Chapter 14

166 44 6
                                    

(Setelah kepergian mu)

Hari ini satu bulan tepatnya setelah kejadian hari itu, hari dimana mereka mengalami mimpi yang paling buruk dalam hidup

Kepergian Jihan tidak mudah mereka terima, tapi mereka juga sadar berlarut-larut dalam kesedihan bukanlah hal yang baik

Mereka juga tahu kalau Jihan tidak menginginkan mereka sedih, maka dari itu mereka semua mulai menjalani hidup seperti biasa

Bukan berarti mereka melupakan Jihan

Jihan selalu ada dalam hati mereka

Soal Jiyyad mereka semua sudah tahu, tidak ada yang marah, hanya saja Jiyyad banyak diomeli oleh teman-temannya

Ya, neneknya juga ikut andil dalam mengomeli Jiyyad

Teman-temanya semakin posesif terhadapnya, tidak boleh begini, tidak boleh begitu, harus makan ini, jangan makan itu

Apakah Jiyyad senang? Tentu.

Siapa yang tidak senang orang-orang memperhatikannya disaat-saat terakhirnya

"Jiyyad udah gua bilang lu gaboleh masak" Jiyyad menatap Cakra kesal

Soal Cakra dia udah nggak terlalu banyak belajar, tapi tetap saja kepintaran dia tidak berkurang

"Gua cuman masak nasi goreng, gua laper" Jiyyad membela diri

"Sini gua yang masakin" itu Haikal yang juga ada didapur buat ngambil minum

Kalau Haikal dia tetep sama gada yang berubah

"Kagak, kagak masakan lu selalu asin" Jiyyad nggak bohong, memang apapun yang Haikal masak itu selalu asin

Pernah sekali Haikal membuatkan kopi untuk mereka semua dan ya kopi itu asin bukan manis, bukan gula yang dia masukin tapi Garam

"Masak doang kagak bakal bikin cape, santai aja" Jiyyad meneruskan kegiatan memasaknya dengan dipantau oleh Cakra dan Haikal

"Lu berdua mau?" Haikal dan Cakra mengangguk dengan tawaran Jiyyad

Tidak membutuhkan waktu lama sampai nasi goreng yang Jiyyad masak jadi, bukan 3 tapi 7 piring nasi goreng sudah berada diatas meja

"Coba panggil yang lain"

Mendengar apa yang Cakra katakan, Haikal segera berlari untuk memanggil teman-temanya yang lain

"Kakak" itu angge yang lari sembari memeluk Jiyyad

"Ini kakak yang masak?" Jiyyad menanggukkan kepalanya

"Wah enaknya" puji angge padahal dia belum mencicipi makanan yang Jiyyad buat

"Jiyyad lu lupa" suara Mahesa melunturkan senyum diwajah Jiyyad

Untuk Mahesa dia yang paling posesif diantara yang lain, dia juga yang paling memperhatikan mereka semua terutama Jiyyad

"Gua cuman takut nggak akan bisa masak buat kalian lagi jad-"

"Ngomong lu sekali lagi" Rehan memotong apa yang akan Jiyyad katakan

Rehan masih suka marah-marah, apalagi kalau menyangkut tentang kesehatan Jiyyad, dan juga kalau ada yang nyakitin salah satu diantara mereka maka dia akan marah

Dia juga pernah memukul satu guru disekolah karena menghukum Jeffry yang telat datang kesekolah

Lucu bukan?

"Plisss cuman masak doang kok, boleh ya"

"Boleh" semua yang ada disana menatap Jeffry kesal "tapi kalau lu sembuh" lanjutnya berucap cepat karena tidak nyaman ditatap teman-temanya

Jeffry juga masih sama, nggak ada yang berubah, hanya mungkin rumah Jeffry saja yang berubah

Sekarang dirumah Jeffry terpasang foto Jihan yang yang sangat besar, katanya biar kita kalau kumpul ngerasa Jihan juga ada disisi mereka

"Besok lu harus kontrol kan ya" Jiyyad menanggukkan kepalanya dengan apa yang Mahesa bicarakan

"Gua ikut boleh ya" Jiyyad kembali mengangguk

"Gua juga"

"Kakak mau bolos lagi?" Pertanyaan angge membuat semua yang ada disana terkekeh

"Bukan bolos tapi nggak masuk sekolah" Haikal mendoyor kepala Jeffry

"Sama aja bego"





























Tbc💚

Aku mau ngingetin lagiBuat kalian vote + komen cerita aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mau ngingetin lagi
Buat kalian vote + komen cerita aku

The Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang