(Setelah kepergian mu)
Hari ini satu bulan tepatnya setelah kejadian hari itu, hari dimana mereka mengalami mimpi yang paling buruk dalam hidup
Kepergian Jihan tidak mudah mereka terima, tapi mereka juga sadar berlarut-larut dalam kesedihan bukanlah hal yang baik
Mereka juga tahu kalau Jihan tidak menginginkan mereka sedih, maka dari itu mereka semua mulai menjalani hidup seperti biasa
Bukan berarti mereka melupakan Jihan
Jihan selalu ada dalam hati mereka
Soal Jiyyad mereka semua sudah tahu, tidak ada yang marah, hanya saja Jiyyad banyak diomeli oleh teman-temannya
Ya, neneknya juga ikut andil dalam mengomeli Jiyyad
Teman-temanya semakin posesif terhadapnya, tidak boleh begini, tidak boleh begitu, harus makan ini, jangan makan itu
Apakah Jiyyad senang? Tentu.
Siapa yang tidak senang orang-orang memperhatikannya disaat-saat terakhirnya
"Jiyyad udah gua bilang lu gaboleh masak" Jiyyad menatap Cakra kesal
Soal Cakra dia udah nggak terlalu banyak belajar, tapi tetap saja kepintaran dia tidak berkurang
"Gua cuman masak nasi goreng, gua laper" Jiyyad membela diri
"Sini gua yang masakin" itu Haikal yang juga ada didapur buat ngambil minum
Kalau Haikal dia tetep sama gada yang berubah
"Kagak, kagak masakan lu selalu asin" Jiyyad nggak bohong, memang apapun yang Haikal masak itu selalu asin
Pernah sekali Haikal membuatkan kopi untuk mereka semua dan ya kopi itu asin bukan manis, bukan gula yang dia masukin tapi Garam
"Masak doang kagak bakal bikin cape, santai aja" Jiyyad meneruskan kegiatan memasaknya dengan dipantau oleh Cakra dan Haikal
"Lu berdua mau?" Haikal dan Cakra mengangguk dengan tawaran Jiyyad
Tidak membutuhkan waktu lama sampai nasi goreng yang Jiyyad masak jadi, bukan 3 tapi 7 piring nasi goreng sudah berada diatas meja
"Coba panggil yang lain"
Mendengar apa yang Cakra katakan, Haikal segera berlari untuk memanggil teman-temanya yang lain
"Kakak" itu angge yang lari sembari memeluk Jiyyad
"Ini kakak yang masak?" Jiyyad menanggukkan kepalanya
"Wah enaknya" puji angge padahal dia belum mencicipi makanan yang Jiyyad buat
"Jiyyad lu lupa" suara Mahesa melunturkan senyum diwajah Jiyyad
Untuk Mahesa dia yang paling posesif diantara yang lain, dia juga yang paling memperhatikan mereka semua terutama Jiyyad
"Gua cuman takut nggak akan bisa masak buat kalian lagi jad-"
"Ngomong lu sekali lagi" Rehan memotong apa yang akan Jiyyad katakan
Rehan masih suka marah-marah, apalagi kalau menyangkut tentang kesehatan Jiyyad, dan juga kalau ada yang nyakitin salah satu diantara mereka maka dia akan marah
Dia juga pernah memukul satu guru disekolah karena menghukum Jeffry yang telat datang kesekolah
Lucu bukan?
"Plisss cuman masak doang kok, boleh ya"
"Boleh" semua yang ada disana menatap Jeffry kesal "tapi kalau lu sembuh" lanjutnya berucap cepat karena tidak nyaman ditatap teman-temanya
Jeffry juga masih sama, nggak ada yang berubah, hanya mungkin rumah Jeffry saja yang berubah
Sekarang dirumah Jeffry terpasang foto Jihan yang yang sangat besar, katanya biar kita kalau kumpul ngerasa Jihan juga ada disisi mereka
"Besok lu harus kontrol kan ya" Jiyyad menanggukkan kepalanya dengan apa yang Mahesa bicarakan
"Gua ikut boleh ya" Jiyyad kembali mengangguk
"Gua juga"
"Kakak mau bolos lagi?" Pertanyaan angge membuat semua yang ada disana terkekeh
"Bukan bolos tapi nggak masuk sekolah" Haikal mendoyor kepala Jeffry
"Sama aja bego"
Tbc💚
Aku mau ngingetin lagi
Buat kalian vote + komen cerita aku
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories
Teen Fiction"Beban laki-laki itu berat dan nggak akan pernah habis, lelaki memang tidak merasakan sakitnya melahirkan tapi dibalik itu ada ribuan beban dipundaknya". "Laki-laki itu cenderung sering menyembunyikan apa yang dia rasakan, akibatnya beban itu terus...