Oline memilih ke ruang guru untuk meminta izin mengantarkan Erine pulang karena erine tidak enak badan. Setelah mendapatkan izin, Oline ke kelas Erine untuk mengambil tas erine lalu Oline segera ke uks dan memakaikan kembali jaket Erine dan menggendong Erine ala koala. Erine yang badannya di angkat oleh oline menggeliat perlahan.
"Ssttt." Desis oline untuk menidurkan erine kembali. Dan ya Erine kembali tidur dengan nyenyak dibahu Oline. Segera oline berjalan keluar menuju parkiran sekolah. Tentu saja oline menjadi pusat perhatian. Apalagi dia sedang menggendong Erine dengan mudahnya. Semua berbisik bisik
"Ngapain tuh kak Oline gendong Erine."
"Ihh Oline ngapain bareng di cupu "
"Ihh ga cocok banget. Ntar jadi princess dan si buruk rupa."
Oline mengeratkan gendongannya dan berjalan lebih cepat tanpa ingin mendengarkan suara suara itu.
Sesampainya di mobil Oline ingin meletakan Erine di samping kemudi. Tetapi Erine tidak ingin melepaskan pelukannya.
"Heii, lepasin dulu yuk. Aku mau nyetir." Ucap Oline dengan nada lembut. Erine tidak berkata apa - apa tapi ia tak kunjung melepaskan pelukannya di leher Oline. Tanpa ingin memaksa Erine, oline segera berbalik masuk ke kursi kemudi dengan Erine yang berada dalam gendongannya.
"Erine, rumah kamu dimana?" Tanya Oline.
"Jangan bawa aku kerumah." Ucap Erine ketakutan. Badannya sampai bergetar. Oline yang sedikitnya paham dengan apa yang terjadi kepada Erine, di karenakan lengannya yang dia lihat tadi mengangguk mengerti.
Oline menyetir dengan satu tangan. Sementara tangan lainnya menahan badan Erine yang berada di pangkuannya.
Oline membawa Erine ke apartementnya. Dan menggendong Erine untuk membawanya ke kamar.
Sesampainya di kamar Oline meletakan Erine ke kasurnya. Dan membuka jaketnya serta seragamnya. Dan menggantikannya dengan pakaian santai miliknya. Dia menatap Erine denagn tatapan yang sulit di artikan. Dia mengambil kotak obat yang ada di nakasnya untuk mengobati luka - luka yang ada di sekujur tubuhnya.
Setelah selesai dia pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Erine yang berada di tempat tidur menggeliatkan tubuhnya dan membuka matanya. Dia melihat kesekelilingnya untuk memastikan dimana dia berada
"Ceklek." Suara pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Oline dari kamar mandi.
"Loh udah bangun. Gimana masih pusing gak?" Tanya Oline kepada Erine.
"Udah enggak kok, kak. Ini dimana kak?" Jawab sekaligus tanya Erine.
"Kamu di apart aku. Soalnya tadi aku tanya alamat kamu, kamu ga jawab." Jelas Oline.
"Maaf ya, kak. Aku jadi ngerepotin." Ucap Erine dengan nada menyesal.
"Gapapa. Lain kali kalau tau ada upacara makan dulu dari rumah. Kalau merasa kurang enak badan ga usah masuk aja atau izin aja ga ikut upacara." Ucap Olin menatap mata Erine lembut. Mungkin ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Oline keluarkan untuk seseorang.
"Iya kak. Oh iya tadi yang gantiin baju aku-?"Erine tertunduk malu karena baru menyadari sesuatu.
Oline terkekeh pelan. "Ada yang mau aku omongin sama kamu." Ucap Olin berubah jadi serius.
"Ada apa ya kak?" Tanya Erine.
Oline menyentuh lengan Erine dan mengelusnya pelan. "Ini kenapa bisa banyak luka?" Tanya Oline
"O-oh ini? Gapapa kok kak. Aku orangnya emang ceroboh, jadi suka ga sengaja kebentur atau kegores." Jelas Erine tak menatap mata Oline.
Bodoh. Erine pikir Oline akan percaya dengan alasan konyolnya. Tentu saja luka itu bukan terlihat seperti benturan biasa. Seperti ada orang yang sengaja ingin mencelakainya. Tapi Oline tidak mau memperpanjang masalah itu untuk saat ini. Jadi Oline memutuskan untuk menanyakan hal lain. "Kamu laper gak?"
"Enggak kok kak." Jawab Erine. Tepat selesai Erine berbicara seperti itu, terdengar bunyi dari perut Erine yang menandakan kalau dia lapar.
"Emang ga pinter boong ya." Gumam Oline pelan. Sedangkan Erine tertunduk malu.
Skip malam hari
"Kak kayaknya aku pulang aja deh. Takut dimarahin, udah kemalaman juga." Ucap Erine khawatir.
"Kamu ga mau nginep aja?" Tawar Oline.
"Lain kali aja deh ya kak," tolak Erine halus.
"Oke. Aku anterin ya. Kamu sebutin aja alamat rumah kamu." Ucap Oline.
Next?
Jangan lupa Vote yaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Premier Amour (orine)
Teen Fictionseorang gadis yang selalu mendapatkan kekerasan di keluarganya. lantas apakah dia pantas untuk bahagia? kesalahan apa yang dia lakukan sehingga membuat nya seperti sekarang? "kenapa ayah kunciin Erine disini? Erine takut." "badan Erine sakit semua m...