05.

1 0 0
                                    


"Ra ada yang nyariin tuh" ujar Dania teman sekelas elara, elara yang sedang asik mengobrol bersama firzla pun melangkahkan kakinya keluar kelas.

Ternyata seseorang yang mencari dirinya adalah raska, ada perlu apa cowo itu pagi-pagi begini sampai rela menghampiri kelasnya yang jelas jauh dari kelasnya sendiri.

"Ada apa kak?" Tanya elara.

"Ini punya lu?" Raska menunjukkan gantungan kunci boneka berukuran kecil yang ada di tangannya.

"Bentar kak" elara berlari kecil masuk kedalam kelasnya untuk mengecek apa itu benar-benar gantungan kunci miliknya yang selalu terpasang di tasnya, terlihat gantungan kunci itu tidak tergantung di tasnya dan elara baru menyadari nya, benar saja gantungan kunci itu benar-benar milik elara, elara kembali berlari kecil keluar kelas menghampiri Raska.

"Larinya lucu banget sih" batin raska.

"Iya, kak itu punya gue" elara mengambil gantungan kunci yang berada di tangan Raska.

"Kemarin gue nemuinnya di jok motor gue pas gue nyampe rumah, untung ga jatuh di jalan kan"

"Makasih ya kak"

"Sama-sama, oh iya ini buat lu" Raska memberikan nya coklat rasa matcha, cowo itu membelinya karena mengingat bahwa elara menyukai matcha.

"Makasih kak coklatnya" elara sangat senang mendapatkan coklat dari Raska karena gadis itu sangat menyukai matcha.

"Sama-sama cil, gue balik dulu ya, semangat belajarnya" Raska mengelus puncak kepala elara, sedangkan pipi elara terlihat seperti udang rebus sekarang, pipinya gadis itu memerah menahan malu.

"Kakak juga, semangat"

Kayra yang baru datang tak sengaja melihat sekilas mereka berdua yang sedang bercengkrama di depan kelas.

Setelah punggung Raska tak terlihat, elara kembali masuk kedalam kelasnya, dan bergabung dengan kedua sahabat nya yang sedang mengobrol.

"Ini nih yang lagi falling in love" gumam firzla.

"Falling in love apaan fir" tanya kayra tak mengerti.

"Jatuh cinta Kay" firzla menghela nafasnya, temannya satu ini memang sangat lemot.

"Falling in love bapak lu, tadi tuh dia cuma ngasih gantungan kunci aku yang hilang"

"Mang eakk, ko bisa ada di dia" ujar kayra tak percaya.

"Kemarin dia nganterin gue, terus gantungan kunci ini jatuh di jok nya, untung aja ga jatuh di jalan" jawab elara, lalu dia memasang kembali gantungan kuncinya yang copot pada tasnya.

"Emangnya tadi itu siapa El" tanya firzla dengan tatapan menyelidik.

"Kakak kelas, namanya Raska, dia baik suka anterin gue pulang"

"Keliatannya dia suka deh sama kamu Ra" sahut kayra, melihat sikap Raska pada elara di depan kelasnya tadi.

"Yakin cuma kakak kelas" goda firzla, sedangkan pipi elara sudah terlihat seperti udang rebus.

"Apaansih kalian"

🪐🪐🪐

Langit yang sedari tadi terlihat mendung pun akhirnya menjatuhkan airnya ke bumi, menghasilkan rintik hujan yang membasahi bumi.

Ini sudah jam pulang sekolah namun
Elara memutuskan untuk tidak langsung pulang dan memilih menunggu hujan reda, sementara dua temannya sudah pulang duluan, mereka memilih untuk menorobos hujan saja, tapi tidak dengan elara gadis itu berjalan keluar kelasnya yang masih ada beberapa teman sekelasnya.

Elara berdiri di belakang railing depan kelasnya karena kelasnya yang berada di lantai atas, gadis itu sedikit mengulurkan tangannya kedepan agar tangannya terkena rintik hujan yang turun dengan sangat deras.

Sedangkan bian, cowo itu baru keluar dari kelasnya yang berada di sebelah kelas elara, cowo itu melihat elara sedang berada di depan kelasnya memperhatikan gadis itu yang tengah asik membasahi tangannya dengan air hujan.

Lalu bian melangkahkan kakinya menghampiri gadis itu "kalo mau main hujan-hujanan sekalian tuh sekalian semuanya basah" ujar bian yang saat ini telah berdiri di sebelah elara, elara sedikit merasa kaget dengan kehadiran bian yang tiba-tiba berdiri di sebelah nya.

"Ngagetin aja sih, bi" gerutu elara, gadis itu masih saja memainkan air hujan dengan tangannya.

"Ga pulang El?"

"Engga, nunggu hujannya reda"

"Oke, aku juga" bian ikut mengadahkan tangannya di depan railing agar tangannya juga terkena air hujan, cowo itu melakukan hal yang sama seperti elara.

Bian menyipratkan air hujan yang ada di tangannya pada elara, gadis itu merasa kesal karna baju seragamnya terlihat sedikit basah karna ulah bian "ih ga asik, bian nyebelin"

Tidak mau kalah gadis itu membalas bian dengan kedua tangannya elara menyipratkan bian air hujan, air itu terkena ke kepala bian, wajah dan rambut cowo tersebut terlihat basah karna ulah elara, meskipun bian hanya menyipratkan sekali namun elara membalas nya dengan berkali-kali, namun bian tidak membalasnya dan hanya tertawa melihat kelakuan gadis itu.

Disaat elara asik menyipratkan air pada bian, terdengar suara petir yang menggelegar, spontan elara memeluk bian dengan erat dan bersembunyi di pelukan cowo itu karna merasa takut, bian membalas pelukan elara, bian merasa tubuh elara sedikit bergetar karna ketakutan, gadis itu memang menyukai hujan tetapi tidak dengan petir.

"Udah jangan takut ada aku disini" ucap bian yang masih memeluk elara sambil mengelus puncak kepala gadis itu agar merasa sedikit tenang.

Setelah merasa sedikit tenang elara menguraikan pelukannya dengan bian, gadis itu merasa sedikit malu karna tiba-tiba memeluk bian dengan sangat erat.

"Pulang yuk" ajak bian ketika melihat hujan yang agak sedikit reda, dan terlihat hanya tersisa sedikit gerimis saja, elara menjawab dengan hanya mengangguk mengiyakan cowo itu.

"Nih pake, biar ga dingin ntar pas di jalan" bian mengeluarkan hoodie berwarna hitam yang dia miliki dari dalam tasnya lalu memberikannya pada elara.

"Gausah, pake kamu aja" jawab elara.

"Aku mah gampang el, aku kuat dingin kan aku cowok" ucap bian meyakinkan elara, lalu cowo tersebut memakaikan Hoodie ya pada gadis itu.

Hoodie milik bian terlihat sedikit kebesaran di badan elara,tangan elara sampai tidak kelihatan karna lengannya yang agak sedikit panjang dari ukuran tangan elara,namun di mata bian itu terlihat sangat lucu.

"Kebesaran bi"

"Gapapa, lucu" bian sedikit mencubit pipi elara karna merasa gemas dengan gadis di depannya ini.

"Sakit dodol" gerutu elara sambil mengelus pipinya karena terasa sedikit sakit.

"Yaudah yuk pulang" ajak bian

Ditengah perjalan mereka melewati sekolahan mereka waktu SD dulu, ya mereka satu sekolah mulai dari SD, elara jadi teringat dulu ketika mereka main hujan hujanan saat pulang sekolah.

Flasback on

"Mandi hujan aja yuk" ajak bocah laki laki pada anak perempuan yang ada di sebelah nya.

"Tapi el takut di marahin sama bunda"

"Kalo kamu nunggu hujannya berhenti, nanti kamu sendirian loh di sini, yang lain kan udah pada pulang, kamu mau sendirian disini terus di gigit hantu?" gumam bocah laki laki tersebut menakut-nakuti.

"Ih serem juga ya bi, yaudah deh yuk ara mau pulang aja"

Kedua anak kecil laki laki dan perempuan itu terlihat sangat bergembira meloncat-loncat di bawah rintik nya hujan yang deras, seragam merah putih yang mereka kenakan sudah basah kuyup terkena air hujan yang turun, begitupun juga dengan tas dan juga sepatu mereka.

Flashback off

3 Januari 2024

Akhir Tak Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang