¹⁶▪︎ Zestien Hoofdstukken ▪︎

59 5 7
                                    

Update!
Happy reading guys.....
Dont forget to vote and coment........

Alyn duluan lah yang mengerjapkan matanya perlahan-lahan saat matanya menerima sinar matahari yang masuk dari jendela kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alyn duluan lah yang mengerjapkan matanya perlahan-lahan saat matanya menerima sinar matahari yang masuk dari jendela kaca. Berdiri dengan sedikit sempoyongan dari sofa di ruang tamu hotel tersebut.

Badannya yang sudah tak kokoh itu kembali tersandung akibat botol wine yang sangat berserakan di sekitar tubuhnya.

"Awsh...." rintihnya pelan.

"Lo gapapa Lyn?" Fay menjulurkan tangannya, sedikit menjongkok untuk menyamai tinggi badannya dengan Alyn yang terduduk dilantai.

Gadis itu mengangguk, menerima uluran tangan tersebut, "gue aman," lanjutnya yakin.

Fay menggeleng prihatin menatap seisi ruang tamu, botol wine dan box pizza yang berserakan membuktikan separah apa pesta perayaan yang mereka lakukan tadi malam.

Fay yang akan membereskan kekacauan itu terhenti saat Alyn menatap nya tajam. "biar gue! Lo duduk aja disana," Alyn menuntun bumil itu pada sofa dan menjauh darisana.

"Padahal gue bisa," 

"Pawang lo serem, lo anteng kita aman. Zhaff mana?" tanya Alyn dengan tangan yang memegang plastik berisi sampah itu.

"Belum bangun, kalo bangun ntar gue dilarang lagi," Sungguh disatu sisi Fay bersyukur akan sikap siaga Zhaff, tetapi tak dipungkiri ke posesifan suaminya malah membuat pergerakan Fay terbatas.

"Karena dia khawatir ke elo! Apalagi lo hamil muda," balasnya sembari berjalan ke arah pintu keluar.

Fay yang melihat tangan Alyn penuh dengan sampah langsung berinisiatif merebut salah satu kantung dari tangan gadis itu.

Tentu, penolakan lah yang Fay dapat. Namun kembali lagi dengan tampang polos tak berdosa itu siapa yang bisa menolak? Akhirnya dengan berat hati Alyn menerima bantuan gadis tersebut.

Fay bernapas lega, sedikit tersenyum karena pada akhirnya bantuannya tidak ditolak terus-menerus. Tapi takdir seakan mempermainkan karena dari arah belakang terlihat bayangan Zhaff dan Aldrich yang mulai mendekat.

Tanpa basa-basi Aldrich langsung merebut plastik sampah ditangan Fay. Matanya menatap tajam kepada Alyn, apakah Alyn sengaja menyuruh Fay membawa benda berat seperti ini?.

"Lo tau kan Fay itu lagi hamil!" bentak Zhaff cepat.

Alyn yang tak terima disalahkan tentu saja langsung membantah tuduhan itu. "gue ga pernah sengaja nyuruh Fay! Yang dibawa Fay pun cuman sisa box pizza bekas semalam. Bisa kurangin overthinking dan sifat overprotective lo itu!?"

"Sekarang lo berani nyalahin sifat protektif gue? Jangan sok bijak, kalau nyatanya lo masih nyimpen dendam karena Fay alasan lo putus dari kembaran gue," balas Zhaff dingin.

"Zhaff..... Udah. Disini aku yang kekeh pengen bantuin Alyn," Tatap Fay dalam, hal itu tentu tidak bisa membuat kekesalan seorang Zhaff mereda.

Zhaff melangkah meninggalkan ruangan itu dengan tangan Fay yang digenggam erat. Meninggalkan Aldrich dan Alyn yang masih terdiam di depan pintu masuk.

After Research Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang