauan. Aku suka, kau berhasil membuat lawan bicaramu terkejut."

Javier menarik tisu dan mengelap sekitar bibir. Dia juga menarik kursi yang ditempati Celine hingga jarak keduanya berdempetan. "Apa aku terlihat sedang membuat lelucon di matamu?"

"Memang benar, aku tidak mengenal dirimu Tuan dan kau datang menyatakan perasaan. Hell no, lalu aku harus anggap itu hal yang serius? Aku baru tau orang dewasa sepertimu menyukai lelucon anak remaja."

"Aku juga baru tau orang dewasa sepertimu masih berpikir seperti anak kecil." Javier menopang dagu dia menaikkan sudut bibirnya. "Kau milikku. Ingat itu. Jangan sampai aku melihatmu berdekatan dengan pria dan mencoba kabur dariku atau aku akan mengacaukan seluruh hidup dan pikiranmu. Paham sayang?"

Javier mengulurkan beberapa lembar uang ke hadapan Celine. Perempuan itu dengan kesal mengambilnya.

"Kau tau hidupku, pikiran ku, tubuh ku hanya milikku selayaknya kau seluruh hidupmu milikmu bukan milik orang lain jadi berhenti membual dan keluar dari sini," desis Celine.

Javier terkekeh dia mengangguk seraya bangkit dari kursi. "Baik. Terima kasih untuk makanannya dan terima kasih karena sudah menyempatkan untuk mengobrol denganku."

Celine beranjak. Namun langkahnya terhenti mendengar perkataan Javier dari belakang tubuhnya.

"Aroma tubuhmu sangat memabukkan. Kau tau toko yang menjual parfum seperti itu?"

Celine berbalik dia mengedarkan pandangan ke semua pelanggan yang sudah menatap ke arahnya. Dengan kesal Celine menarik lengan Javier keluar dari restoran.

"Shut the fucking your mouth. Kau membuatku malu dan terlihat murahan, sialan."

Javier menepis jari telunjuk Celine. Dia mengikis jarak keduanya. "Jangan mengucapkan kata kotor dari mulut mu, sayang."

Celine membuang wajah ketika jari Javier menyentuh bibirnya.

"Kau tidak pantas mengucapkannya. Untuk hari ini aku enggan memberi hukuman namun di hari berikutnya aku tidak akan segan membuatmu kehilangan napas."

Javier berbalik dan masuk ke dalam mobil dia meninggalkan tempat dan perempuan yang masih diam memandang ke arahnya.

"Aku harap aku tidak akan pernah bertemu orang itu lagi, orang aneh!"

Bersambung

Javier Crazy Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang