Matahari terlihat masuk melalui celah - celah jendela. Gadis bermata kucing mengerjabkan matanya dan menatap ke sekelilingnya. Dan terakhir menatap Oline yang tidur disampingnya dengan tangan yang melingkar di perutnya. Erine mencoba mengingat - ingat kejadian kemarin. Tapi yang ia ingat sebatas oline datang mencegah Veronica yang ingin memukulnya dan setelah itu kesadarannya hilang. Dia terlarut dalam pikirannya sampai tak sadar Oline sudah terbangun dan menatapnya lekat.
"Mikirin apa sih?" Ucap Oline tersenyum kepada Erine.
Erine tersadar dan langsung menatap Oline.
"Eh. Kak kok aku bisa ada disini?" Tanya Erine.
Oline menghela nafas dan merubah posisi menjadi duduk di tempat tidur. Memegang tangan Erine dan menatap mata nya lekat.
"Setelah kejadian kemarin, lupakan apa yang terjadi dan kamu alami di masa lalu kamu. Jangan ingat hal yang membuat kamu sakit hati. Sekarang aku yang akan jamin seluruh hidup kamu. Aku janji ga akan buat kamu sedih apalagi nangis. Lupain semua tentang keluarga kamu dan mereka pun begitu. Anggap kalian tidak punya hubungan apapun." Ucap Oline panjang lebar.
"Makasih yaa Oline untuk semua ini. Aku ngerasa jadi beban buat kamu." Ucap Erine jujur.
"Jangan pernah punya pikiran kayak gitu Erine. Kehadiran kamu itu bukan beban untuk aku. Justru aku bersyukur karna adanya kamu di hidup aku. Hari ini kita gak usah sekolah dulu ya rine."
Skip
Saat ini mereka sedang berada di psikolog setelah melalui beberapa perdebatan. Bukan tanpa alasan. Erine tidak ingin ke psikolog karena menurutnya dirinya baik - baik saja. Sedangkan menurut Oline, erine harus ke psikolog untuk memastikan keadaannya.Dan disini lah mereka berada sekarang. Diruangan dokter Cynthia. Oline duduk di belakang mengamati Erine yang sedang berbicara dengan dokter itu. Walaupun awalnya Erine merasa canggung bahkan tak berani melepaskan tangannya dari Oline, sekarang ia bisa berbicara dengan leluasa dengan dokter Cynthia. Mereka terlihat sangat akrab.
Erine menceritakan semua masalahnya kepada Dokter Cynthia tanpa ragu. Oline tersenyum dan memotret Erine secara diam - diam. Sekitar 45 menit mereka mengobrol.
"Oline kamu bisa ikut saya sebentar?" Ucap Dokter Cynthia.
"Baik dok." Jawab Oline.
Mereka lalu pergi ke sebuah ruangan yang dibatasi kaca dari ruangan tadi sehingga Erine tidak dapat mendengar percakapan mereka.
"Oline, sebelumnya saya mau minta maaf dulu apabila ada ucapan saya yang kurang berkenan. Tapi jika boleh saya tau selain dirumahnya, apakah di sekolah Erine juga mendapatkan perundungan?" Tanya Dokter Cynthia.
Oline menghela nafas.
"Iya dok, ia sering mendapatkan pembullyan dari teman sekolahnya." Jawab Oline.
"Sebenarnya kondisi Erine cukup mengkhawatirkan. Dan seharusnya ia tidak boleh mendapatkan perundungan lagi jika tidak mau kondisinya semakin parah." Ada jeda di kalimatnya, "dan tolong jangan biarkan Erine melamun terlalu lama dan sendirian. Takutnya ia akan melakukan hal yang tidak di inginkan karna pikirannya yang kalut." Jelas dokter Cynthia. "Kamu bisa kembali lagi kesini setelah 2 minggu."
"Baik dok. Kalau gitu saya permisi dulu." Ucap oline dan keluar dari ruangan itu, Diikuti dokter Cynthia.
"Ayo Rine. Pamit dulu sama dokter Cynthia." Ucap Oline. Erine mengangguk dan mendekat ke dokter cynthia
"Terima kasih ya dokter cantik udah dengerin cerita aku. Aku pulang dulu ya dok." Ucap Erine secara tiba - tiba memeluk dokter Cynthia.
Cynthia tersenyum dan membalas pelukan Erine dengan hangat.
"Hati hati ya pulangnya anak pinter. Sehat - sehat terus yaaa. Lebih terbuka juga sama Oline nya. Jangan di pendem yaaa kalau ada masalah. Sampai jumpa 2 minggu lagi." Ucap dokter Cynthia sambil mengelus penggung Erine. Perlahan pelukan mereka terlepas. Ada rasa tidak rela di hati dokter Cynthia saat melepas pelukan itu.
Skip di parkiran
"Aku seneng deh kak Oline ketemu dokter Cynthia. Dia baik banget." Ucap Erine tersenyum."Kamu suka kan cerita sama dokter Cynthia?" Tanya Oline.
"Sukaa banget. Rasanya hati aku jadi tenang." Jawab Erine.
"Nanti 2 minggu lagi kita ke sana lagi yaaaa." Balas Oline. "Sekarang kita ke mall dulu yaaa buat beli keperluan kamu." Ucap Oline.
Next?
Jangan lupa vote yaaaa.💘
Maaf ya belakangan ini jarang update.
Tugas sekolah numpuk poll.See you next part yaw👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Premier Amour (orine)
Teen Fictionseorang gadis yang selalu mendapatkan kekerasan di keluarganya. lantas apakah dia pantas untuk bahagia? kesalahan apa yang dia lakukan sehingga membuat nya seperti sekarang? "kenapa ayah kunciin Erine disini? Erine takut." "badan Erine sakit semua m...