²⁸▪︎ Achtentwintig Hoofdstukken ▪︎

31 6 0
                                    

Update!
Happy reading guys.....
Dont forget to vote and coment........

"Rayan telah pergi selama dari sisi kita semua, semoga cinta dan kasing sayang menyertai kepergiannya dan selalau terkenanglah kepergiannya bagi orang-orang terkasih, Semoga tuhan memberikan ketenangan dan penghiburan disaat saat sulit ini,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rayan telah pergi selama dari sisi kita semua, semoga cinta dan kasing sayang menyertai kepergiannya dan selalau terkenanglah kepergiannya bagi orang-orang terkasih, Semoga tuhan memberikan ketenangan dan penghiburan disaat saat sulit ini,"

Pengumuman tiba-tiba itu membuat Flor yang semula sedang tertidur kembali terbangun, bagaimana tidak Rayan benar-benar menyerah dengan penyakit nya.

Gadis itu kemudian berjalan gusar kearah kelas kekasihnya yang masih satu fakultas dengannya, berniat mengajak untuk melayat kerumah Rayan.

Namun langkah nya terhenti saat ia masih melihat dosen yang sibuk memberikan materi, "ini dosen gaada hati nurani apa gimana? Bisa-bisanya ada yang meninggal masih lanjut kelas."

Setelah memunggu beberapa menit akhirnya kelas Leo selesai, dosen menjengkelkan itu telah meninggalkan ruangan, begitu juga mahasiswa yang mulai meninggalkan ruangan kelas satu persatu.

"Ada apa by?" tanya Leo saat sudah berdiri dihadapan Flor, pemuda itu sedikit merasa khawatir karena ekspresi sang kekasih terlihat masam.

"Kak Rayan udah gak ada, aku baru dapat kabar tadi trus mau ngajak kamu ngelayat sekalian yang lain juga." Flor menunduk sambil menurunkan nada suaranya untuk menahan tangis, mau bagaimanapun Rayan sudah anggap sebagai kakak kandung oleh Flor.

Leo memeluk gadis dihadapannya, memberi ruang untuk Flor menangis didekapannya, tempat sudah terlihat sepi karena mahasiswa sudah bubar jadi mereka tidak terlalu malu.

Sekarang mereka sudah siap-siap dengan baju serba hitam dan akan menuju tempat peristirahan terakhir Rayyan, Leo sudah menghubungi Gara, Aldrich dan juga Zhaff dan tampaknya mereka bertiga juga sudah bersiap-siap.

Mereka sudah berkumpul dikediaman Rayan yang terlihat megah namun sangat sepi, hawa kesepian menyelimuti kediaman Rayan.

Sudah ada Leo, Flor, Gara, Aldrich, Alyn dan juga Zhaff didalam ruangan duka, bukan hanya mereka namun beberapa kating dan teman-teman seorganisasi dengan Rayan juga tampaknya hadir disana.

Keluarga besar Rayan sepertinya sangat terpukul dengan kepergian salah satu dari anggota keluarga nya, orang tuanya juga terlihat linglung saat bersalaman dengan beberapa teman dari Rayan.

Acara pemakaman akhirnya sudah dilaksanakan, rumah Rayyan yang awalnya dipenuhi banyak manusia, sekarang hanya tersisa beberapa mungkin bisa dihitung jari.

Hanya enam orang yang terlihat belum meninggalkan rumah duka kecuali keluarga Rayan, mereka tampaknya bergelut dengan fikirannya masing-masing sebelum Leo angkat bicara.

"By kita pulang?" tanya Leo dengan berat hati dan mendapatkan anggukan setuju dari Flor.

Namun pergerakan nya ditahan oleh orang tua Rayan, wanita paruh baya itu memberikan selembar kertas dengan tangan yang masih gemetar akibat terlalu lama menangisi anak nya.

After Research Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang