Cakra Axsel Erlangga
(Tuan Sempurna)Kata orang gua itu sempurna gua ganteng, pertemanan gua juga menarik dan lagi gua pinter, bukan dalam hal belajar saja, tapi semuanya
Semua gua bisa lakuin
Itu yang semua orang tahu dan yang orangtuanya inginkan
Sejak kecil Cakra terus dituntut sempurna oleh orangtuanya, dia harus bisa segalanya dia harus bisa menjadi yang terbaik dari yang terbaik
Kalau orang lain dapat nilai 100 maka dia harus 101
Kegagalan tidak boleh ada dalam hidupnya! Ketika kegagalan itu dia dapatkan maka orangtuanya akan menghukumnya
Sulit bukan?
Tentu saja! Cakra juga manusia biasa, dia bukan tuhan yang bisa sempurna, dia juga pernah mengalami kegagalan
Bukan salahnya jika dia gagal, karena itu manusiawi itu yang Mahesa katakan
Ngomong-ngomong soal Mahesa, Cakra mengelanya pada saat SMA tentu saja itu bersama kelima temannya yang lain
Teman-temanya itu pengganggu! Itu kesan pertama yang Cakra rasakan kepada mereka
Meraka itu berisik, suka menyontek dan suka sekali bolos berbeda sekali dengan Cakra yang notabennya cuek, pinter dan rajin
Awalnya Cakra merasa terganggu sama kehadiran mereka, sampai pada akhirnya Cakra tau mereka bukanlah sekelompok orang pembuat onar
Tapi....
Mereka adalah sekelompok anak remaja yang sedang mencari jati dirinya, mencari kebahagiaan dengan melakukan hal-hal menyenangkan
Pada akhirnya Cakra melakukan semua itu bersama mereka, bersama keenam temannya Mahesa si paling dewasa, Rehan si pemarah, Jeffry si paling berotot tapi hatinya lembut kayak hello kitty, Jiyyad si paling baik, terakhir Jihan si bocah lugu yang sering dikibulin
Walaupun begitu Cakra tau mereka saling menyayangi satu sama lain
"Cak bisa ngga lu berhenti dulu belajar" Cakra tahu Jiyyad cuman khawatir sama dia tapi mau bagaimana lagi
"Gua ngga bisa, minggu depan ada ulangan IPA"
"Itu masih minggu depan Cakro" emang ni anak demenya ganti nama orang
"Eh Juned nama gua Cakra bukan Cakro"
"Nama gua juga bukan Juned my name is Haikal, H A I K A L" Haikal mengeja disetiap huruf yang ada pada namanya
"Lucu lu begitu" Rehan menatap Haikal kesal
"Kagak ya" tidak ada yang perduli dengan apa yang Haikal katakan
"Mahesa kemana?* Pertanyaan yang keluar dari mulut Jihan yang baru saja datang dengan semangkuk mie ditangannya
"Dia wattsapp gua katanya mau nyusul"
"Kemana dulu?" Jihan bertanya kayak orang nggak ngerti
Positif aja
Mungkin ya gitu disuruh ngerjain tugas adiknya kalau nggak dimintai tolong kakanya atau mungkin disuruh mamanya
"Gataulah, mungkin kayak biasa" Jeffry menjawab pertanyaan yang Jihan berikan
"Gua siapin makan dulu kali ya biar enak juga" semua yang ada disana mengiyakan perkataan Jiyyad
Bukan mereka manfaatin Jiyyad tapi emang itu real kemauan Jiyyad sendiri, Jiyyad itu suka masak apalagi kalau masakkanya itu disukai teman-temanya
Tbc💚
Untuk beberapa chapter kedepan
Aku mau bikin latar belakang mereka duluIntinya jangan lupa tinggalin jejak
Chapter 2
Aku bikin versi Mahesa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories
Teen Fiction"Beban laki-laki itu berat dan nggak akan pernah habis, lelaki memang tidak merasakan sakitnya melahirkan tapi dibalik itu ada ribuan beban dipundaknya". "Laki-laki itu cenderung sering menyembunyikan apa yang dia rasakan, akibatnya beban itu terus...