1

51.6K 779 23
                                    

Di rumah yang luas dan mewah, usai makan siang bersama. Pria paruh baya dan putri semata wayangnya sedang duduk di ruang keluarga. Sembari menonton film yang bertemakan komedi horor, dengan sang Mamah yang sedang menyiapkan cemilan di dapur.

"Dek, nanti malam jangan kemana-mana ya,"ucap Vernon.

"Kenapa emangnya pah?"tanya seorang gadis yang dipanggil 'dek' tadi.

"Nanti malam akan ada tamu yang datang ke rumah kita, tamu istimewa,"jelas Vernon yang merupakan Papah dari seorang gadis yang sedang berbicara dengannya.

"Biasanya pulang gak pulang juga nggak dilarang,"ucap gadis itu.

"Biar papah jelaskan, biar kamu nanti nggak kaget. Jadi gini, kamu nanti akan papah jodohkan dengan anak sahabat papah..."

"Pah, yang benar aja dong. Ini bukan lagi jamannya Nenek Kebayan,"potong gadis itu yang kaget mendengar penjelasan Vernon.

"Siti Nurbaya Adel. Dengerin papah dulu,"ucap Vernon sedikit tegas.

Gadis itu bernama Adelina Caroline Quenza, masih berusia 17 tahun, pendidikan di SMA Gamaliel kelas X IPA 1. Dia bar-bar, tomboy, sedikit berisi, tinggi 165 cm, dan memiliki rambut hitam sebahu.

Memiliki orang tua, yang bekerja sebagai CEO di perusahaan besar, sekarang menduduki peringkat ke 3 terkaya se Asia, dengan sang Mamah yang memilih menjadi ibu rumah tangga sekaligus mengurus butik peninggalan orang tuanya.

"Iyaa pah, maaf,"ucap Adel menundukkan kepalanya.

"Kamu akan papah jodohkan dengan anak pemilik perusahaan yang sedang melakukan kerjasama dengan perusahaan kita, dia CEO di sana, dia baik, pintar, makanya dia bisa menjadi CEO di usianya yang masih terbilang muda,"jelas Vernon.

"Tapi kan, aku masih SMA pah masih sekolah, masa udah mau nikah aja, aku masih mau kuliah, aku ingin jadi pelukis terkenal,"ujar Adel.

"Papah nggak nyuruh kamu nikah langsung, papah cuma mau kalian ketemu dulu, kenal dulu, sampai kalian nanti dekat,"jelas Vernon.

Adel berusaha menentang keinginannya, "Papah bilang kan dia seorang CEO, usianya bahkan jauh dari aku, dia jelas orang kaya yang suka semena-mena terhadap orang, sombong, angkuh, merasa paling berkuasa, aku benci banget sama orang kayak gitu pah."

"Nggak semua orang kaya sama seperti yang adek bilang, jangan menilai orang sembarang, ketemu aja belum. Ngaca dong kita juga kaya kali, kalau kamu lupa,"ucap Vernon.

"Bisa nolak nggak sih pah,"tanya Adel.

"Nggak bisa, karena ini sudah perjanjian antara papah dan sang sahabat. Tentunya harus terlaksana,"jelas Vernon.

"Tapi pah, apa nggak bisa di tunda gitu,"tanya Adel.

"Tunda gimana yang ada calon adik makin tua nanti,"ucap Vina, mamah dari Adel yang datang dari dapur membawa cemilan juga minuman untuk mereka.

"Yaah pah, masa tega sih jodohin anaknya sama yang udah tua,"rengek Adel.

"Itu nggak..."ucapan Vernon langsung dipotong oleh Vina.

"Ya mau gimana lagi,"ucap Vina sambil memberi kode ke Vernon.

"Maah,"rengek Adel lagi.

Skip!

"Mah, adek nggak mau,'' rengek Adel.

"Sudah, dari pada adik merengek terus mending diam, mereka akan tiba sebentar lagi. Sana siap-siap dulu dandan yang cantik,"ucap Vina.

Mereka saat ini sedang menunggu tamu yang telah diberitahu akan tiba dalam waktu dekat. Tidak butuh berapa lama yang ditunggu pun akhirnya sampai juga.

"Hai bro, apa kabar?"ucap Liam sembari bertos ala mereka.

PERJODOHAN(DELSHAN) [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang