Jeffry Febrian Putra
(Kakak terbaik)Menurut Jeffry jadi anak pertama itu harus kuat
Dia tidak boleh menunjukan kelemahannya dihadapan siapapun terutama adiknya dia harus menguatkan hatinya agar terlihat baik-baik saja
Mungkin jika sosok orang tua ada disampinya beban yang dia rasakan akan berkurang walaupun tidak banyak
Dia hanya memiliki ayah dan adik dalam hidupnya
Ibunya meninggal saat melahirkan sang adik sedangkan sang ayah berada jauh di Tokyo
Memiliki keluarga baru disana, Jeffry yakin sang ayah tidak melupakannya
Buktinya ayahnya selalu memberi uang bulanan untuk dia dan adiknya
Tapi itu tentu saja tidak cukup
Seorang anak berusia 18 tahun harus membesarkan adiknya sedangkan orang lain bisa bermain bersama teman-temanya
Jeffry iri? Tentu saja
Pernah sekali Jeffry merasa sangat kesal kepada takdirnya
Katakanlah dia tega meninggalkan adiknya yang berusia 6 tahun sendirian dirumah, bukan salah adiknya jika Jeffry seperti itu
Adiknya masih kecil dia tidak tahu apa-apa
Angge adiknya ditinggalkan oleh Jeffry seorang diri dirumah sedangkan Jeffry sendiri pergi untuk bermain bersama temanya
Walaupun pada akhirnya dia terus mengkhawatirkan adiknya, selain itu teman-temanya juga memarahinya karena meninggalkan angge yang masih kecil seorang diri dirumah
Beruntung adiknya itu tidak apa-apa
Sejak saat itu Jeffry tidak ingin lagi meninggalkan adiknya
Toh teman-temanya juga tidak keberatan dengan kehadiran adiknya Jeffry
Terlebih lagi mereka juga menyayangi angge seperti adiknya sendiri
"Angge ngga dijemput jeff?" Jiyyad mengingatkan barang kali Jeffry lupa
"Dia udah nggak mau dijemput sekarang"
"Kenapa tuh?" Haikal yang duduk disebelah Jeffry bertanya
"Gatau katanya udah gede, udah 7 tahun jadi nggak usah dijemput" curhat Jeffry
"Mungkin dia bareng temen-temen sekolahnya" Cakra menjeda ucapanya "Toh sekolahnya sama rumah lu juga deket kan" Jeffry menganggukkan kepalanya mengiyakan
"Udah gede aja ya sekarang Angge" Celetuk Jihan
"Iya deng ngga kerasa perasaan pas dulu gua ketemu Jeffry angge umurnya masih kecil" Itu Mahesa ikutan ngomong
Ini mereka jadi bolos ketempat karoke yang tadi direncanain
"Gua inget banget pas dia ninggalin Angge" semua yang ada disana tertawa saat mengingat kejadian hari itu
"Dia yang ninggalin, dia juga yang panik"
"Itu gua lagi khilaf" Jeffry menanggapi apa yang Haikal katakan
"Eh lu semua kalau mikirin keadaan dirumah suka kayak berfikir buat mati aja nggak" semua yang ada disana terkejut dengan apa yang Rehan katakan
"Gua sendiri kadang juga ya gitu, ngeluh aja sama hidup, gua suka marah sambil ngomong ini kok hidup nggak adil banget ya"
"Nyalahin tuhan lu?" Pertanyaan Cakra membuat Mahesa menggelengkan kepalanya
"Bukan marah sama tuhan tapi lebih ke nggak suka aja sama takdir yang gua alamin" Mahesa membenarkan apa yang dikatakan
"Kalau lu pada udah punya keluarga nih ya, lu pengennya kaya gimana?" Itu Jiyyad yang tanya
"Kalau gua udah berkeluarga, gua pengen anak gua nanti jangan sampe ngerasain apa yang gua rasain" Haikal menjeda ucapanya "Kalau dia nekat bunuh diri kan berabe" Semua yang ada disana kembali tertawa dengan apa yang Haikal katakan
"Kalau gua pengenya bisa selalu ada buat anak gua, gua pengen anak gua bisa ngelakuin apa yang mereka inginkan"
"Kalau mereka mabok boleh tuh" Rehan memotong apa yang Jeffry katakan sedangkan yang lainya cuman bisa kembali tertawa
"Kalau umurnya udah legal boleh"
"Hs boleh?"
"Hs nya sama anak lu mau?" Jeffry membalikan pertanyaan Jiyyad
"Plot twis yang tekdung anak Haikal" mereka kembali tertawa dengan apa yang Rehan katakan
Tbc💚
Sejauh ini cerita siapa yang paling kalian suka?Bolehlah Vote + Komen nya
Biar rame juga cerita aku
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories
Teen Fiction"Beban laki-laki itu berat dan nggak akan pernah habis, lelaki memang tidak merasakan sakitnya melahirkan tapi dibalik itu ada ribuan beban dipundaknya". "Laki-laki itu cenderung sering menyembunyikan apa yang dia rasakan, akibatnya beban itu terus...